Chapter 14

1.4K 204 1
                                    

Aku berjalan di antara rerumputan setinggi mata kaki. Langit mulai gelap. Aku bisa melihat bintang-bintang yang bersinar bertaburan di atas sana. Bukan hanya langit saja yang bersinar, padang rumput ini juga bersinar oleh kunang-kunang.

Aku menghentikan langkahku. Akhirnya aku menemukan tempat yang cocok bagiku untuk melatih kekuatanku. Padang rumput yang luas, Jauh dari tempat perkebunan dan pemukiman, di sinilah aku akan melatih kekuatanku.

Jam menunjukkan pukul tujuh malam. Aku memutuskan untuk melatih kekuatanku setiap hari di tempat ini setelah pulang sekolah atau bila aku sudah selesai mengerjakan tugas-tugas sekolahku. Ini semua aku lakukan demi mengetahui tentang kematian orang tuaku. Aku harus menjadi kuat.

Aku memejamkan mataku, menarik napasku dalam-dalam dan mulai mengaktifkan kekuatan. Tanah yang berada di bawah kakiku bergetar. Aku membuka mataku yang mulai bersinar. Dalam hitungan detik, tanah di bawah kakiku mulai bergerak menjulang ke atas. Tanah itu terus bergerak dan membawaku bersamanya menuju ke atas sana. Angin kencang menerpaku semakin kuat setiap kali tanah ini bergerak semakin tinggi.

Setelah mencapai ketinggian sekitar seratus meter, aku menghentikan pergerakan tanah. Seketika itu, tanah yang aku pijak pun berhenti bergerak.

Jika seseorang melihat tanah yang menjulang ini dari kejauhan, maka akan terlihat seperti menara setinggi seratus meter. Mungkin akan terlihat sangat mencolok karena tiba-tiba saja ada menara aneh setinggi seratus meter yang berdiri di tempat terpencil seperti ini.

Aku mendongak ke atas. Angin kembali berhembus dengan lembut. Aku bisa melihat bintang-bintang di atas sana yang menjadi sedikit lebih dekat dibandingkan sebelumnya.

Aku menghela napas panjang. Melihat pemandangan dari ketinggian seperti ini membuatku takjub. Di bawah sana, aku bisa melihat hutan lebat yang mengelilingi padang rumput tempatku berlatih. Hanya ada satu dua cahaya lampu dari pemukiman yang saling berjauhan. Aku juga bisa melihat kelap-kelip lampu kota dari kejauhan yang terlihat seperti titik-titik kecil yang bercahaya. Indah sekali.

Aku kembali fokus dengan latihanku dan mulai mengaktifkan kekuatanku. Tanah yang berbentuk menara ini terpotong menjadi beberapa bagian. Aku mengangkat potongan-potongan tanah itu dengan kekuatanku. Tanah-tanah itu mulai melayang-layang di sekelilingku.

Sekarang tanah yang aku pijak sudah tidak memiliki penopang di bawahnya, benar-benar melayang di ketinggian seratus meter. Aku harus terus mengaktifkan kekuatanku jika tidak ingin terjatuh.

Aku menundukkan kepalaku, melihat daratan di bawah sana. Aku bisa mati jika aku terjatuh dari atas sini. Jujur saja, aku merasa sedikit takut. Tapi aku harus mengalahkan rasa takut ini.

Aku mulai melompat dan tubuhku terjun ke bawah. Sebelum aku terjatuh hingga ke bawah sana. Aku segera menggerakkan salah satu gumpalan tanah di sekelilingku menuju ke bawah kakiku untuk dijadikan sebagai pijakan. Aku berhasil mendarat di atas tanah itu.

Aku kembali melompat dan melakukan hal yang sama. Kali ini aku melakukannya dengan lebih cepat. Melompat dari satu gumpalan tanah ke gumpalan tanah lainnya. Tubuhku terasa lebih ringan dan kuat semenjak dunia ini berubah. Melakukan hal seperti ini menjadi lebih mudah untukku.

Aku mulai menikmati latihan ini. Aku tidak menyangka bisa melakukan hal seperti ini dalam hidupku. Tubuhku seperti menari-nari di udara setinggi seratus meter bersama gumpalan tanah yang melayang-layang.

Aku berhenti melompat, berdiri di salah satu gumpalan tanah. Ada sesuatu yang ingin aku pastikan. Aku mengulurkan tanganku ke depan dan mengeluarkan kekuatanku. Tanah di sekelilingku bergerak mengikuti gerakan tanganku.

Aku mulai menyadari suatu hal.

Walau aku bisa menggunakan kekuatanku tanpa gerakan tubuh, namun gerakan tubuh justru sangat membantuku. Aku bisa mengerakan tanah-tanah ini dengan lebih cepat.

The World Turns Into Anime [Bakugou X Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang