24

3.8K 397 18
                                    

Suara derap langkah kaki terdengar memasuki ruangan Jo In Sung yang masih terpasang garis polisi. Tidak ada siapapun di sana, bahkan ruangannya cukup gelap karena minim penerangan. Tidak ada yang berani masuk untuk sekedar menghidupkan lampu, kecuali seseorang berseragam SMA dengan sarung tangan di kedua tangannya. Ia mendekati meja Jo In Sung, kemudian membuka lacinya. Ia ingat betul, saat Jo In Sung sekarat dan laki-laki itu mencoba memberitahu sesuatu padanya dengan menunjuk laci ini.

Lisa meneliti barang-barang di dalam laci itu. Tidak terlalu banyak barang, hanya beberapa berkas, juga sebuah flashdisk dan kain kecil berwarna biru dongker. Ia segera meraih kedua benda yang paling menarik perhatiannya tersebut. Terutama sapu tangan di dalam laci Jo In Sung. Semerbak harum yang familiar langsung memasuki indera penciuman Lisa. Ia sangat tahu siapa pemilik parfum ini. Lisa mendekatkan kain itu ke hidungnya untuk semakin meyakinkan dugaannya. Baunya sudah nyaris hilang karena terlalu lama, bahkan sapu tangan itu tampak kotor. Tapi, aromanya masih bisa dikenali.

Perhatian Lisa berganti pada flashdisk kecil di tangannya. Ia segera menyalakan komputer di ruangan Jo In Sung, kemudian menancapkan flasdisk-nya untuk mengetahui apa isinya. Dahi Lisa mengernyit kala menemukan satu-satunya folder yang mengisi flashdisk tersebut. Ia segera menekannya dan sebuah video rekaman CCTV terputar.

"Jennie?" Lisa bingung saat melihat keberadaan Jennie di atas rooftop, namun sedetik kemudian ia teringat saat Jennie tiba-tiba memeluknya saat dirinya akan terjatuh. Sepertinya, gadis itu menyusul Lisa ke rooftop, namun tidak berhasil menemukannya dan justru bertemu dengan Lisa saat di tangga.

Lisa tidak terlalu ambil pusing. Ia justru berpikir, mengapa Jo In Sung mencoba memberitahunya tentang ini? Parfum pada sapu tangan itu, jelas sekali mirip dengan parfum yang seringkali Jennie kenakan. Lalu, video tentang kemunculan Jennie yang tiba-tiba berada di rooftop. Apa yang coba Jo In Sung katakan padanya?

Tubuh Lisa seketika menegang dengan kedua mata membulat sempurna. Kata-kata terakhir dari Jo In Sung, seketika terngiang kembali di dalam otaknya.

"P-p-parfum. Pe-laku"

Lisa menggeleng kuat, "Tidak, itu tidak mungkin! Jo In Sung pasti salah"

Lisa mencoba menyangkal kesimpulan yang ia buat sendiri di dalam otaknya. Lagipula, kedua hal itu tidak bisa menjadi bukti bahwa Jennie adalah pelakunya selama ini. Bisa saja Jo In Sung mengarang hanya untuk membuat hubungannya dan Jennie rusak. Tidak. Lisa tidak akan percaya begitu saja dengan semua ini. Ia harus mencari bukti lain untuk menguatkan dugaannya. Ia buru-buru mencabut flashdisk tersebut dan mematikan komputer milik Jo In Sung. Tak lupa, ia membawa sapu tangan itu bersamanya dan segera keluar dari ruangan Jo In Sung.









***

Jennie, Irene, Rosè dan Joy tengah berada di kantin sekarang. Tidak ada yang mereka lakukan selain duduk, sembari menikmati jus buah di depan mereka. Sudah lama mereka tidak membully siswa-siswi di sini, terutuma usai video mereka viral ke publik, ditambah dengan kasus kematian yang terjadi akhir-akhir ini. Membuat mereka berempat malas untuk mencari masalah. Apalagi, para inti The Bruiser juga sangat jarang bersama mereka karena terlalu sibuk dengan kasus penyelidikan, membuat keempat gadis itu semakin malas untuk melakukan banyak hal.

"Aku bosan" keluh Rosè seraya menyandarkan kepalanya di atas meja kantin dengan malas.

Jennie mengangguk setuju, "Kegiatan kita terlalu monoton. Hanya begini-begini saja"

Mengingat, mereka hanya pergi ke sekolah layaknya murid lain. Datang, lalu mengikuti pembelajaran, kemudian menghabiskan jam istirahat di kantin dan pulang. Tidak ada hal yang menyenangkan yang bisa mereka lakukan dan semuanya terasa begitu membosankan.

Villain [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang