15 END

589 42 25
                                    


~~

Sang pria terlihat hidup namun seperti tak bernyawa hanya terdiam memandang lalu lalang sudah satu tahun dia hanya seperti ini." Bagaimana, keadaanya dok?"

"Tuan Shikamaru dia begitu banyak mengalami trauma hal itu yang membuatnya begitu sulit bahkan saat yang bersamaan dia akan mencelakai perawat disini."

Shikamaru terdiam mendengarnya hanya memandang dari kejauhan dia juga sedikit pusing. Ino yang menembak Hinata juga mengalami psikis selalu merasa bersalah dan ketakutan.

Terlihat sang pria bicara sendiri seperti mengenal orang yang di rindukan.

"Hinata kau kembali!" rautnya begitu ceria memandang gadis di depanya yang terlihat cantik duduk di sisinya. Yang di sebut namanya hanya tersenyum dan menghilang Sai terlihat khawatir Hinatanya pergi meninggalkanya.

"Hinata jangan pergi!"

Perawat menghampiri Sai yang terlihat kumat di bantu rekanya di suntikanya obat bius tak lama Sai tertidur diantar di kamarnya.




Sai terbangun dari tidurnya langit kamarnya berwarna putih Sai hanya memandang diam. Bangun mengambil sebuah foto di lacinya dan sebuah surat lavender.

Hay! Jika kau membaca surat ini itu tandanya mungkin aku sudah tidak bersamamu entahlah firasatku yang mengatakan kau tahu awal bertemu denganmu yang penuh canggung jantungku berdetak kencang hanya dengan harum tubuhmu.

Kau orang yang baik sai, kau ingin ku beritahu rahasia saat dibawah pohon sakura aku sadar aku mulai mencintaimu dengan detak jantungku untukmu
Kau selalu bicara kau mencintaiku tapi aku tidak pernah membalasnya sai aku mencintamu

Aku mencintaimu sai

Hinata

"Pembohong, jika mencintaiku mengapa meninggalkanku."

meremas pelan kertas itu hingga kusut. Memandang pisau kecil di lacinya Sai mengambilnya lalu duduk di ranjang . Meletakkan foto wanitanya dan kertas kusut tadi.

Sreeet

Sreet

Mayayat lenganya tepat di nadinya darah mengalir begitu deras tapi tak nampak kesakitan merebahkan diri membiarkan darah mengalir di kasurnya hingga terasa matanya mengantuk.




Sai membuka matanya padang bunga yang begitu indah disana punggung kecil dengan rambut idigonya melambai lembut Sai menghampiri tepat di belakangnya.

Harum lavender!

"Kau selalu mengikutiku."

Punggung kecil itu berbalik menghadapnya tersenyum lembut.

Air mata di pelupuknya tak dapat di tahan.

" Hinata?"

"Aku...merindukanmu."

Memeluk tubuh mungilnya sang empu mengangkat tanganya membalas pelukanya.

"Aku mencintaimu, Hinata." pelukanya begitu erat.

"Terimakasih sudah mencintaiku begitu besar, Sai."

Angin lembut menerbangkan helaian milik mereka hamparan bunga menari lembut diiringi udara yang menghembuskanya.





END

MAKASIH BANYAK YANG UDAH MAU BACA CERITAKU

MAAF YA KALAU ADA YANG KURANG ATAU BANYAK SALAH udah ada yang mau baca aja aku seneng.:)

DEVASTATING LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang