♥° Baby Alex

554 68 3
                                    

  ִֶָ 𓂃˖˳·˖ ִֶָ ⋆★⋆  ִֶָ˖·˳˖𓂃 ִֶָ

     Slurrppp....

"Ahh... enaknya minum teh disore hari kayak gini." desah Karin nikmat yang saat ini tengah menyeduh secangkir teh di balkon kamarnya.

Jangan aneh dengan rutinitas sosialita milik Karin ini, sebab tumbuh di lingkungan berkelas jelas membuat hidupnya layaknya princess di disney disney. Jadi kalau hanya untuk sekedar minum teh sambil baca majalah ini tentu sudah menjadi kebiasaan Karin.

Melirik hp nya sekilas, terhitung sudah hitungan kali Karin melirik benda pipih yang berada diatas meja itu. Bukan menanti uang kaget atau apa, yang daritadi Karin pikirkan hanyalah ayanknya. Ini sudah hampir malam, kenapa Jevano ataupun Sella tak ada yang menghubungi dirinya?. Padahal mereka pergi sudah dari siang tadi, apa mereka sesibuk itu sampai tak bisa mengabari Karin?.

Terlalu fokus akan layar hp nya yang masih terus terus an mati, Karin sampai tak sadar ketika adiknya Andy duduk didepannya secara tiba tiba. "Ngapain?, mau join minum teh sama kakak?."

Menggeleng kecil, Andy hanya mendengus mendengar tawaran sekaligus ejekan kakak nya tadi. Seperti kakak adik pada umumnya, jelas hubungan Andy dan Karin termasuk kedalam hubungan yang buruk dengan tanda kutip yang normal. Sang kakak yang sangat usil, serta adik yang selalu terbully. Jelas mereka berdua benar benar saudara kandung. "Kucuk kucukk... adek kecil kakak yang satu ini dingin banget sih sama kakaknya... Sini dong jadi pangeran kodoknya buat nemenin incess..." goda Karin dengan nada yang menyebalkan, dan hanya direspon tatapan datar oleh adiknya. Andy bingung, apa benar Karin ini kakak kandung nya? jangan jangan pas dulu kedua kakak nya lahir sempet ketuker dan yang seharusnya jadi kakak kandungnya itu Sella?.

"Dipanggil Mommy buat turun kebawah, katanya ada sesuatu yang penting dan perlu diomongin sama kakak." jawab Andy datar dan berlalu pergi begitu saja, untuk apa Andy harus capek capek menunggu apalagi mengantar kakaknya Karin sampai bawah?. Toh.. tugas yang diberikan ibunya sudah selesai.

Mendengar ucapan adiknya itu, raut wajah iseng Karin seketika berubah menjadi bengong. "Dijodohin kalik. Makanya tante Irene sampai maksa lo harus dateng." Siapa kira ucapan asal yang dilontarkan sepupunya Sella menjadi kenyataan?. Demi Tuhan rasanya Karin masih shock berat jika mengingat kejadian tadi siang, bisa bisa nya Mommy nya menjodohkan Karin dengan anak teman arisannya. Terlebih tanpa memberitahu sedikit pun pada pihak yang dibutuhkan alias Karin.

"Oh Shit, gw harus bisa ngeyakinin Mommy buat batalin perjodohan gila ini!." seru Karin merinding dengan terburu buru keluar kamar.

Nggak, nggak bisa!. Suami Karin dimasa depan harus Jevano!, nggak bisa diganggu gugat termasuk sama Mommy nya titik!.

❝cousin bf's ❞

"Mama, mama... balon!." menoleh dengan lesu, kepala Sella rasanya benar benar pusing mendengar semua celotehan anak kecil yang berada tepat disamping telinga nya ini. Rasanya Sella sedikit menyesal karena memilih untuk tetap membawanya sampai orang tua anak lelaki ini menghubungi. Awalnya Jevano sudah menyarankan untuk meninggalkan saja anak ini di resepsionis, tapi ketika melihat sang anak yang terus terusan merengek sambil mencengkeram ujung baju Sella. Entah kenapa hal itu secara tiba tiba membuat Sella tak tega dan lebih memilih membawanya. Apakah ini yang dinamakan naluri ibu setiap wanita?. Entahlah Sella pusing, cukup celotehan anak ini saja yang membuat Sella pusing. Selebihnya nanti nanti dulu.

"Mama.. balon, mama balon!."

"Sell?, mau gw gantiin gendong?." tawar Jevano perhatian yang nyatanya cukup peka terhadap rasa kelelahan Sella. Tapi sama seperti sebelum sebelumnya, bocah laki laki ini terusa terusan minta digendong Sella dan tidak ingin turun sama sekali. Bahkan berpindah gendongan ke Jevano saja tak sudi, lantas bagaimana nasib Sella sekarang?.

Cousin BF'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang