.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
JANGAN LUPA VOTE 🙂
RAMAIKAN KOLOM KOMENTAR JUGA
.
.
.
.
.
..
.
.
.
.
.....Liburan sesuatu hal yang paling ditunggu oleh semua orang, kalau libur anggota keluarga bisa berbarengan. Sayangnya Jena hanya mengalami itu saat akhir tahun di bulan desember saja. Libur suami dan anaknya itu berbeda, saat Ardi libur twins masih sekolah begitu terus setiap tahunnya nanti.
"Maaa, pulang minggu ya please." ucap Gamma, setelah melihat Jena berkemas.
"Iya, minggu saja Ma. Al mau lihat Pakde mancing." ucap Alpha
"Kita udah menginap loh seminggu. Kasian Papa bolak balik, dua hari kemarin saja Papa sendirian di rumah. Twins emang enggak kasian sama Papa?" tanya Jena
Twins memang sedang libur kenaikkan kelas, sedangkan Ardi sedang berada dipertengahan menjelang akhir semester. Bisa dibilang sedang sibuk sekali, maka dari itu bolak balik dari rumah ke rumah Bundanya. Tidak semua barang bisa dibawa alasan lainnya.
Seminggu ini memang jatahnya Bundanya Jena untuk bermain dengan twins. Seminggu besok harus mudik ke rumah Orangtua Ardi, dibagi-bagi dengan adil. Baru nanti sisa liburan jatah Jena dan Ardi sebagai orangtua twins. Walau tidak full quality time berempat nantinya karena kesibukan Ardi yang tidak bisa diganggu gugat.
"Pleasee Ma, boleh ya ya ya." ucap twins ditambah dengan mengeluarkan jurus puppy eyes mereka.
"Oke boleh, cuma Mama pulang hari ini. Kalau Al sama Gam-gam di sini sendiri bagaimana? Cuma bersama Uti, Pakde dan Kak Key. Nanti baru Mama sama Papa jemput hari minggu?." tanya Jena
"Tidak papa Ma!" ucap Alpha, terlihat ekspresi wajahnya sangat senang.
"Janji dulu tapi, tidak berantem sama Kak Key. Jadi anak baik ya selama tidak ada Mama dan Papa. Nurut sama Uti dan Pakde Algan juga." ucap Jena memberi nasehat sekalian.
"Siap Mama." ucap Gamma
Jena tidak merasa khawatir kalau harus meninggalkan twins di sini, tentu sudah pernah walau hanya sehari. Bundanya juga sering meminta agar twins menginap tanpa Ardi dan Jena. Maka dari itu Jena berpikir sekali-kali boleh lah, menyenangkan Bunda dan anaknya.
"Yey yey lihat Pakde mancing." seruan twins.
"Eitss, cium dulu Mamanya. Kok langsung pergi gitu? Belum bilang Papa juga loh ini." ucap Jena, twins berbalik dan memberi ciuman ke Jena.
Muach muach
"Udah, terimakasih Mama cantik." twins lalu keluar melanjutkan acara mainnya.
"Gombalnya sama kek bapaknya." ucap Jena tersenyum tipis.
"Sama lah, kan anaknya Arditya." ucap Ardi yang tiba-tiba masuk.
"Loh, udah sampai? Cepetnya. Perasaan tadi baru bales otw." ucap Jena
Baru saja mendekat Jena menyadari sesuatu. Wajahnya terlihat pucat dan kecapekan dari sorot mata. Langsung tangannya menyentuh dahi Ardi, merasakan suhu tubuh suaminya.
"Mas, kok pucet banget? Masih demam?" tanya Jena beruntun. Tadi malam memang Ardi bilang kalau sedang dilanda demam.
"Udah enggak sayang, semalem kan udah minum obat. Cuma agak lelah aja habis mengajar tadi 3 jam." ucap Ardi tersenyum mencoba menenangkan Jena.
"Udah ke klinik? Kok ya kamu enggak bilang gitu sama aku. Kalau masih sakit enggak usah dipaksain buat jemput, aku bisa gojek sayang."
"Nanti buat istirahat sembuh sayang, kenapa harus keluar uang kalau ada Mas. Udah semua? Biar Mas yang bawa ke mobil tasnya." Ardi mulai menenteng beberapa barang bawaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Life With You
General FictionSequel dari Dosen Duda Itu Suamiku. ini kisah Jena dan Ardi bersama anak kembarnya.