Chapter 17

1.3K 186 9
                                    

Bakugou melancarkan pukulannya ke arahku. Aku buru-buru melompat tinggi, menghindarinya. Serangannya meleset dan mengenai permukaan tanah yang dalam sekejap hancur olehnya. Tubuhku akan hancur lebur sama seperti tanah itu jika aku tidak sempat menghindar. Ini benar-benar berbahaya.

Bakugou tidak melonggarkan serangannya. Dia langsung melompat ke arahku dan bersiap untuk kembali melancarkan serangannya. Aku buru-buru membuat pelindung dari tanah, sebelum pukulannya berhasil mengenaiku.

Brak!!

Tanah yang melindungiku hancur. Tubuhku terpental mundur. Aku mempertahankan posisiku agar tidak terjatuh.

Brak!!

Bakugou kembali menyerangku. 

Aku kembali melompat mundur. Bakugou tidak memberiku waktu sedikit pun. Dia terus menyerangku tanpa henti. Dia berhasil memojokkanku di sudut lapangan. Aku tidak bisa pergi kemana pun. Bakugou sudah mengayunkan tangannya, bersiap meninjuku. 

Sebelum dia berhasil mengenaiku, aku melilitkan kawat besi di sekujur tubuhnya dengan kekuatanku. Pergerakannya terhenti. Pagar kawat besi yang mengelilingi lapangan ini mulai terlihat tidak beraturan. Sebagian besar kawat besi itu aku gunakan untuk melilitkan tubuh Bakugou. Ditengah-tengah aksi pukul dan menghindar tadi, aku diam-diam mengaktifkan kekuatanku pada pagar kawat besi itu. Sekarang aku bisa memberikan serangan balik.

"Bakugou, maafkan aku. Mungkin ini akan sakit." Ucapku dan dibalas dengan raungan. Aku menggerakan kawat besi yang melilit di tubuhnya dengan kekuatanku. 

Bruk!

Tubuh Bakugou terbanting ke permukaan tanah dengan keras. Bakugou berteriak kesakitan. Sejujurnya aku tidak mau melakukan ini. Walau saat ini dia bukanlah Bakugou, tapi tetap saja aku merasa bersalah atas tindakanku ini. 

Bakugou berusaha keras melepas lilitan kawatnya. Aku tahu dia akan melakukan itu. Aku pun kembali membantingnya. Kali ini lebih keras dibandingkan sebelumnya. Aku mengigit bibirku. Rasa bersalah ini semakin besar.

Aku bisa merasakan kekuatannya yang semakin membesar. Aku harus segera melenyapkan benda hitam itu. Aku lagi-lagi membanting tubuhnya. Kali ini aku menutup mataku. Aku tidak berani melihatnya. Kanan, kiri, depan dan belakang. Aku membantingnya ke segala arah. 

Kurasa itu sudah cukup untuk membuatnya tak sadarkan diri. Aku membuka mataku. Bakugou berhenti bergerak. Tubuhnya terkulai di antara lilitan kawat. Aku melonggarkan lilitan kawat di tubuhnya dan berlari mendekatinya.

"Bakugou!" Panggilku. 

Tubuhnya masih dikelilingi oleh benda hitam itu. Namun, terlihat menipis. Seharusnya benda itu sudah menghilang. Bukankah dia sudah tak sadarkan diri?

Buk!!

Pukulan keras mengenai tubuhku. Itu adalah serangan tiba-tiba. Aku tidak sempat menghindar atau melindungi diriku. Aku hanya sempat menahannya dengan kedua lenganku. Namun, itu tidak cukup untuk menahan pukulan telak yang Bakugou berikan. Tubuhku terpental mundur dan jatuh menghantam tanah. 

Aku merintih kesakitan. Lenganku terluka.

Bakugou bergerak cepat ke arahku. Aku buru-buru bangkit, bergerak menghindar dan menjauh darinya. Aku kembali mengaktifkan kekuatanku. Kawat-kawat besi yang sudah terlihat seperti benang kusut itu kembali bergerak melilit tubuh Bakugou. Kali ini dia menghindar, melompat cepat ke segala arah untuk menghindari kawat-kawat besi yang bergerak mengikutinya.

Aku terus menggerakkan kawat besi itu dengan kekuatanku, mengejar Bakugou. Hingga akhirnya aku berhasil meraih pergelangan kakinya. Aku langsung membantingnya ke bawah, sebelum Bakugou kembali melompat. Tubuhnya terbanting cukup keras. Bakugou pun kembali berteriak kesakitan. Aku buru-buru melilitkan kawat besi di sekujur tubuhnya. Bakugou kembali terjebak di dalam lilitan kawat.

The World Turns Into Anime [Bakugou X Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang