13

4.6K 460 16
                                    

"Hon..."

Jennie terbangun dari tidurnya dan mendapati Lisa yang sedang duduk di meja belajar dengan banyak buku tersebar di depannya. Mata Jennie menyipit untuk menyesuaikan pandangannya. Pukul 3 dini hari, masih terlalu pagi untuk bangun.

"Kembalilah tidur" kata Lisa tanpa mengalihkan pandangannya dari buku. Tangannya sibuk bergerak menuliskan rumus-rumus di buku catatannya.

Jennie menggeleng. Ia justru mendekati Lisa dan menyingkirkan tangan Lisa agar ia bisa masuk, kemudian duduk di pangkuan gadis jangkung itu. Posisi mereka saling berhadapan, sehingga Jennie bisa menenggelamkan wajahnya di ceruk leher sang kekasih.

"Kau ingin makan? Aku akan menyiapkannya. Kau belum makan sejak kemarin siang, hon" tawar Jennie.

"Aniya, aku belum lapar. Lebih baik kau kembali tidur" tangan Lisa yang bebas terangkat untuk mengusap punggung Jennie agar kekasihnya kembali tertidur.

"Ini bahkan masih sangat gelap, hon. Kau harus tidur. Kenapa justru belajar?" Jennie merasa heran, karena kekasihnya justru sibuk mengerjakan soal se-pagi ini dibanding tidur.

"Akan ada seleksi untuk olimpiade Fisika. Aku harus belajar ekstra agar lolos" balas Lisa

"Kau tidak perlu sampai seperti ini, hon. Kau murid terpintar di GIHS. Aku yakin kau pasti lolos"

"Ada D.O jika kau lupa"

"Dia bahkan sudah mati" ceplos Jennie tanpa rasa bersalah.

Usapan di punggung Jennie seketika terhenti. Lisa bahkan mendorong tubuh kecil Jennie agar mereka bisa saling menatap satu sama lain.

"Apa maksudmu?" Lisa tidak mengerti dengan maksud dari ucapan Jennie.

"Saat kita pulang kemarin, ada tragedi. D.O jatuh dari atap dan semua orang berpikir dia sengaja melompat untuk mengakhiri hidupnya. Dia sudah mati sekarang" ungkap Jennie.

"D.O? Mengakhiri hidupnya?" Lisa merasa ragu akan kebenaran tersebut.

Jennie mengangguk, "Mungkin dia tertekan karena selalu kita tindas? Biarlah. Hama sepertinya pantas berakhir seperti itu"

Lisa terdiam sejenak. Bukan. Bukan karena dia merasa bersalah akan kematian D.O, tapi Lisa merasa janggal. Dia tahu, bahwa D.O bukanlah orang yang bermental lemah. Dan apa yang mereka lakukan selama ini kepada D.O, itu tidak ada apa-apanya untuk laki-laki itu. D.O tidak mungkin mengakhiri hidupnya hanya karena menjadi bulan-bulanan Lisa dan Jennie dkk. Lisa yakin itu.

"Hon..."

Lamunan Lisa seketika buyar saat Jennie memanggilnya.

"Wae?"

"Ayo tidur. Kau tidak mengantuk?" rengek Jennie.

"Diam dan tidurlah! Aku sedang belajar" tegas Lisa.

Jennie mengerucutkan bibirnya, namun tubuh kecilnya semakin meringsek ke dalam pelukan Lisa. Gadis jangkung itu dengan telaten mengusap punggung Jennie agar gadisnya kembali tertidur lelap, sementara tangannya yang bebas terus bergerak di atas kertas.

Lisa harus belajar lebih ekstra dibanding biasanya. Akan ada seleksi olimpiade Sains tingkat nasional yang harus ia ikuti minggu depan. Ia tidak boleh gagal. Kali ini, Lisa harus berhasil mendapatkan keinginannya.

Suara dengkuran halus mulai terdengar. Pertanda bahwa Jennie sudah kembali tertidur lelap di pangkuan Lisa. Ia tidak berniat untuk memindahkan Jennie ke atas ranjang. Lisa membiarkan Jennie untuk tetap berada di pangkuannya, sembari Lisa melanjutkan aktivitas belajarnya.

Beberapa kali Lisa tampak mengucek matanya. Sejujurnya, ia sangat mengantuk, matanya bahkan sampai memerah dan berair, namun Lisa mencoba untuk tetap terjaga. Masih banyak soal seleksi olimpiade yang belum ia selesaikan.







Villain [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang