Aku menatap uluran tangan bayangan hitam itu dan terkikih melihatnya.
"Jadi itu rencanamu? Kamu menunjukkan semua ini hanya untuk membujukku melakukan balas dendam?" Aku beranjak berdiri sembari mengusap sisa air mataku.
"Aku tidak mau melakukannya, dan itu bukanlah hal yang ingin Ayahku lakukan."
"Hah, rupanya kalian berdua sama saja bodoh! Lalu apa yang mau kau lakukan untuk memusnahkanku? Kau mau melawanku di sini? Jangan pikir kau bisa mengalahkanku!" Bayangan hitam itu berteriak sangat keras.
Tempat ini kembali mendingin, lebih dingin dibanding sebelumnya. Tubuh bayangan hitam itu berkobar-kobar dan membesar seolah akan menerkamku. Dia murka karena aku menolak tawarannya.
"Itu benar. Aku akan mengalahkanmu di sini." Aku melangkah mundur menjaga jarak.
Bayangan itu tertawa, namun di balik tawanya itu dia sedang marah besar.
"Benarkah? Aku belum selesai memberitahu sesuatu yang mengejutkan untukmu." Lagi-lagi bayangan hitam itu memperlihatkan hal lain di dalam tempat yang saat ini hanya dipenuhi dengan kegelapan.
Kegelapan di hadapanku terkibas, membentuk lubang besar yang memperlihatkan keadaan di luar sana. Aku dapat melihat sekumpulan pasukan Komite Keamanan Publik yang tengah bersiaga dengan senjata-senjata mereka yang terarah kepadaku. Aku juga bisa melihat puluhan pahlawan pro di sana bersama dengan teman-teman sekolahku.
Di antara keramaian itu, bayangan hitam itu menyorot langsung ke arah Presiden Komite Keamanan yang tengah berdebat dengan pahlawan pro yang memintanya untuk menurunkan senjata. Pria itu bersikeras untuk memberikan serangan sekarang juga sebelum keadaan bertambah buruk. Para pahlwan menyangkalnya dan memaksanya untuk memberikanku kesempatan sebab mereka belum melihat adanya tanda-tanda bayangan hitam itu akan hilang kendali dariku.
Bayangan hitam itu menunjuk Presiden Komite Keamanan Publik. "Orang itulah yang menyebabkan kematian orang tuamu. Dialah yang memerintahkan orang-orangnya untuk menghancurkan rumahmu, membunuh Ayah dan Ibumu!"
Aku terkejut mendengarnya. Meski aku tahu Pria itu bukanlah orang baik, tapi aku tidak pernah menyangka Pria itu telah berbuat sejauh itu. Kenapa seorang Presiden Komite Kemanan Publik berbuat hal seperti itu?
"Mengejutkan, bukan? Selama ini orang itu telah melakukan banyak hal untuk merebut obat penemuan Ayahmu yang dapat melumpuhkan quirk itu. Berbagai cara kotor telah dia lakukan, namun tidak pernah berhasil, sehingga pada akhirnya dia memilih untuk menyerang keluargamu, memaksa Ayahmu memberikannya, dan berakhir dengan kematian Ayah dan Ibumu! Namun, karena kuasa yang dia miliki, dengan mudahnya dia menutupi semua itu!"
Aku meremas jemariku, berusaha menahan emosiku. Mendengar kebenaran itu membuat hatiku memanas. Selama ini, orang yang selalu mengahantui hidupku memanglah orang yang telah menghancurkan hidupku.
"Dia adalah orang yang gila dengan idealismenya. Orang itu ingin menggunakan obat Ayahmu untuk memusnahkan kekuatan orang-orang yang ia anggap tidak layak baginya. Itulah mengapa dia sangat ingin memusnahkanmu, keluargamu, dan siapapun yang membelamu. Orang itu menganggap kalian semua sebagai monster hanya karena kalian menghalangi jalannya melakukan idealisme gilanya itu!" Bayangan hitam itu kembali mendekatiku.
"Tidak adil, bukan? Berani-beraninya dia menghancurkan hidupmu begitu saja! Memangnya siapa dia berani-beraninya menentukan siapa yang layak hidup atau tidak? Kau pasti marah, bukan? Dialah yang membuatmu menderita hingga saat ini. Kamu pasti ingin melenyapkannya, bukan?"
Aku terdiam. Tubuhku gemetar menahan amarah di dalam hatiku. Rasanya sangat menyakitkan. Tapi, aku tidak boleh terbuai oleh kata-kata bayangan hitam itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The World Turns Into Anime [Bakugou X Reader]
FanfictionNamaku (y/n), aku hanya seorang gadis biasa. Tidak ada yang begitu istimewa dariku. Namun setelah hari itu, di saat dunia berubah menjadi dua dimensi, aku bertemu dengan lelaki itu. Di saat itulah, hidupku benar-benar berubah.