Mengulang

330 13 0
                                    

Disebuah ruangan ada dua insan tengah berpelukan dengan mesra.

"Aku mencintaimu" ucap pria tampan yang melingkarkan tangan di pinggang wanita yang bersamanya. Wanita itu tersenyum dengan wajah cantiknya lalu mencium pipi pria yang memeluknya.

"Aku juga mencintaimu"

Pria itu lantas mencium bibir wanita singkat, lalu ia lepaskan dan menempelkan kedua kening mereka setelah itu mereka melanjutkan aktivitas yang tidak wajar. Tanpa mereka sadari seseorang tengah begitu marah dan kecewa secara bersamaan.

Air mata menetes,dia tidak menduga jika orang yang dia anggap keluarga ternyata adalah sebuah duri tajam yang begitu menusuk.

Sattra, perempuan itu menghapus air mata yang jatuh di pipi lalu tangannya mendorong tuas kursi rodanya dengan pandangan kosong. Wajah pucatnya membuat perempuan itu terlihat menyedihkan.

"Nyonya" sapa wanita paruh baya yang datang bersama dengan nampan berisi makanan, minuman dan obat yang setiap hari konsumsi oleh sattra.

"Ada apa nyonya, apakah nyonya merasa ada yang sakit?" Tanya perempuan bernama hana yang lebih tua 20 tahun dari nya. Perempuan paruh baya itu terlihat khawatir padanya. Selama ia sakit bi hanalah yang merawatnya oh dan jangan lupakan sahabatnya, yang ternyata rubah licik.

"Saya mau ke taman bi"

"Baik nyonya mari"

Hana membantu sattra, sementara nampan yang ia bawa sudah diserahkan pada rekan kerjanya.

Setelah selesai dengan minum obat, tiba-tiba tubuh sattra merasa panas tidak lama tubuh Sattra kejang diikuti dengan keluarnya busa dari dalam mulut. Maid yang melihat kondisi majikannya berteriak kencang mencari bantuan.

Sementara itu disaat Sattra merasa tidak bisa mengendalikan tubuhnya matanya tertarik ke atas sayup-sayup ia melihat pemandangan yang sangat menyakitkan di lantai 2 mansion. Laki-laki yang dicintainya tengah melakukan hal terlarang dengan wanita rubah itu.

Perempuan itu juga kebetulan melihat jendela luar dan menatap ke perempuan yang tengah kesakitan tanpa ada niat menolong, terlihat dari kegiatan keduanya yang tidak berhenti. Tidak lama perempuan itu tersenyum miring pada sattra.

' Ternyata kau tidak sebaik yang ku duga, Jika... Jika aku diberikan kesempatan akan aku balas kalian!'

"Nyonya...nyonya apa-apa yang terjadi ...hisk... Anton kemari!" Teriak bi Hana, tidak lama para bodyguard membawa sattra ke mobil bersama dengan Bi Hana yang terus memijat tubuh sattra.

"Bertahanlah nyonya hisk... Sebentar lagi kita sampai di rumah sakit, tolong bertahan" ucap bi Hana

Tubuh sattra sudah lelah tapi hatinya masih ingin berjuang.

"Tuhan ... Tolong berikan kesempatan, ijinkan aku menemukan kebahagiaan ku... Aku telah melupakan banyak hal, tolong kabulkan permintaan ku" ucapnya dalam hati.

Tubuh sattra tiba-tiba berhenti kejang, air matanya jatuh dan mata yang terpejam seorang tengah tidur pulas.

"Nyonya?... Nyonya" panik bi Hana lalu mengecek nafas dan nadi sattra

Bi Hana menutup mulutnya.

"Gak... Gak mungkin... Nyonya hisk... Hisk... " Tangisannya pecah. Perempuan itu masih tidak percaya ia menggoyangkan tubuh sattra dengan pelan lalu keras namun tidak ada reaksi apapun dari sattra. Bi Hana  langsung memeluk tubuh yang mulai dingin itu.

"Nyonya sattra... Hisk... Kenapa anda pergi seperti ini hisk...." Ucap bi Hana

🍁🍁🍁

Mengulang Waktu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang