6

337 28 4
                                    


Di apartemen

"Minum obat ini agar pusingmu hilang."

Mengambil obat yg di berikan Sai
Belum sempat memasukkan Sai mengambilnya lagi lalu memasukkan ke mulutnya.

"Kau.... Hmmpphh!" Bibirnya di bungkam dengan bibir Sai. Hinata merasakan lidah Sai mendorong obat itu agar masuk.

"Ughh~ uhuk! uhuk!"

"Ini minum airnya."

Mengusap bibirnya sendiri yang terkena saliva, setelah minum air Hinata memberikan kembali gelasnya.

"Aku bisa minum sendiri obatnya."

"Aku hanya ingin membantu karna kau lamban."

Menyingkirkan anak rambut ke belakang telinga Sai memandang netra ungu Hinata menatap bibir pink yang berkilauan Sai meneguk salivanya.

Memajukan wajahnya ingin meraih bibir pinknya hingga sidikit lagi bertemu perlahan

Cup

Memanggut bibir bawah sigadis dengan sedikit gigitan.

"Eengh~ " erang Hinata karena bibir bawahnya di gigit
Beralih ke pipi menuju leher dengan kecupan - kecupan.

Hinata meremas kaos Sai hingga kusut."eengh...sudah Sai geli.."

Sai lngsung saja tertawa dan tetap melanjutkan aktivitasnya.
"Ciuman pagi hinata." Bisiknya di tengah kecupan.

Tanganya merambat ke punggung meremas punggung turun ke pinggang dengan remasan lembut , hingga tanganya sampai ke bagian dadanya menangkup dan meremas lembut.

Ting! tong! ting!

"Hinata apa kau di dalam!" Teriak Ino dari depan pintu.

Hinata yang mendengar lngsung saja tersadar dari permainan panas mereka , mencoba melepas dengan paksa. "eengh~ sudah Sai itu suara Ino kumohon hentikan." pintanya dengan mendorong.

Sai tetap tak bergeming tetap di leher dan mencumbu
Dengan terpaksa dia menarik rambut si pria . Dan itu membuat menggeram marah "argh~ diamlah."

"Hinata...!!" teriak Ino lagi jantung Hinata berdetak kencang bagaimana ini.
"Sai itu suara Ino." bisiknya pelan.

"Hempphh~" beralih di bibir karena si gadis sangat cerewet.

Hinata lngsung saja menggiggit bibir Sai.

"Argh~ " erangnya setelah terlepas dengan nafas tidak beraturan.

" Huh! bagaimana ini ada Ino, Sai." Seketika panik rasa pusingnya pun hilang.

"Ck , biarkan saja dia tahu dan melihat kita sedang bercumbu mesra dan sensual."

"Kau,gila haa!"mendesis mendengar jawabanya.

Sai hanya tersenyum dan ingin meraup kembali , tapi Hinata lngsung saja mendorong kuat." tidak Sai jangan seperti ini aku takut."

Berdecih kesal." Baiklah kau keluar saja dan kunci kamarmu agar aku tidak kabur." senyum tanpa dosa.

Hinata berlalu begitu saja dan mengunci kamar , merapikan penampilan meski hanya memakai kaos ungu polos oversize dan hotpants .

Ceklek!

"Ino! Maaf tadi aku sedang di dalam kamar mandi."

"Ish! pantas lama sekali dasar. "

"Ayoo masuklah."

Kedua temanya pun masuk dan duduk sementara
Hinata berlalu ke dapur menyajikan minuman dan kue kering.

"Bagaimana keadaanmu?" Tanyanya setelah Hinata duduk.

DEVASTATING LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang