TINGGG
Suara microwave membangunkanku dari tidur. Oh sial, aku ketiduran lagi di dapur. Ini merupakan kebiasaanku setiap pagi, ketiduran di meja dapur. Biasanya ibu selalu membangunkanku dengan cara menyipratkan air ke kepalaku. Atau ayahku yang lebih ekstrim, kepalaku dipukul-pukul dengan sendok atau garpu. Walau pukulannya pelan tetap saja mengagetkan. Mereka berdua sedang keluar kota untuk acara keluarga, kata ayahku sih membahas masa depanku. Karena itu keluar dari mulutnya aku sama sekali tidak percaya. Dia memiliki kebiasaan berbohong kepadaku, maksudnya berbohong ke arah bercanda, bukan yang berbohong negatif.
Aku melihat kalender yang terpajang di tembok dapur. Jum'at, 2 Mei. Aku mengingat-ingat apa kegiatanku hari ini. Pagi menjelang siang nanti harusnya ada weekly meeting dengan divisi lain. Semalam aku sudah menyiapkan data-data yang aku butuhkan. Oke aman. Selanjutnya apa ya? Aku mencoba mengingat-ingat lagi. Sepertinya ada yang penting hari ini, tapi apa ya?
TINGGG
OH IYA! Aku hari ini harus ke teater! Kalau tidak salah jam 3 sore ya? Artinya aku harus berangkat saat jam makan siang. Tapi hari ini adalah hari Jum'at, yang artinya aku ada weekly lunch bersama divisi lain juga. Ahh, aku akan izin untuk tidak mengikutinya khusus untuk minggu ini. Melihat Lulu secara langsung menurutku lebih penting daripada makan siang melihat wajah-wajah overworked para team leader divisi lain.
Klunting
Slack ku berbunyi, ada apa ini pagi-pagi Robby sudah mengirimkanku pesan? Dengan malas aku membuka ponselku untuk mengecek pesannya. Saat aku membaca pesannya, pupil mataku melebar dan lubang hidungku mengembang.
"Bos, jangan lupa ntar sore ada meeting sama tim jepang."
HAAAH! Sore ini?! Kenapa aku bisa lupa?! Padahal ini harusnya sudah masuk ke kalender meeting ku minggu ini?!
"Rob..."
"Hehe..."
"kenape."
"Bisa gantiin gue gak??"
"Plis banget gue lupa ada acara keluarga"
"Mulut lo enteng banget"
"Ini tim jepang maunya ketemu lo nyet"
"Iya tapi nenek gue juga mau ketemu gue rob"
"Nenek lo kan udah gaada"
"Maksudnya kakek gue rob"
"Udah pokoknya lo dateng ntar"
"Kaga ada alasan"
Arghhh, bagaimana caranya aku bisa menonton Lulu?! Oh tuhan, kalau engkau memang merestuiku untuk bersama Lulu, permudah jalanku untuk bertemu dengannya. Aku mohon, bikin tim jepang tiba-tiba diare atau apa gitu. Yang pasti meeting sore ini harus batal! Aku mengeluarkan mac and cheese instan yang tadi aku panaskan di microwave. Sambil makan, otakku memikirkan bagaimana cara aku bisa menghindari meeting ini. Apa aku bilang saja tiba-tiba kucingku meninggal? Ah, sudah pasti tidak mungkin. Aku tidak memiliki kucing dan Robby tahu itu. Oh! Apa aku akting kesurupan saja? Terlalu mengada-ada. Yang ada aku akan di chokeslam oleh Robby. Arghhh!! Kenapa sih aku bisa lupa soal meeting ini?!
—
"Oi Dim..."
"Dim!"
"Dimas Putra!!"