Chapter 8

1.7K 254 9
                                    

"Peraturannya sederhana. Jika salah satu dari kalian tidak bisa bergerak atau keluar dari garis pembatas lapangan, maka salah satu dari kalian dinyatakan kalah."

Aku mengangguk mengerti. Sebenarnya aku tidak begitu yakin bisa memenangkan pertarungan ini. Aku belum pernah menggunakan kekuatanku untuk hal seperti itu. Ditambah aku hampir tidak pernah melatih kekuatanku. Tapi aku akan berusaha sekuat tenaga.

"Mulai!" Aizawa-sensei memulai pertarungan.

Tanpa basa-basi Todoroki berlari ke arahku. Ia mengeluarkan kekuatan es-nya, membentuk bongkahan es yang bergerak menghampiri-ku. Aku buru-buru melompat ke sebelah kanan, menghindarinya.

Tak cukup sampai disitu. Todoroki terus menerjangku dengan kekuatan es-nya. Dia tidak memberikanku waktu untuk berpikir. Yang bisa aku lakukan hanyalah menghindarinya. Hingga akhirnya dia berhasil memojokkan-ku. Aku tidak bisa menghidar lagi. Satu langkah saja aku mundur atau melompat ke sebelah kanan aku akan keluar dari lapangan. Satu-satunya jalan hanyalah di depanku. Namun, di depan sana Todoroki sudah siap menerjangku dengan kekuatan es-nya.

Tak perlu menunggu lama, bongkahan es sudah bergerak maju menerjangku dengan cepat. Aku refleks menggunakan kekuatanku. Bongkahan es itu pun retak dan hancur menjadi bongkahan yang lebih kecil. Aku berhasil menahan serangannya. Mataku bersinar. Aku bisa merasakannya. Itulah yang terjadi saat aku menggunakan kekuatanku.

Aku menggerakkan bongkahan kecil es itu untuk memberikan serangan balik kepada Todoroki. Bongkahan itu bergerak dengan cepat menuju Todoroki bagaikan ribuan tembakan peluru. Todoroki membuat dinding dari es untuk melindunginya dari seranganku.

Disaat ia sibuk melindungi dirinya, aku berlari ke arahnya untuk memberikan serangan. Aku menghancurkan pelindung es miliknya dengan kekuatanku. Lalu aku menggerakkan es yang hancur itu untuk menghantam tubuhnya.

Buk!

Es itu mengenai perutnya. Todoroki terpental cukup jauh dan itu cukup jauh untuk bisa membuatnya keluar dari lapangan. Namun, dia membuat dinding es di atas garis pembatas untuk menahan tubuhnya agar tidak keluar dari lapangan.

Aku berlari mendekatinya selagi ia masih terdiam. Aku akan menghancurkan dinding es itu untuk membuatnya keluar dari lapangan. Saat aku hendak mengeluarkan kekuatan milikku, Todoroki lebih dulu menyerangku.

Ia melepaskan kekuatan es-nya tepat di depanku. Seketika aku tidak bisa bergerak. Udara pun berubah menjadi sangat dingin. Todoroki membuat bongkahan es yang sangat besar. Bongkahan es itu menjulang tinggi hampir setinggi gedung empat lantai.

Sebagian besar tubuhku terjebak di dalam bongkahan es itu. Tubuhku membeku, aku tidak bisa merasakannya. Aku mengeluh dalam hati. Jika aku tidak bisa bergerak seperti ini, maka berakhir sudah. Aku akan kalah.

"(y/n), apa kau bisa bergerak?" Aizawa-sensei bertanya padaku.

Aku terdiam. Aku tidak ingin kalah dalam pertarungan ini. Aku memejamkan mataku, berkonsentrasi. Aku berusaha untuk menggerakan setiap partikel terkecil dari es ini. Kuharap aku bisa menghancurkan bongkahan es ini. Berlahan bongkahan es itu pun mulai retak. Aku terus berkonsentrasi menggunakan kekuatanku. Tinggal sedikit lagi aku bisa menghancurkannya.

BRAK!

Bongkahan es itu berhasil kuhancurkan. es-es itu pun tejatuh. Asap mengepul menutupi penglihatan.

Aku terduduk di atas lapangan. Nafasku tersengal dan tubuhku menggigil. Aku mencoba untuk berdiri, namun aku kesulitan melakukannya. Akan menjadi sia-sia jika tubuhku tidak mau bergerak. Aku memaksakan diriku untuk berdiri. Kepulan asap masih mengelilingi lapangan ini. Aku tidak bisa melihat apapun.

The World Turns Into Anime [Bakugou X Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang