Lupa jalan pulang?

272 12 0
                                    

Sattra berada di salah satu tempat pembelanjaan terbesar di kota. Sepertinya perempuan itu sudah selesai dengan belanjaan miliknya terlihat dari raut lelah dan juga paperbag yang ditentengnya.

"Cukup melelahkan" ucapnya duduk di kursi kemudi mobil sport merah

Kemarin dia sudah melakukan pendaftaran untuk cek kesehatan di rumah sakit swasta yang tidak kalah bagus dengan RS milik keluarganya. Ia memilih RS lain karena takut diketahui oleh keluarganya. Sattra tidak mau keluarganya khawatir terutama mama dan papanya.

"Selamat siang nona muda Laven"

"Selamat siang doker rika"

"Sesuai dengan rekam medis, nona akan melakukan beberapa pemeriksaan kesehatan lengkap bla bla bla...."

Setelah beberapa kali pemeriksaan Sattra pun dipindahkan ke ruangan VVIP untuk menunggu hasil pemeriksaan. Meskipun dia mengeluarkan biaya yang cukup fantastis itu tidak menjadi masalah untuk nya. Selain fasilitas yang lengkap dan juga terbaik disini juga mereka memberikan pelayanan yang begitu tulus, sopan dan baik. Baginya uang segitu tidak ada apa-apanya dengan nominal di tabungannya.

Sattra sekarang lebih memprioritaskan dirinya, ia tidak ingin hal yang pernah ia lalui dulu terulang kembali. Ia merebahkan tubuhnya pada kasur di ruang itu. Sudah 2 jam perempuan itu tertidur, tidak lama seseorang datang bersama dengan makan dinampan.

"Nona ini makan siang anda"

"Taruh saja di meja aku akan memakannya nanti"

"Baik nona, jika ada pelayanan kami yang kurang memuaskan bisa nona sampaikan pada saya nona"

"Baiklah terima kasih"

Sattra pun mulai memakan makanan itu dengan menonton tv. Tidak berselang lama dokter yang tadi melakukan pemeriksaan padanya masuk kedalam.

"Permisi, nona Laven menurut hasil pemeriksaan keseluruhan... Semuanya terpantau normal nona, tapi anda juga harus melakukan pemeriksaan kesehatan rutin 3 atau 6 bulan sekali"

"Baik dok, terimakasih..."

Sattra pun berganti pakaian dan pergi ke rumah mama papanya. Ia sudah begitu rindu dengan keduanya, terakhir kali mereka bertemu adalah saat pernikahan dirinya dengan suami yang tukang selingkuh itu. Mereka terlihat kecewa dengan apa yang telah terjadi, terutama kecewa kepada dirinya. Perempuan itu terlihat menghela nafas panjang.

"Maafkan aku ma pa"

Mobil sport merah milik Sattra sudah memasuki pekarangan mansion keluarga Laven ia pun meminta penjaga untuk memarkirkan mobilnya.

Sattra memasuki mansion dengan perasaan yang berbeda ada rasa ragu dan juga takut jika mereka tidak mau bertemu dengannya lagi.

"Nona Sattra"

"Selamat datang non"

"Papa mama kemana bi?"

"Perjalanan dari kantor non, sepertinya beberapa hari belakangan ini ada masalah" jelas maid bernama bi darsi

"Non mau ke kamar? Mari non saya antar" ucap bi darsi membawa tas Sattra

Sattra dan bi darsi berjalan menuju lantai 3 dengan lift.

"Kamarnya setiap hari selalu di bersihkan kok non, tuan dan nyonya yang meminta untuk membersihkan kamar non ... Nyonya bilang kalo sewaktu -waktu Enon dan aden menginap" ucap bi darsi seolah tau isi hati Sattra. Memang setelah kejadian yang tidak mengenakkan itu, hubungan Sattra dan kedua orang tuanya renggang hingga sekarang.

Setelah mendengar penjelasan bi darsi hatinya sedikit lebih ringan, ternyata orang tuannya masih begitu menyayangi dan mengharapkan dirinya.

"Terima kasih bi" ucapnya setelah berada di kamar berwarna perpaduan pink dan putih yang begitu cantik dan mewah.

Mengulang Waktu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang