a yellow submarine

3.3K 33 0
                                    

"Wah, congratulations ya Mar. Akhirnya sobat gue satu ini nikah juga."

"Hahaha, thank you Dim. Lo kapan nyusul nih?"

"Yaelah Mar, si Dimas calonnya aja masih belom keliatan hilalnya."

"Nyaut aja lo Rob."

"Hahaha." Tawa mereka berdua.

Tapi yang dikatakan Robby ada benarnya. Umurku kini sudah menginjak 25 tahun, saat teman-temanku sudah mulai berkeluarga, aku disini masih saja menyendiri. Jangankan pacar, saat ini aku sedang tidak dekat dengan satu wanita pun. Kalau kata teman-temanku, aku terlalu fokus dengan pekerjaan ku. Mereka tidak salah sih, saat ini di kepalaku hanya ada pekerjaan, pekerjaan dan pekerjaan. Wajar saja di umurku yang masih 25 aku sudah menduduki jabatan yang cukup tinggi di salah satu perusahaan multinasional yang berada di bidang IT.

Kini aku sedang duduk bersama teman-teman SMA ku, karena hari ini merupakan resepsi pernikahan salah satu temanku yaitu Damar. Kebanyakan dari mereka membawa pasangan entah istri atau pacar, bahkan ada yang sudah menggendong anak. Ah, sepertinya untuk saat ini aku sedikit iri melihat mereka.

"Sendiri aja Dim?" Tanya Ashel, salah satu teman SMA ku.

"Iya nih, lo sendiri juga?"

"Iya, cowok gue gak bisa dateng. Katanya ada acara keluarga juga."

Aku berkeliling untuk bertemu dengan beberapa teman lama ku. Langkahku terhenti di depan panggung untuk band yang sedang memainkan "Anything You Want" dari Reality Club. Aku sangat menyukai lagu ini. Salah satu impianku adalah ketika aku menikah nanti, lagu ini harus dimainkan.

"Baik, barangkali ada dari hadirin yang menyumbang lagu. Dipersilahkan untuk kesini, kita bisa mainin lagu apa aja kok. Siapa tau ada yang mau bawa lagu JKT48 juga kita bisa." Canda si vokalis.

"Ayo guys! Tadi katanya mau nyanyi rapsodi!"

"Ih, lo kali yang pengen La."

"Iya, kan lo tadi yang ngebet pengen bawain rapsodi La."

"Gue pukul ya lo Niel, ayo guys kapan lagi kita nyanyi di nikahan gini."

"Gak La gua gak mau!"
"Ayo sini maju Lulu!"

"Janken aja deh, yang kalah nyanyi sendiri!"

Telingaku menangkap percakapan dari tiga orang wanita di sebelahku. Salah satu dari mereka sepertinya sangat ingin menyumbang lagu, namun kedua temannya sepertinya menolak ajakannya. Kulihat mereka sekarang sedang bermain batu-gunting-kertas untuk menentukan siapa yang akan maju untuk menyumbangkan suara mereka.

"HAHAHA, AYO LULU AZKIYA LO MAJU!"

"Niel please Niel gue gak mau!"

"Sorry Lu, yang namanya kesepakatan adalah kesepakatan. Hahaha."

Perempuan yang bernama Lulu itu pun naik ke atas panggung, tentunya dengan paksaan dari kedua temannya. Ketika dia naik ke atas panggung, pandangan ku terkunci kepadanya. Penampilan dan parasnya membuatku otakku melepaskan hormon dopamine yang membuatku bahagia ketika melihatnya. Apa mungkin ini yang disebut jatuh cinta pada pandangan pertama?

"Halo-halo, uhh… jadi aku disini mau bawain lagu dari mantan grupnya sang mempelai wanita, yaitu Rapsodi. Jadi selamat menikmati." Ucap Lulu.

"Selamat menikmati lo kira makanan Lu." Ucap salah satu temannya sejak tadi paling semangat membawakan lagu tersebut.

"Eh, diem ya lu Febriola."

Musik pun mulai mengalun. Oh, sepertinya aku tidak asing dengan lagu ini. Mungkin aku pernah mendengar lagu ini di kantor karena tadi dia bilang ini lagu dari JKT48. Banyak karyawan di kantorku adalah penggemar JKT48, jadi mungkin mereka pernah menyetel lagu ini di kantor.

BlåvingadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang