"Hebat ya, ojol sekarang naik CX-9."
Seketika keringat mulai membasahi tanganku, padahal kami sedang didalam mobil dengan AC yang begitu dingin. Bagaimana dia tahu? Apa dia sangat curiga kepadaku hingga dia menungguku di suatu tempat di parkiran ini? Aku berusaha mencari keberadaan mobil miliknya? Tidak ada.
"Hei, kamu kenapa Lu?" Tanya Dimas, ia mungkin melihatku begitu gusar sekarang.
"N-nggak Dim, nggak apa-apa?"
"Kamu kenapa kayak nyari sesuatu gitu? Ada yang ngikutin kamu?"
"Jalan aja sekarang!" Jawabku dengan nada sedikit tinggi. Ia terlihat agak kaget, namun ia mematuhi perintahku. Mobil ini dengan cepat meninggalkan basement dan menuju ke jalan raya. Aku sedikit takut ketika melewati lobby yang kulihat masih ada beberapa orang diam disana, sepertinya mereka menunggu para member pulang. Aku sedikit menundukkan kepalaku, bersembunyi di balik dashboard mobil.
Sepanjang perjalanan menuju ke tukang sate itu, kami hanya diam. Aku masih menatap layar ponselku, disana masih terbuka chat ku dengan Olla. Aku benar-benar tidak tahu harus membalas apa. Apa yang aku takutkan terjadi, aku harus dengan cepat menutup mulutnya agar kejadian barusan tidak menyebar kemana-mana.
"Bales aja."
Aku menoleh ke Dimas, ia tiba-tiba menyuruhku untuk membalas chat Olla.
"Bilang, 'rahasia ya La'." Tambahnya.
"Maksud kamu?"
"Iya bilang aja gitu, toh cuma Olla yang tau."
"Tapi kalau dia bocor ke yang lain gimana?"
"Lah, kamu kan temennya dia. Harusnya kamu tau dong, pernah nggak dia bocorin rahasia ke orang-orang?"
Benar juga, Olla adalah salah satu member yang tahu semua rahasia member lain. Hanya saja ia sangat pintar untuk menyembunyikannya. Salah satu contohnya adalah Kak Gita, dia sudah tahu sejak lama kalau Kak Gita memiliki pacar, hanya saja dia tahu kalau itu adalah sebuah rahasia yang menyangkut karir seseorang. Buktinya Kak Gita sempat menjabat sebagai Kapten selama 1 tahun, sebelum akhirnya dia memutuskan untuk lulus.
"Rahasia ya la."
"HAHAHA TUH KAN BENER!"
"Tenang aja Lulu, yang tau cuma gue sama Oniel kok."
"Oniel????"
"Iyalah"
"Kan dia ditunjukin langsung foto tunangan lo wkwkwk"
"Udah tenang aje aman kok"
"Tapi lain kali ati2 aja suruh cowo lu parkir di sonoan dikit"
"Tadi langsung keliatan soalnya"
"Terimakasih atas saranya mbak olla"
*You send a sticker.*
Huft, mood ku jadi sedikit berantakan malam ini. Sudah lelah latihan, ditambah hubunganku terbongkar. Walau aku juga memegang rahasia milik Olla, tapi aku tetap takut rahasia ku diketahui olehnya. Bagaimana kalau dia keceplosan soal kejadian ini pada orang-orang? Pikiran-pikiran yang sedang berada di otakku membuat aku tidak sadar kalau Dimas telah mengganti tujuan kami, seharusnya bukan ini jalan ke rumahku.
"Kok... kita pulang?"
"Kamu capek banget, nanti aku masak mie aja."
"Tapi kan kamu–"