Chapter 19

995 167 9
                                    

"Aku datang melewati pintu seperti orang biasa!" All Might tiba-tiba berbicara dengan lantang saat ia memasuki kelas untuk mengajar mata pelajaran terakhir hari ini.

Seisi kelas dibuat terkejut sekaligus kagum saat melihatnya. Baru kali ini aku melihatnya masuk ke dalam kelas untuk mengajar. Semuanya sangat antusias dengan kedatangannya.

"Bersiap-siaplah untuk pelajaran latihan dasar kepahlawanan. Kita berkumpul di lapangan beta." Ucap All Might yang langsung disahut oleh sorak penuh semangat teman-teman sekelasku.

Sepertinya ini adalah pelajaran yang paling disukai oleh mereka. Aku belum tahu seperti apa itu latihan dasar kepahlawanan, mungkin salah satu latihan lainnya yang berfungsi untuk memperkuat diri supaya kita semua bisa dijadikan wadah bayangan hitam itu.

Aku dan anak perempuan lainnya segera pergi menuju ruang ganti bersama-sama. Mereka semua mengganti pakaian mereka dengan kostum pahlawan. Karena aku belum memilikinya, jadi aku mengganti pakaianku dengan baju olahraga. Satu-satunya kostum pahlawan yang sudah kumiliki hanyalah kacamata google ini.

Tak lama kemudian, aku bersama semua teman sekelasku berkumpul di lapangan beta. All Might sudah menunggu kami di sana. Aku bisa melihat semua teman-teman sekelasku yang sudah menggunakan kostum pahlawan mereka masing-masing. Mereka semua terlihat sangat mencolok, mengagumkan, seperti seorang pahlawan pro.

Aku menoleh ke arah bakugou. Dia juga memakai kostumnya. Jadi seperti itu kostum pahlawannya? Dengan kostumnya itu, otot-otot tubuhnya semakin terlihat jelas. Dia terlihat kuat.

Tak kusangka Bakugou akan bersekolah hari ini. Saat kemarin dia bilang akan pulang dari rumah sakit besok, kupikir dia masih harus beristirahat di rumah beberapa hari lagi. Tapi lihatlah, dia tetap bersekolah sambil membawa luka-lukanya yang masih diperban itu. Apa dia tidak terlalu memaksakan diri?

"Kenapa kamu melihatku terus, hah?!" Bakugou yang sadar aku terus memperhatikannya mulai berteriak.

"Kamu yakin baik-baik saja, Bakugou?" Tanyaku.

"Hah?! Berhenti mengkhawatirkanku, sialan!" Bentak Bakugou. Dia langsung berjalan menjauh dariku.

Bakugou sangat tidak suka melihat orang lain mengkhawatirkannya. Baginya itu seperti penghinaan, seperti dia diremehkan, dan dianggap lemah. Padahal aku hanya tidak mau sampai terjadi sesuatu padanya karena luka dari perbuatanku yang belum sembuh itu.

"Kamu sangat pemberani, (y/n)." Ucap Asui yang rupanya mendengar percakapanku dengan Bakugou.

"Itu bagus, (y/n)! Mengkhawatirkan seseorang seperti Bakugou memang sulit, tapi aku akan selalu mendukungmu!" Uraraka ikut bicara.

"Aku juga mendukungmu!" Seru Ashido penuh semangat.

"E-eh... iya." Aku yang tidak mengerti apa yang mereka bicarakan hanya mengangguk-angguk. Mendukung apa maksudnya?

"Baiklah! Kita mulai pelajaran hari ini!" All Might mengalihkan perhatianku, dan juga teman-teman kelasku. "Kita akan melakukan latihan bertarung. Aku akan memecah kalian menjadi sepuluh tim. Karena kelas ini jumlahnya ganjil, akan ada satu tim yang berjumlah tiga orang. Sepuluh tim itu akan ditentukan secara acak.

"Latihan bertarung kali ini akan ada tim yang berperan sebagai pahlawan dan penjahat. Tim penjahat menyandera seseorang di dalam sebuah gedung. Lalu tim pahlawan harus bisa menyelamatkan orang itu, dan membawanya ke luar hidup-hidup. Tugas penjahat adalah memastikan pahlawan-pahlawan itu gagal menyelamatkannya. Kalian bebas bertarung dengan quirk yang kalian miliki. Jika sudah kelewatan, aku akan menghentikan pertarungan. Waktu bertarung kalian adalah lima belas menit."

All Might pun menyebutkan siapa saja anggota kesepuluh tim itu. Aku berada di tim E berasama Jirou, dan Kirishima. Setelah itu All Might mengambil dua kotak suara yang entah sejak kapan sudah ada di sana. Satu kotak untuk menentukan tim pahlawan, dan satu kotak lainnya untuk menentukan tim penjahat. All Might pun memasukkan tangannya ke dalam kotak itu, mengambil sesuatu.

The World Turns Into Anime [Bakugou X Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang