.
.
.
.
.
.
.
Kalian mungkin akan bertanya beberapa hal tentang kelahiran twins. Jadi twins lahir tepat sehari sebelum Ardi ulang tahun ke 34 tahun. Secara otomatis menjadi kado terindah untuk suaminya. Kenapa kok tidak disamakan saja, padahal kan SC? Jadwal dokternya yang tidak bisa disamakan. Gamma terlahir terlebih dahulu selang waktu lima menit lalu Alpha lahir. Lahir dengan berat 2,3 kg dan 2,6 kg, Gamma lah yang badannya lebih kecil. Untung saja sekarang sudah terlihat sama karena Ardi dan Jena mengusahakan terbaik untuk anak mereka.
Btw nama twins itu simpel tapi unik, Ardi dan Jena yang memikirkan itu dengan matang. Alpha Jenardi Wijaya dan Gamma Jenardi Wijaya, dibalik nama unik itu ada doa yang tersimpan untuk anak-anak mereka. Alpha dan Gamma itu diambil dari nama simbol matematika. Ardi pikir nama itu sangat mengingatkannya dengan kisah percintaannya bersama Jena yang bertemu pertama kali di Prodi Pendidikan Matematika. Jenardi sendiri adalah singkatan dari nama mereka yaitu Jena dan Ardi, sedangkan Wijaya itu nama turunan dari keluarga sang suami.
Kelahiran dua jagoan kecil mereka membuat hidup rumah tangga Ardi dan Jena berubah 180 derajat. Status dan tanggungjawab baru yang mereka dapat yaitu sebagai orangtua. Dulu mungkin hanya memikirkan kebutuhan untuk berdua saja tapi sekarang tambah dua lagi menjadi empat yang harus dipikirkan.
TOK TOK BRAK
"MAMA!! BANGUN! PAPA BANGUN!" teriak twins
Jena yang sudah bangun langsung membukakan pintu kamar bagi twins. Sengaja dikunci memang biar tidak ada adegan panik karena anak masuk ke kamar. Biasa anak kecil sering langsung trobos tanpa ketuk pintu dulu.
"Morning princenya Mama," ucap Jena
Bukannya menjawab sapaan Mamanya, twins langsung berlari dan naik ke atas ranjang. Lalu loncat-loncat seperti memainkan trampolin, padahal Ardi masih tertidur. Ini masih setengah enam pagi, terlalu pagi untuk twins bangun.
"Papa kok enggak pakai baju?! Cuma pakai celana dalam?" Al menotice Ardi yang memang tertidur dengan telanjang dada.
"Ih Papa kok tidak malu sama Mama." ucap Gamma
"Astaga!" Jena menepuk jidat atas kebodohannya.
Tadi malam memang waktunya mereka quality time berdua, tentu ada kegiatan bercocok tanam dan berlanjut sampai tadi pagi. Mereka sudah mandi cuma karena hawanya gerah jadi Ardi hanya mengenakan celana pendek saja, maybe terlihat seperti dalaman karena dipakai tidur. Untungnya juga Jena tadi sudah sempat berberes kamar, jadi tidak ada adegan twins menemukan pakaian berserakan.
"Kya!! Mama. Al ditangkap moster!" mosternya adalah Ardi.
"Gam-gam juga, Geli Papa!" twins dibawa kepelukan Ardi lalu dikunci dan digelitiki.
"Siapa yang bilang Papa itu monster?" tanya Ardi
"Al Pa yang bilang." ucap Jena, dia juga malah ikut menggelitiki.
"KYAAA! LEPAS LEPAS GELI." teriak twins dengan heboh.
"udah cukup Pa, kasihan itu anaknya." ucap Jena sambil melepaskan kuncian Ardi.
"Mama malah membantu Papa! Gam-gam marah sama Mama." ucap Gamma
"Twins marah sama Mama?"
"Iya." kompak sekali marahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Life With You
Tiểu Thuyết ChungSequel dari Dosen Duda Itu Suamiku. ini kisah Jena dan Ardi bersama anak kembarnya.