Bab 42

31 6 0
                                    

Aaden masih berada diluar. Ya allah teringat pula tadi. Sumpah aku tak ingat yang aku tengah berkembam , malunya ya allah.

" Haz , dah pukul 7 lebih ni. Pergi panggil Ayla turun makan. " Aaden hanya mengangguk perlahan.

Aaden naik ke atas dan mengetuk pintu sebelum masuk. Aku nampak dia masuk , aku duduk di atas kerusi yang menghadap cermin sambil menyikat rambut. Malu aku masih belum hilang. Dia datang menerpaku.

" Sayang " Panggilnya. Sayang , pertama kali aku dengar dia panggil sayang. Sebelum ni memang pernah tapi itu hanya atas tujuan untuk cemburukan Ukashah. Kalini , dia panggil dengan rela hati ?

Aku berpaling menghadapnya. " Maksu panggil turun makan. " Ajaknya. Dia berdiri di sebelahku. Aku mengangguk perlahan sebelum turut berdiri.

" Kita balik esok tau , malamni kita stay sini dulu " Kata Aaden sambil membelai rambutku. Best pula rasa. Aku terus terkejut. Hah ?

" Balik mana ? " Tanyaku blur. Dia ketawa.

" What so funny ? Aku menjulingkan bola mataku ke atas. Kelakar ke ? Dia menarik pinganggku sehingga aku rapat ke dadanya. Dadaku berdebar kuat.

" Balik rumah kita lah , takkan kita nak duduk sini sampai bila bila. " Dia mendekatkan mukanya kepadaku. Rumah kita ?

" Dari tadi dahi berkerut ni kenapa sayang hmm ? " Wajah kami terlalu dekat sehingga aku dapat merasakan deruan nafasnya.

" Rumah kita ? kita berdua ? I dengan you ? kita duduk berdua ke ? " Bersungguh aku bertanya. Aaden mengangguk sambil ketawa. Tak sekarang ni mamat ni kenapa dari tadi gelak gelak ?

" Iya sayang , rumah kita. Kita duduk dua. " Aku laju menggeleng. Aaden pula berkerut dahi. Lah ?

" Eee kenapa I nak kena duduk dengan you " Aku berkata dalam nada yang marah. Aaden mengangkat keningnya.
                        
                           " You lupa ke you ada suami sekarang ni ? " Tanya Aaden seoktah. Tangannya yang berada di pinggang ku sudah dijatuhkan. Malah , posisi kami mula dijarakkan. Dia marahke ? Aku hanya merenung wajahnya sambil mencebik.

" Tempat seorang isteri di mana ? " Tanya Aaden yang kini serious. Aku menelan air liur. Alamak ! dia dah serious. Tolongla ketawa balik , walaupun annoying aku lagi sanggup hadap ketawa dia daripada tengok dia serious macamni.

" Sisi suami. " Aku berkata perlahan sambil menundukkan kepala. " Then ? Who I am ? "

" My husband " Janganlah pandang macamtu. Takut pula aku. Garang lah !

" So ? Why you asking for those stupid question ? " Aaden mula menyinga. Rasa nak tercabut jantung aku. Janganlah macamni abe , sabor lah. Takut lah macamni !!!

" I'm sorry " Aku mengalah , meminta maaf kepadanya. Baru berapa jam jadi bini dia , tak akan dah derhaka. Kelihatan dia mengeluh dan kembali mendekatiku. Tangannya kembali dilingkarkan ke pinggangku.

" I'm not mad at you , sayang. " Dia senyum lalu menggeselkan hidungnya dengan hidungku. Comel pula rasa , eh eh.

" Dah , jom turun makan. " Dia melepaskan pinganggku lalu menyambar tanganku pula supaya ikut dia turun.

        Kami menuruni anak tangga menuju ke meja makan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kami menuruni anak tangga menuju ke meja makan. Sampai sahaja di meja makan , aku mengambil tempat di sebelah Aaden. Semua sudah berada disitu. Oh memang semua menanti kedatangan aku dengan Aaden ke ?

" Ewah , pengantin baru. Hmm , kuatnya bau nasi minyak. " Usik Hanna. Aku jeling dia. Aaden hanya senyum.

" Ayla , makan sayang. Tadi Ayla makan sikit je kan. Takut sakit pula perut tu. " Kata mummy. Aaden terus memandangku. " Really ? ambil nasi. Makan " Arah Aaden pula. Tegas nadanya.

" Elele , risaunya dia. " Hanna mengusik lagi. Tetapi kalini tangannya naik berkerja mencedok nasi. " My wife , dude. " Aaden memberikan pandangan tajam kepada Hanna. Jangan garang garang somiku !

Aku mula menelan setiap butir nasi. Sedapnya , Aaden masih memandang aku makan. Aik , diani taknak makan ke ?

" Ayla , layan lah suami kamu makan. " kata mummy. Oh , patutla dia tak makan makan.

" Oh mummy , maaf. Ayla masih tak biasa. " Aku terus mengambil pinggan untuk Aaden. " Tak apa maksu, baru nak berjinak " Kata Aaden pula. Maksu hanya ketawa.

Aku mencedok nasi ke dalam pinggan. " Enough ? " Tanyaku. Aaden hanya memandangku dan mengangguk. Eh , dia tak tengok pun aku letak banyak mana. Ah lantakla tak habis padan muka.

" You nak lauk mana ? " Tanya aku setelah siap mencedok nasi.

" Anything, just take it for me ? I don't care. " Katanya yang masih tidak melepaskan matanya dari memandangku. Laki kita ni angau sangat ke ? Aku bukannya tahu nak pilih lauk apa untuk dia lagipun ada banyak ni. Arh , tanya jela satu satu.

" Ayam goreng kunyit boleh ? " Dia hanya mengangguk.

" You nak udang ? " Dia masih memandangku tidak berkelip. Ya allah suami aku. " Boleh juga. "

" Ada ketam masak lemak , you makan ke. Nak tak ? " Angguk.

" Sayur campur ? " Angguk.

" Telur dadar ? " Angguk. " Em , boleh. " Katanya yang masih tidak melepaskan pandangannya terhadapku.

" Ada ayam berempah , nak ? " Angguk. Ya allah suami aku , serious la dia nak makan banyak macamni.

" Tomyam ke sup ? " Dia masih memandangku. " Tomyam " . Kelaz laki aku ni , buat pilihan tanpa perlu tengok. " Okay dah ". Aku terus meletakkan pinggan ke atas mejanya.

" Makanla " Kataku. Aaden masih angau. " Aaden ? " panggilku.

" Aaden "

" Aaden " panggilku sedikit kuat sehingga Aaden tersentak. Haa ?

" Makan " kataku. Dia hanya mengangguk dan senyum.

" Sayang " panggilnya. Aku melihat dia merenung nasi tu lama. " Kenapa ? " tanyaku.

" Lots of dishes " Katanya dengan mata yang membulat. " Aik , you yang nak kan ? " Dia memandangku sambil ternganga nganga.

Dia mengangguk ngangguk bamyak kali. " Okay tak ? " tanyaku lagi. " Risau pula tengok suami aku ni , macam kena sampuk.

                             " O-o-okay , okay. Makan sayang. " Dia berkata dengan gagap. Senyumnya kelihatan begitu tidak ikhlas. Kenapa diani ?

Semua yang berada disitu juga terkejut. Aaden ni gila , makan sampai macamni. Mereka semua hanya diam. Bukan aku je terkejut, diorang pun terkejut.

" Haz , nanti malam jumpa uncle kat pejabat mini uncle. Ada hal uncle nak bincang. " Kata Kamal bagi memecahkan kesunyiaan. Aaden hanya mengangguk perlahan.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Universe's PlansWhere stories live. Discover now