11

227 29 2
                                    


...

"Kenapa Hinata? "

"Ini,tidak seperti yang kau pikirkan Ino."

"Tidak seperti yang kupikirkan, aku melihat di belakang kampus Hinataa!"pekik Ino. Membuat orang-orang memandangnya.

"Ino tenanglah."

"Kau merebut Sai dariku."desisnya. "Kau tau aku mencintainya segila apa! tapi kau menghancurkankan hidupku."

"Aku membencimu , harusnya kau sadar, ini salah. kalian diam-diam bersama kau membodohiku. Selama ini kekasih sahabatmu sendiri sejak kapan?jawab Hinata sejak kapan!"

Hinata hanya menangis merasakan sakit akan kebodohanya ini salahnya.

"Maaf kan aku Ino."Memegang tangan Ino namun hempasan yang dia dapatkan.

Memilih meninggalkan Hinata sendiri yang mulai menangis semakin tersedu.

Hinata merasakn sakit memegang dadanya menahan isakan yang semakin kencang.

.
.
.
.

Ino pun juga sakit , sahabatnya sendiri yang ternyata yang di inginkan kekasihnya entahlah dia menyebut apa. Meski sudah ditolakpun dia masih meminta untuk kembali padanya sudah tidak ada harapan.

Apa dirinya hanya jadi pelampiasan , atau batu loncatan ini menyakitkan dia di permainkan.

Merosot di depan pintu terduduk menenggelamkan wajahnya.

Di dalam kamarnya yang sepi hanya ada tangis yang menyakitkan.

...

Berjalan seperti orang linglung di jalanan yang ramai tapi pikiranya melayang memikirkan kehidupanya.

Menyebrang tanpa pikiran yang sehat hinata tak melihat dari arah berlawanan sebuah mobil melaju ke arahnya.

Syuuut

Menarik tubuh kecil itu kedalam pelukanya , jika terlambat sedikit nyawanya yang akan melayang.

"Hiks... huaaa.." tangis Hinata pecah memilih memeluk orang yang menolongnya.

"Tenanglah." Shikamaru dengan suara lembut menenangkan.

"Kenapa aku jahat sekali Shika. Aku menyakiti sahabatku sendiri ini semua salahku." Kembali menangis setelah bercerita.

"Ini bukan salahmu Hinata."

Setelah tenang dia membawa Hinata masuk ke mobilnya karena orang-orang melihatnya seperti dia yang jadi menyakiti Hinata.


Membawa ke taman umum duduk di bangku dan sebotol air
Berada di genggaman masing-masing.

"Apa Ino sudah tahu?"

"Huum." Hinata mengangguk.

"Lalu bagaimana keputasanmu."

"Aku tidak tahu."

"Apa kau juga mencintainya"

"Aku...?juga tidak tahu Shikamaru."

Shikamaru Mengusap lembut kepala Hinata.

"Dengar semua akan baik baik saja pikirkan dengan baik dan tenang. Ikuti kata hatimu."

Hinata mencerna semua pekataan Shikamaru.

.

Hinata memilih pergi menuju apartemen Sai menaiki taksi.

Tak lama Hinata sampai di apartemen Sai,
Memencet tombol tak lama pintu terbuka.

"Sai!"

"Hinata!" Matanya bersinar melihat kekasihnya menghampirinya tanpa di seret paksa.

Memasuki apartemen dan duduk di sofa. Sai membawa minuman dingin dan meletakan di meja tamu.

DEVASTATING LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang