♥° Rencana Gila

459 63 22
                                    

  ִֶָ 𓂃˖˳·˖ ִֶָ ⋆★⋆  ִֶָ˖·˳˖𓂃 ִֶָ

     "Besok, jam 12 siang di hotel Essen."

"Hah?" respon Karin spontan membuka mulut, yang tiba tiba saja disuguhkan kalimat berita atau perintah itu.

"Ck, besok jam 12 kamu blind date sama Yoshi di hotel Essen. Jangan telat!, first impression itu penting." ucap Airin mengulang yang akhirnya membuat Karin faham kemana arahnya pembicaraan ini.

Menghela nafasnya pendek, Karin sudah mengumpulkan keberanian untuk ia keluarkan hari ini. Untuk kedua kalinya Karin akan menolak keinginan atau lebih ke perintah dari Mommy nya. "Karin gamau dateng, dan Karin ga akan mau tunangan sama anak temen Mommy. Karin cinta Jevano, Mom. Karin nggak mau nikah selain sama Vano." tolak Karin lantang yang sama sekali tak ada keraguan dalam setiap kalimatnya.

Mendengar ucapan anaknya itu, wajah Airin seketika memerah dengan kedua tangan yang mengepal emosi. Tanpa banyak babibu lagi, Airin langsung saja mengangkat tangannya tinggi tinggi ke udara dan melayangkannya dengan keras dipipi Karin.

Plak!

"Kurang ajar!, kamu kira siapa yang selama ini besarin kamu sampai sebesar ini?. Mommy, Karin!. Mommy yang udah ngerawat kamu sampai sebesar ini, kenapa kamu selalu ngebantah omongan Mommy?!" diam, Karin sama sekali tak bereaksi apapun walau telah ditampar sekeras itu oleh Mommy nya. Tenanglah ini tak seberapa, Karin sudah sangat biasa menerimanya.

"Apa nggak cukup Mommy izinin kamu masuk modelling?, yang jelas hal itu akan ganggu kuliah bisnis kamu!" iya, ini adalah hal yang pertama kali Karin langgar. Ibunya menolak keras ia terjun kebidang kegemarannya yaitu menjadi model, tapi Karin tetap nekad menerobosnya walau ditengah tengah studi bisnisnya.

"Kamu tau jelas keluarga kita punya perusahaan besar dimana mana, Rin. Dan sebagai cucu tertua, kamu wajib mengurus semua hal itu. Jadi Mommy mohon turutin ucapan Mommy, berhenti jadi model dan menikahlah dengan Yoshi. Mommy pengen kamu sejahtera dengan memimpin perusahaan Candrakanti. Memang siapa lagi yang pantes buat nerima posisi-"

"Sella, Andy. Masih ada yang lain Mom!, jadi kenapa semuanya harus Karin?. KARIN CAPEK MOM!, KARIN MUAK!. KARIN UDAH NGGAK KUAT MENUHIN EKSPETASI MOMMY!. KARIN BUKAN BONEKA MOM!, KARIN MANUSIA!" ledak Karin keras yang akhirnya bisa ia keluarkan didepan Mommy nya untuk yang pertama kali. Karin benar benar tak sanggup untuk membalas semua ucapan egois dari ibunya ini. Karin sudah sangat lelah, kebahagian serta masa kecilnya sudah direnggut oleh Mommy nya. Dan untuk kali ini, Karin tak ingin jika kehidupan serta cinta nya lagi lagi akan direbut oleh ibu nya!.

PLAK!

Dan ya.. lagi lagi Airin dengan gelap mata menampar wajahnya anaknya dengan keras. Tak bisa membendung perasaanya lagi, kini kedua mata Karin sudah mengeluarkan air mata sederas derasnya. Memegangi sebelah pipi nya yang memerah dan perih, Karin hanya mendesis pelan dengan menatap tajam kearah ibunya. Tak ingin menerima tamparan untuk yang ketiga kalinya, Karin kembali menjerit keras lantas berlari keluar meninggalkan ibunya didalam kamar.

"AAAAAAAAAAAA......!!!!!! KARIN PENGEN MATI!!!!"

Awalnya Karin hanya sibuk menangis tanpa memperhatikan sekitarnya, tapi Karin seketika terkejut ketika merasakan sebuah pelukan yang hangat dari arah belakang.

"Sell-"

"Udah jangan banyak omong, gw tau rasanya pasti sesek." dan setelah mendengar ucapan datar dari adiknya itu, entah kenapa air mata Karin semakin keluar dengan deras. Bukan, bukan karena Karin sakit hati akan nada bicara Sella yang dingin, melainkan Karin merasa terharu karena masih ada orang yang mau memeluknya disaat seperti ini.

Cousin BF'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang