13

263 31 4
                                    


~~

Sai memandang tajam Ino yang bergeming di tempat setelah kepergian Hinata."Aku hanya ingin Hinata, Ino!" Ino memandang tak percaya. " Lalu bagaimana denganku? yang menginginkanmu."

"Lupakan semua aku hanya ingin Hinata jangan membuatnya semakin rumit." Ino yang mendengar terkekeh "ha! rumit bukanya kau yang membuat rumit selama ini heh!...membohongi ku dan menjadikanku batu loncatan kau mempermainkanku brengsek!"

Sai mendekati Ino dan memegang leher Ino mencekiknya namun tidak terlalu kencang." Rasanya aku ingin membunuhmu sekarang juga." Memandang netra hitam itu yang penuh kebencian."bunuhlah! bunuh saja! kau pikir setelah membunuhku kau akan mendapatkanya kheh, kau tau Hinata seperti apa hm~" tersenyum smirk memandang remeh. Sai mengencangkan cengkraman di leher Ino membuat Ino memegang lengan Sai mencoba melepaskannya.

Shikamaru yang ingin menjenguk Ino sedikit mengintip di balik pintu menunggu setiap percakapan namun matanya membulat Sai tiba-tiba mencekik Ino dia masuk tanpa permisi menarik kerah Sai dan memberikan bogeman mentah membuat Sai terhuyung dengan sobekan di bibibirnya.

"Pengganggu."desisnya.

"Kau, gila ya Sai." Shikamaru benar-benar sangat marah terlihat dari wajahnya."bagaimana jika aku membunuh kalian berdua saja."

"Cih..!." Mengambil pisau lipat nya di saku dan mulai mendekati Ino yang masih terlihat lemah memegang lehernya dan Shikamaru di depanya melindungi . Namun langkahnya terhenti saat pistol di todongkan di depanya membuatnya menyeringai."Ah! apa kau ingin menembakku, aku lupa jika kau anak kepolisian bagaimana jika mereka tahu anak polisi menembak temanya." Tawa renyah di berikan Sai." Kau pikir aku takut padamu heh kau psikopat gila."

"Tapi sayangnya Hinata-ku tidak suka jika aku membunuh temanya ,bisa saja aku membunuh kalian tapi aku juga tidak ingin mati dan meninggalkan Hinata."

Yah resikonya besar Hai tidak ingin perkelahian terjadi itu bahaya untuk dirinya . Memilih mundur dan berjalan keluar meninggalkan hingga tertutup pintu coklat itu.

"Shikamaru hiks~" memeluk sahabatnya menangis mengingat tadi. Tapi pikiran Shikamaru mengarah pada Hinata." Ino aku harus pergi."

"Kemana, jangan tinggalkan aku." memegang baju Shikamaru." Hinata aku harus menyelamatkan Hinata." ino yang mendengar menjadi geram.

"HINATA ...HINATA ...HINATA aku muak mendengarnya kaupun memilih memikirkan dia daripada aku." Shikamaru Menangkup wajah Ino berkata serius.

" Kumohon mengertilah Ino." beranjak dari tempat meninggalkan Ino sendiri. Mengepalkan tangan menahan amarah dia sekuat tenaga pergi dari tempat tidak mengidahkan rasa sakit di tubuhnya.

Hinata menuju apartemennya mengemasi semua barang-barangnya dengan cepat dia harus lari dari dia. Jantungnya seakan di ajak maratahon mengingat dia, entah kenapa dia sedikit bergetar dia pasti marah besar Hinata takut meski dia mencintainya. Tapi rasa cintanya yang berlebihan membuatnya takut.

"Mau kemana sayang~" Hinata merasa udara habis di sekitarnya menatap Sai di depan pintu apartemanya mengahalangi jalanya. Sai menatap koper ukuran sedang yang dibawa Hinata." Ah,kau ingin kabur yaa dariku~ lihat aku tidak menyakiti siapapun tapi kau tetap ingin pergi." Hinata berjalan mundur dua langkah.

"Apa kau takut Hinata?." Suaranya begitu dalam lembut namun penuh ancaman.

"tidak." Hinata berjalan menuju Sai berhadapan denganya "Aku hanya ingin pulang kerumahku beberapa hari Sai." Sai hanya manggut -manggut.

"ayo kuantar!"

"Tidak perlu,aku bisa sendiri."
Sai hanya memandang Hinata intens membelai lembut pipinya memiringkan wajahnya mengecup bibir kecilnya beberapa detik Sai melepaskanya."kau pikir aku percaya." memandang dingin mata lavender wanitanya.

DEVASTATING LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang