♥° Anak Siapa?

567 70 0
                                    

  ִֶָ 𓂃˖˳·˖ ִֶָ ⋆★⋆  ִֶָ˖·˳˖𓂃 ִֶָ

     "Diem duduk sini aja!, gw tinggal sebentar."

"What?, maksud lo apa?. Gw butuh jalan jalan buat cari kain sama inspirasi, woy!." protes Sella tak mau ketika dirinya tengah didudukan Jevano disalah satu kursi bagian pinggir ruangan.

Karena banyak nya waktu yang mereka buang saat drama gendong dan naik tangga tadi, jelas hal itu membuat mereka berdua melewatkan acara yang paling penting. Yaitu acara fashion show dari 10 designer paling ternama, dan Sella merasa sangat menyesal ketika telat melihat fashion show tersebut. Dan sekarang yang tersisa?, hanya pameran baju dan kain disetiap stand masing masing butik serta acara lelang. Dan apa tadi Jevano bilang?, diem duduk sini aja?, Jevano kira Sella disini tanpa tujuan yang jelas apa?!.

"Please Sell jangan drama lagi!, sekali aja turutin omongan gw. Liat tuh kaki, lutut sama mata kaki lo bengkak plus berdarah. Gw harus cari obat biar kaki lo sembuh." ucap Jevano panjang lebar, dengan menunjuk lutut serta mata kaki Sella yang memang terlihat berwarna ungu.

"Lutut gw kenapa?, kan udah ditutup sama sapu tangan. Jadi gw sekarang udah bisa ja- aduh aduh..!!." ringis Sella kesakitan diakhir, disaat dirinya memaksa untuk berjalan. Walau akhirnya kembali terduduk karena pergelangan kakinya yang terasa nyeri.

"Puas?, sekarang udah puas buat nunjukin kalau kaki lo emang nggak apa apa?!." tanya Jevano sarkastik, yang hanya bisa Sella balas dengan dengusan kalah.

Tersenyum menang, Jevano tau kalau ini kekanak - kanakan. Tapi entah kenapa ada rasa senang sendiri ketika ia menang dari anak kecil ini. "Jadi Tuan Putri, tolong duduk diam disini sebentar saja. Sang pangeran akan datang untuk mencarikan sepatu kaca yang amat sangat bagus." pamit Jevano menggelikan layaknya pangeran, yang jelas hal itu membuat Sella merinding geli.

"Gajelas...!!" dan setelah tertawa terbahak bahak melihat respon Sella yang jijik, Jevano akhirnya benar benar pergi meninggalkan Sella sendirian.

Kembali menghela nafasnya lelah, Sella lagi lagi hanya bisa meringis ketika mencoba menggerakan kakinya. Tak hanya kaki yang bengkak, tapi juga high heels nya pun patah!. "Oh shit, kenapa harus hari ini coba?!." maki Sella pelan, yang mulai lelah dan menyerah dengan ini semua. Kalau tau akan sesial ini, lebih baik dia tidak datang dan diam saja dirumah. Saking hancur nya rasanya Sella ingin menangis, kaki nya bengkak, sepatunya rusak, dan yang paling mengecewakan adalah dia ketinggalan acara utama yaitu fashion show!. Sekarang apalagi?, apa masih ada kesialan yang belum menghampiri Sella!.

Disaat Sella meratapi nasibnya yang malang, indra penglihatan nya dengan tiba tiba menangkap sesosok anak kecil yang terlihat berjalan sempoyongan. Sella awalnya hanya diam dan hanya berniat melihat anak kecil itu saja, tapi saat langkah anak kecil itu mulai goyah dan akan jatuh. Sella dengan cepat melepas sepatunya, dan berlari untuk menangkap tubuh kecil itu. Walau langkahnya pincang karena pergelangan kaki nya yang masih membengkak, beruntung kedua tangan Sella berhasil menangkap anak tadi.

"Mama?."

"Hah?."

❝ COUSIN BF'S ❞

Siapa tadi yang sok sok an tanya kesialan nya udah dateng semua apa belom?, Sella Sella!!. Dan sekarang coba tebak gimana keadaan Sella?, yapss... bener! Sella tiba tiba punya anak cowok yang entah datang darimana.

"Lo nemu ginian dimana coba, Sell?."

"Ya mana gw tau Jev, nih anak nggak mau lepas dari-"

"Mama huwa...!!!."

Sudah persis layaknya seorang ibu, anak kecil yang Sella temui hampir jatuh dan berhasil ia tangkap kini malah terus terus an memanggilnya mama. Tak hanya sebatas itu, anak mungil berambut pendek ini juga terus terus an minta digendong oleh Sella. Jevano yang baru datang jelas merasa sangat kaget melihat penampakan ini, apa Jevano melewatkan sesuatu?.

"Mama... Mama..." rengek anak kecil tadi, yang mencoba berusaha mendapatkan perhatian Sella. Hanya bisa menghela nafas sabar, Sella dengan telaten mulai mem-pukpuk pantat mungil tadi dan tersenyum.

"Dek, coba dengerin kakak. Kakak bukan mama kamu, sekarang pasti mama kamu yang asli lagi cariin kamu." ucap Sella selembut mungkin menjelaskan, yang sayang nya hanya direspon kekehan gemas dari anak tadi.

"Mama.. Mama.... Hehehe..."

"Gisella Eliana Candrakanti, apa yang lo harepin dari bocah yang lo yakin umurnya belom genap 5 tahun ini?." monolog Sella sendiri lelah, yang hanya bisa pasrah ketika anak tadi terus memeluk tubuhnya dengan erat.

Memandang sosok Sella yang kelelahan, Jevano sebenarnya iba dan ingin menggantikan untuk menggendong anak kecil tadi. Tapi seperti yang dikatakan diawal, anak laki laki ini terus menempel pada Sella dan tak mau dipisahkan seolah olah takut dirinya akan ditinggalkan lagi.

"Sell, sekarang gimana?. Tuh bayi mau lo apain?." tanya Jevano pelan yang faham kalau kepala Sella sekarang tengah pusing 7 keliling. Kembali menghela nafas, Sella hanya bisa mengangkat bahu tanda tak tahu.

"Gimana kalau kita bawa ke resepsionis aja?, mungkin orang tuanya lagi nyariin." usul Jevano masuk akal dan tentu disetujui dengan anggukan kepala oleh Sella.

Tapi baru saja ingin berdiri dari posisi duduknya, tubuh Sella kembali oleng hingga hampir jatuh. Beruntungnya Jevano dengan siap dan tanggap menahan tangan Sella agar tak benar benar jatuh. Mereka berdua lupa, kalau kaki Sella masih pincang dan sulit digunakan untuk berjalan. Dan karena melihat anak kecil yang tiba tiba datang tadi, Jevano juga dengan seketika melupakan apa tugas awalnya meninggalkan Sella tadi.

"Duduk lagi sebentar, gw tadi udah beli betadine, perban, kapas, sama minyak urut buat ngobatin kaki lo." dan tak seperti yang sebelum sebelumnya, kali ini Sella hanya diam dan menuruti perintah Jevano tanpa banyak membantah.

Sedikit berjongkok dihadapan Sella, Jevano terlebih dahulu melipat kemejanya sampai siku sebelum mengobati Sella. Pertama tama lutut Sella, setelah meneteskan beberapa betadin ke luka gadis tadi Jevano dengan lihai dan cekatan membalut luka Sella serapi mungkin dengan perban. Beres masalah lutut, kini tangan Jevano lebih turun alias tepat dibagian pergelangan kaki Sella.

"Sshh... pelan pelan Jev, bagian itu sakit banget." ringis Sella menahan sakit, ketika jari jari panjang Jevano mulai menekan kulit kakinya dengan kuat.

Hanya diam tanpa mendongak, Jevano hanya berdehem kecil sembari memelankan ritme pijatan nya. Bukan bermaksud bagaimana, Jevano tak mau mendongak karena bermaksud menghormati Sella. Jevano tau kalau pasti Sella menggunakan celana dobel sebagai lapisan pelindung didalam rok nya, tapi tetap saja Jevano tak mau melihat hal itu.

Dan setelah sesi pijat pijat itu berakhir, sekarang kaki Sella sudah lumayan bisa digerakan. "So, sekarang gimana?. Pulang?." tanya Jevano sekali lagi yang lagi lagi hanya bisa direspon anggukan pasrah oleh Sella. Toh Sella sudah ketinggalan banyak hal, mau apalagi Sella disini? buang buang energy?.

"Pulang aja, badan gw udah capek semua." dan begitu 2 anak adam dan hawa itu berakhir, mereka memutuskan untuk turun dan pulang. Dan tentunya dengan seorang bocah laki laki yang daritadi masih Sella gendong, rencananya Sella akan menitipkan anak ini dibagian resepsionis. Pasti orang tuanya tengah sibuk mencari, tak mungkin ada orang tua yang tega membuang anak selucu ini bukan?.

"Mama..."

"Dek, kakak bukan mama kamu."

"Mama..." hahh... sudahlah Sella lelah.

Sampainya dibagian resepsionis, kini gantian Sella yang merasa dilema. Padahal tadi dia sudah memantapkan hati untuk meninggalkan anak begitu saja lalu pergi pulang, tapi kenapa saat anak ini terus terus an menangis dengan memeluknya dia malah merasa tak tega?.

"Mama.. Mama...."

cousin bf's

cousin bf's
︶꒦꒷♡꒷꒦︶

Cousin BF'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang