Morning

88 3 0
                                    

Pagi harinya sattra terbangun karena beban berat yang melingkar dipinggangnya. ia pun membuka mata dan terpampang wajah tampan suaminya yang masih memejamkan kedua mata.

"morning"

cup

sattra terkejut dengan kecupan reyden

"lepas" ucap sattra dengan tangan yang berusaha melepasakan tautan legan reyden di pingganya.

Bukannya melepas pria itu semakin mengeratkan pelukan keduannya bahkan kini sattra ditarik lebih dalam ke pelukan pria itu.

"Harum" ucap reyden kala mengendus leher sattra

sattra yang merasa geli pun menjauhkan lehernya dari binatang buas satu ini. takut-takut kejadian semalam terulang.

"Dimana ponsel ku?" tanya sattra pada reyden

pria itu masih asyik memejamkan kedua mata dan mengeratkan pelukan keduanya. seolah ia tidak ingin berpisah dari istrinya.

"Sudah ku buang"

Sattra melebarkan matanya.

"jangan bercanda" ucap sattra lagi seolah tidak percaya ucapan pria itu

"Aku tidak bercanda sayang" ucap reyden membuat sattra merinding

"kenapa sayang?" tanya reyden menggoda istrinya

"diamlah kau membuat ku takut"

sattra sekuat tenaga melepaskan tautan tangan reyden di pinggangnya

"mau kemana"

"cari suami baru, lepas"

reyden terbangun lalu menindih sattra yang masih terlentang karena kedua tangan sattra ditahan oleh reyden.

"apa tadi sayang?mau cari suami baru hah" tanya reyden degan memajukan wajahnya tepat didepan wajah sattra. pria itu memainkan jarinya di dahi sattra dan turun hidung hingga depan bibir merah sattra yang sudah bengkak.

"jangan"

cup

reyden mengecup bibir sattra dengan lembut dan sedikit lama, sattra tidak diam saja ketika bibirnya dilecehkan oleh pria biadap ini.

"jangan macam-macam sayang, aku tidak akan diam saja jika itu terjadi paham" peringat reyden lalu menggendong istrinya.

"turunkan aku, reydennn"

"baiklah..." ucap reyden hendak menurunkan sattra namun pria itu tersenyum jahil. lalu menggendong istrinya lagi dan masuk kedalam kamar mandi.

"reydeeennnnn"

setelah melakukan ritual pagi kini sattra keluar kamar dan disambut oleh kelurga besar reyden yang ternyata masih ada di villa ini.

astaga sattra malu sekali apakah mereka menunggunya. tidak lama reyden datang dengan senyum lebarnya dibelakang sattra.

"kenapa kau tidak bilang mereka menunggu kita" tanya sattra mendapati kedatangan suaminya

"aku tidak ingin mengganggu tidur istri ku"ucap reyden dengan santai

"sattra kemari ... kita makan bersama" ucap ibu mertua Sattra

"Iya mami" ucap Sattra yang terlihat berjalan mendekat ke meja makan besar

Diikuti reyden dibelakang Sattra.

"Kak kenapa jalannya kaya pinguin, kaki kakak sakit ya?" Tanya salah satu saudara reyden pada Sattra

Perempuan itu pun menjadi pusat perhatian semua keluarga besar reyden. Sattra hanya tersenyum tipis dan dengan wajah yang memerah.

"Rey kau sepertinya senang sekali" ucap Rico anak dari adik ayahnya reyden.

Mengulang Waktu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang