7

315 28 1
                                    


Di kampus

Hinata duduk termenung memikirkan kisahnya kenapa serumit ini.

"Hinata kau disini di taman sendiri seperti orang patah hati saja." seru Ino yang ikut duduk.

"Ino."

"Kau tau Hinata, kemarin aku bertemu Sai dia bilang dia sudah mendapatkan miliknya itu menyakitiku. Aku ingin tahu siapa dia."

"Jika kau tahu siapa orangnya , apa yang akan kau lakukan?"

"Menghancurkanya."ucap ino.

Hinata dan Ino hanya saling memandang dengan pikiran masing-masing.

.

"Lepas Sai bagaimana kalau ada yang lihat." desisnya.

"Kau, sekarang kenapa menjadi jahat lagi."

Merajuk tentunya kemarin Hinata sangat lembut sekarang menjadi sinis pasti ada satu hal yang merubah sifatnya.

Masih dengan memaksa memeluk meski yang di peluk terus memberontak.

"Aku tidak ingin ada yang salah paham."

"Terserah omongan-omangan orang mereka hanya sampah."

"Sai?" Hinata menatap Sai serius.

"Iya sayang~" dengan menyingkirkan anak rambut di belakang telinga Hinata.

"Aku ingin lari darimu, kita akhiri sampai sini."

"Ulangi?" ucapnya dingin."Cepat katakan lagi Hinata! "

"A-aku. "

"Ikut."

menyeret Hinata menuju belakang gudang. Hinata terseok- seok mengikuti tarikan Sai pada lenganya.

Shikamaru yang melihat Hinata di seret paksa mengikuti mereka menuju arah gudang. Dibelakang bangunan yg tidak terpakai, shikamaru hanya mengintip di balik tembok.

"Akhh! sakit..! "

mencoba melepas pergelangan tangan malah semakit erat.

Sai mengambil pisau kecil dalam hodienya. Hinata mendelik kaget menarik tanganya kuat agar terlepas.

"Sai, jangan!"

"Huh! sebenarnya aku tidakingin.
Tapi kau yang memulai, jika ingin membuatmu menurut mau bagaimana lagi."

Memulai menyayat tangan Hinata menekan pelan. yah! ini dirinya yang lain. Jika berani membantah, Dibalik sikap ramahnya dan tersenyum itu hanya palsu.

Tes

Tes

Tes

Darah mengalir dari lenganya Hinata hanya terisak.

Shikamaru yang melihat sangat kaget dia mulai mendatangi mereka .

BUG!

BUG!

BUG!

Sai yang tidak siap terpental siapa yang berani mengusiknya.

"DASAR BRENGSEK! selain itu kau ternyata suka menyiksa kau GILA HAAA!!"

"Cuih sialan. Kau berani sekali menggangguku. "

"Kau melukai Hinata bodoh!"

"Pergi itu bukan urusanmu."

"Kau...!aakkhh! " erangnya. melihat perutnya yang di tusuk dengan pisau kecil Sai.

"Sai..jangan! "Pekik hinata khawatir.

DEVASTATING LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang