♥° Wiu Wiu IGD 🍪

279 24 12
                                    

  ִֶָ 𓂃˖˳·˖ ִֶָ ⋆★⋆  ִֶָ˖·˳˖𓂃 ִֶָ

     "Demamnya cukup tinggi, tapi setelah saya periksa semuanya normal. Cukup diminumin obat paracetamol cukup kok untuk menurunkan suhu tubuh. Dan untuk badan mas nya yang lemes pasti karena jarang makan, betul kan?" jelas sekaligus tanya dokter muda berwajah imut itu setelah memeriksa kondisi Vano.

Setelah kaget melihat sosok besar Jevano yang tiba tiba pingsan, jelas pikiran pertama mereka adalah melarikan pacar Karin tersebut ke IGD terdekat. Jelas lah ke Instanlansi Gawat Darurat, masa ke gedung MK? ehh..

Vano yang memang sudah dalam kondisi sadar tapi tengah terbaring dibangsal IGD saat ditanyai seperti itu hanya bisa tersenyum kecil dan mengangguk, sebab yang dikatakan dokter wanita tadi benar.

"Tuh, dengerin Babe!. Makan kalau nggak di gopud in aja lupa. Sekarang kalau udah dimarahin dokter cantik kayak gini baru nurut?" ini tentu saja Karin yang mengomel dengan ekspresi julid. Dan sontak julid an Karin itu membuat dokter yang daritadi berdiri di samping Karin, Sella dan Aji tertawa.

"Buat mbak nya ngomel nya tolong ditahan dulu ya, kasihan mas nya nih... udah lemes malah tambah pusing dengerin syair cinta dari pacar tersayangnya." goda dokter tadi yang tentu membuat Karin memerah malu. Sedang Sella Aji?, mereka tim tahan tawa aja biar pacar Vano itu nggak tambah malu.

"Ya sudah, kalau begitu saya izin permisi dulu untuk menyiapkan resep obat agar bisa ditebus di apotek terlebih dahulu ya." pamit dokter tadi sopan yang seketika direspon anggukan dan senyuman oleh keempat muda mudi itu.

"Iya, terima kasih dok."

Menghela napasnya pelan, Karin kini dengan lembut menyisir rambut rambut Vano kebelakang lalu mengusap peluh yang ada didahinya secara langsung menggunakan tangan. Gadis itu juga sesekali mengusap pipi Vano dengan sayang, dan tanpa terasa lelehan bening yang entah ia tahan sejak kapan akhirnya mulai keluar. Buru buru menundukkan wajahnya, dengan cepat Karin mengusap matanya yang basah menggunakan ujung lengan hoodienya. Emang bener Karin cover luarnya aja yang ngomel dan marah marah terus, tapi pasti lah di dalam lubuk hatinya yang paling dalam dia juga khawatir dan ngerasa bersalah banget sama Vano. Kalau bukan karena nurutin kemauan nya yang macem macem melulu, pasti Jevano nggak bakal jadi se drop ini. Salah satu contoh effort dari seorang pak Jevano apa?, tetep mau aja pas Karin ngajakin dia CFD an pagi pagi. Padahal kondisi semalem Jevano baru tidur jam 3 pagi karena abis pemotretan majalah.

Menggenggam lembut tangan mungil kekasihnya yang masih mengelus sebelah wajahnya. Jevano dengan lembut menautkan jari jari besarnya kesela sela jari lentik Karin. Dan dengan lembut serta penuh sayang Jevano mencium punggung tangan Karin cukup lama.

"Babe, maaf ya udah buat kamu khawatir. Janji deh abis ini lebih mentingin makan sama istirahat daripada yang la- eh.. tapi kamu tetep prioritas aku yang pertama dong. Kan kamu calon ibu dari anak anak aku." please ya pak Jevano, sempet sempet nya anda ngardus disuasana yang seperti ini!😭

Semuanya yang semula diam ikut mellow seketika tersenyum geli, termasuk Karin. Termasuk Karin yang tadi mewek karena ngerasa bersalah dan kasihan liat kondisi pacarnya kayak gini aja langsung senyum.

"Apa sih Van!" ini Karin yang mencubit bisep Vano gemas.

"Aduh, sakit babe" mulut aja yang bilang sakit, nyatanya Jevano cuma cengar cengir liat pacarnya nangis tapi sambil ketawa.

Beralih sebentar dari Jevano Karin yang masih gemes gemes an, Sella kini semakin mendekat kearah Aji bermaksud membisikan sesuatu.

"Pstt.. mas!"

"Kenapa, dek?" toleh Aji langsung yang tentu dibalas dengan bisikan.

"Adek curiga deh, mas kan yang ngajarin Jevano gombalan buaya kek gitu."

Cousin BF'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang