12

238 27 0
                                    

...

Ino yang sedang menuju parkiran mobilnya untuk pulang dia merasa seperti ada yang mengawasi melihat sekitar tidak ada apapun.

Memasuki mobil dan melajukanya dia merasa seperti di ikuti melihat kaca spion dan benar mobil hitam itu mengejarnya.

"Sial! siapa sih." kesalnya.

Ino melajukan dengan kecepatan nya tapi dia merasa rem nya blong.Ino panik bagaimana ini?

Ino membuka pintu mobil dan nekat keluar terguling di aspal mobilnya jatuh terbalik menabrak truk.

Dengan darah di dahi yang menetes segar juga luka di tubuhnya Ino merasa apakah dia masih hidup.

Tergeletak di aspal jalanan orang-orang mulai mengerubuninya tapi seakan kesadaran ingin membawanya Ino melihat seorang memakai hodie hitam tidak jauh darinya Ino menajamkan mata.

mati saja!

Itu adalah kata yang terucap dari bibir tanpa suara hingga pandanganya gelap.

.

Shikamaru yang juga ingin menuju arah pulang melihat ramai-ramai seperti kecelakaan mencoba melihat menerobos dan melihat orangnya.

"Inooo!!"

Berlari dan memangku kepalanya mencoba menyadarkan dia langsung saja mengangkatnya untuk membawanya ke rumah sakit.

ICU

menatap ruangan dengan pandangan kosong memikirkan banyak hal bagaimana bisa Ino mengalami ini.

"Dokter bagaimana keadaanya?"

"Ah anda siapanya? "

"Saya saudaranya."

"Ouh begini dia mengalami cedera pada lenganya karena benturan dengan benda keras , juga kepalanya tapi tidak apa-apa tidak terlalu parah."

"Syukurlah!"

Setelah itu Shikamaru melihat ranjang pasien yang di dorong menuju ruangan VIP.

"Ino, aku tidak ingin berfikiran buruk tapi entah mengapa firasatku mengatanya."

Memandang Ino yang tertidur pulas Shikamaru memilih menghubungi orang tua gadis ini.

...

"Sai ?"

"Ikut aku."

"Tidak mau, kita tidak ada hubungan apapun mengerti."

"Kau menyakitiku." Tatapanya sendu. memang Hinata menyakitinya dengan ucapanya.

"Katakan dulu kita akan kemana?"

"berjalan- jalan Hinata sayang~ "

"Baiklah tapi sebentar saja."

Sai langsung sumringah, dia meraih jari Hinata dan menautkanya. Hinata sedikit tersenyum Sai seperti anak kecil.

Disinilah di taman yang memang banyak orang berkunjung.

Di bawah pohon sakura yang berguguran Hinata menatap takjub mengadah kan tangan bunga sakura berjatuhan di tanganya.

"Waah!" Hinata terkikik sendiri.

Sai memandang Hinata dengan senang dia suka senyum dan tawanya sangat cantik.

"Kau suka?"

"Umm lumayan."

"Ayo kesana."

Menuju ke taman yang luas dan banyak orang memang tapi tak apa demi Hinata-nya.

Gelembung- gelembung dari sabun berterbangan membuat Hinata tertawa karena pecah saat di sentuhnya.

DEVASTATING LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang