♥° Pameran

719 84 5
                                    

  ִֶָ 𓂃˖˳·˖ ִֶָ ⋆★⋆  ִֶָ˖·˳˖𓂃 ִֶָ

     Gisella Eliana Candrakanti, atau kerap dipanggil Sella ini merupakan seorang mahasiswa jurusan tata busana yang sekarang tengah menjalani semester awal. Karena memang tuntutan jurusan sekaligus latar belakang keluarga Candrakanti yang mendukung, tak aneh jika Sella sangat gemar menghadiri acara pameran busana dimanapun dan kapanpun. Dan seperti saat ini, Sella sudah mengalah untuk memesan mobil Grab dan membiarkan sepupunya Karin menggunakan Lexa. Memang sudah tak ada masalah, masalahnya sekarang hanyalah Jevano yang terus terus an memaksa mau mengantar.

Sebagai calon ipar yang baik dan laki laki yang gentle, Jevano berpikir kalau dia harus bertanggung jawab mengantar Sella. Sebab tadi pacarnya Karin meninggalkan pesan untuk menjaga sepupu manisnya dengan aman tanpa adanya goresan sampai kerumah. "Sella, jangan batu. Ayo gw anter, pameran nya di Jakarta pusat kan?." ajak Jevano lagi, yang kini sudah tanpa permisi menggandeng tangan Sella.

Menatap gandengan sepihak tadi dengan risih, Sella buru buru melepasnya dengan cara sehalus mungkin. Mau bagaimana pun Jevano masih tetap pacar dari sepupunya Karin. "Thanks buat tawaran nya, Jev. Tapi gw bisa sendiri, uang gw masih lebih dari cukup buat pesen Grab."

"Simpen aja uang lo, biar gw aja yang anter." ajak Jeno lagi, yang seolah masih gencar untuk mengantar Sella.

Menghembuskan nafas nya pelan, Sella lama lama tak habis pikir. Nggak sepupunya nggak pacarnya, nyatanya sama sama batu. Kenapa mereka sangat keras kepala akan kemauan nya sih?. "Jev, demi tuhan gw bisa sendiri. Lagipula lo pacar dari kakak sepupu gw, gw nggak enak sama Karin." ucap Sella yang kali ini melembut, mencoba membuat agar Jevano mau mengerti. Tapi masih teguh akan pendirian, Jevano jelas tak mendengar perkataan Sella tadi.

"Jangan ngawur, siapa yang ngajakin lo selingkuh?. Gw cuma nganter, nemenin, habis itu balikin lo pulang. Nggak lebih dan nggak kurang."

"But, tetep aj-"

"Jangan banyak drama, bisa bisa acara pameran lo udah selesai pas kita baru sampai." sela Jevano cepat tanpa bantahan, dengan langsung menarik tangan Sella memasuki mobilnya. Baru saja mau protes, tubuhnya sudah begitu saja didudukan paksa ke kursi mobil.

"What the- mmpphhh...."

"Sssttt.... gw nggak bakal ngapa ngapain lo, gw masih doyan sama sepupu lo." what?, ini udah termasuk penculikan nggak sih?.

❝cousin bf's❞

Dimobil, Sella dan Jevano sama sama diam seakan tak ingin mengobrol dengan satu sama lain. Sella yang sibuk dengan ponsel dan buku sketsanya, serta Jevano yang fokus menyetir. Tapi walau sama sama acuh, setidaknya ada satu hal yang Sella tak sadari. Daritadi Jevano sesekali meliriknya cukup sering, jujur lelaki tampan berkemeja hitam ini sangat kepo akan sesuatu yang digambar oleh Sella dibuku sketsanya. Tetapi pacar Karin ini merasa gengsi untuk bertanya pada Sella.

"What?, any problem?. Ada sesuatu yang mau lo tanyain?, lama lama sketsa gw nggak jadi jadi karena lo pelototin terus." ucap Sella rendah tanpa menoleh, yang seketika membuat Jevano salah tingkah karena ketahuan memperhatikan.

Salah jika kita menganggap kalau Sella tak peka Jevano daritadi memperhatikannya tanpa berkedip. Walau matanya sibuk melihat buku sketsanya, faktanya Sella tahu kalau pacar dari kakak sepupunya ini terus memandanginya tanpa cela. Memang sih bukan memelototi wajahnya, tepatnya beberapa sketsa baju yang daritadi Sella buat.

"Ekhem!, no matter. Lanjutin aja gambar lo, itu tugas kuliah lo kan?." dehem Jevano keras yang mencoba menghilangkan rasa malu sebisa mungkin. Dia fikir sepupu dari pacarnya ini daritadi sangat fokus akan gambarannya, tapi siapa sangka Sella sampai tahu kalau daritadi Jevano terus mengamati?.

Mengangkat bahunya tak peduli, Sella mulai melupakan Jevano untuk kembali hanyut dalam desain bajunya. Hanya untuk sekedar info, sebentar lagi Sella akan ujian semester. So, tujuan dari ia mendatangi pameran baju kali ini adalah untuk mendapatkan inspirasi guna menambah desain baju yang lebih bagus dan berkelas. Selain mencari informasi, acara pameran seperti inipun juga menjadi salah satu kesempatan untuk Sella menambah relasi sebanyak mungkin. Karena pasti banyak designer ternama maupun muda yang akan datang ke acara ini, karena selain pameran baju acara tersebut juga membuka acara lelang amal. Dan hal itu memberi nilai plus yang semakin membuat Sella tak ingin melewatkan acaranya.

Baru saja ingin menarik sebuah garis lurus secara horizontal, Sella dengan tiba tiba dikejutkan oleh keadaan mobil yang ia kendarai direm secara mendadak. Ketika berfikir dahinya akan membentur dashboard mobil secara keras, lagi lagi Sella dikejutkan oleh uluran sebuah tangan yang dengan sigap menahan tubuhnya agar tetap kebelakang.

Menoleh kesamping, Sella langsung disuguhi oleh wajah panik bercampur bersalah milik Jevano. "Sell, lo gapapa?. Sorry banget, demi Tuhan gw nggak sengaja. Mobil depan tiba tiba ngerem dadak." jelas Jevano meminta maaf, yang masih dengan posisi tangan menahan dada Sella.

Menggeleng kecil, sekali lagi Sella dengan lembut menyingkirkan tangan besar Jevano tadi dari tubuhnya.

"Serius gapapa Sell?, atau tubuh lo ada yang luka?. Mana mana?, biar gw obatin." tanya Jevano panik, yang terus menatap Sella dengan khawatir. Sementara dari sisi Sella, dia hanya diam beberapa saat lalu tertawa dengan pelan. Dan hal itu jelas membuat Jevano tambah bingung sekaligus panik, kepala Sella tadi tidak terbentur kedepan kan sampai sampai gadis cantik ini tertawa?.

"Pffttt.... wajah panik lo lucu Jev, gw kira lo orang kaku yang nggak bisa senyum." jawab Sella masih dengan tertawa, yang seketika membuat Jevano diam seribu bahasa.

Jevano sudah panik setengah mati, ia kira kepala sepupu pacar nya ini benar benar terbentur hingga otaknya agak agak konslet. Eh ternyata?, sangat membuat seorang Gentala Jevano Lingga merasa sedikit kesal setelah mendengarnya. Memang baru pertama kali ini Jevano menunjukan raut khawatir nya kepada orang selain pacarnya Karin, tapi pacarnya Karin itu tak pernah berkomentar seperti ini. Lantas kenapa gadis berponi ini mengatakan jika wajah Jevano terlihat lucu ketika panik?, apa otak Sella benar benar bermasalah?.

Kembali menoleh kesamping tepatnya kearah Sella, gadis itu masih terlihat tertawa lepas tapi pelan yang entah kenapa membuatnya terlihat tambah manis dimata Jevano. Yah... tidak masalah dirinya ditertawakan, setidaknya Jevano berhasil membuat gadis yang daritadi mencuekinya kini tertawa. So, untuk kedepannya Jevano tidak perlu merasa terlalu canggung.

Membiarkannya, Jevano kembali menginjak gas dan mulai kembali menyetir menuju tempat tujuan mereka. Dan masih sama seperti tadi, Sella masih saja tertawa pelan tanpa henti hingga menangis. Jika tidak Jevano tegur, mungkin gadis berponi cantik itu akan terus mentertawai dan mengejek wajah panik Jevano hingga mereka sampai tujuan.

"Iya iya, sorry. Tapi muka lo tadi lucu banget sumpah, ahahaha..."

"Gisellaaaaaaa.....!!"

"Okey okey, Sorry. But, ahahaha..."

❝cousin bf's❞

apakah kalian mencium bau bau ini?, hmmm... benar... bau bau perselingkuhan..

cousin bf's
︶꒦꒷♡꒷꒦︶

Cousin BF'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang