Prolog

25 3 2
                                    

Seorang perempuan bernama Alura Carroline, kini ia telah sah menjadi istri sekaligus seseorang yang selalu jadi pendamping hidupnya Altiar Raga Mahendra.

Ya, setelah bertahun-tahun mereka hidup bersama. Sekarang kedua manusia itu sudah dikaruniai dua seorang anak. Berjenis kelamin laki-laki dan perempuan.

Kedua anak mereka bernama Arvel Praja Mahendra—sebagai anak pertama. Dan anak keduanya yang bernama Kireyva Rachel Carroline.

Saat ini Alura tengah berdiri di depan jendela kamarnya yang terbuka. Kedua tangannya menggenggam erat sebuah foto yang telah dicetak.

Matanya berkaca-kaca sambil memandangi foto tersebut yang tampak wajah seorang laki-laki di masa lalunya.

"Masih inget sama dia?" celetuk Altiar begitu masuk membuka pintu kamarnya.

Mendengar suara suaminya itu, seketika Alura bergegas menghapus air matanya yang lolos. Ia segera menyembunyikan foto almarhum Elang.
Sosok laki-laki yang dirinya cintai bahkan sampai saat ini.

Kemudian Altiar berjalan menghampiri Alura yang sudah duduk diatas kasur empuk. Perempuan itu mendongak menatap wajah Tiar yang tampak tersenyum tipis padanya.

"Ka-kamu kapan pulangnya? Ko-kok gak kabarin dulu lewat telpon?" tanya Alura dengan suara terbata-bata.

Tiar terkekeh pelan. Tubuhnya memilih duduk di samping Alura. Lalu menoleh sejenak menatap wajah istrinya.

"Tumben pake bahasa kamu-aku, biasanya juga pake lo-gue. Kenapa lagi? Mau berusaha ngertiin aku? Percuma kali, Ra, kalo di hati kamu masih Elang yang jadi nomor satu. Sedangkan aku? Entah yang keberapa di hati kamu itu." ucap Altiar lalu menghadap lurus ke depan.

Alura terdiam kaku begitu suaminya mengatakan seperti itu. Apakah dirinya memang salah karena masih mencintai laki-laki lain selain Altiar? Dan ia malah tetap mencintai seseorang yang jelas sudah berbeda alam dengan dirinya.

"Justru aku yang tanya ke kamu, kamu kenapa semalem gak pulang?" pertanyaan balik dari Alura setelah ia menyimpan foto almarhum Elang ke laci meja kecil.

Altiar menghembuskan napas pelan. "Ya mau gimana lagi? Demi anak-anak bisa menambah ilmu dan jadi orang yang mandiri. Buat kuliah Arvel, juga buat sekolahnya Kirey yang mau naik kelas 12 SMA." jawab laki-laki itu masih dengan posisi yang sama.

Alura menoleh pada suaminya. Menatap setiap inci wajahnya. "Lembur? Bukannya papa suruh kamu kerja gak pernah lembur ya?" ujarnya heran.

"Meskipun kita punya segalanya, Ra. Kita gak boleh hidup santai, uang gak selamanya ada. Dan semua apa yang kita punya juga hanya titipan. Kita gak boleh mengandalkan harta, karena itu bersifat sementara."

"Maafin aku ya, Al. Sampai saat ini aku bahkan belum bisa sepenuhnya sayang sama kamu. Padahal sekarang kita udah punya Arvel dan Kirey. Mereka selalu akur karena didikan kamu, juga mereka pintar pun karena kamu yang ajarkan." ucap Alura tersenyum tipis.

Altiar memijat pangkal hidungnya pening. "Mereka punya keinginan untuk bisa. Jadi, gak sepenuhnya karena aku. Lagian, tanpa sosok ibu mereka mau keluar ke dunia ini dari siapa." padahal laki-laki itu sedang tidak bercanda, tetapi Alura malah tertawa.

"Kenapa malah ketawa?" tanyanya lagi.

Alura menghentikan tawanya. "Kamu tuh aneh!"



"Mungkin dia masih tetap menyimpan seseorang itu di hatinya, tetapi aku akan menjadi penghuni hatinya sekaligus jadi penjaga perasannya."
-Altiar Raga Mahendra-

"Jadilah diri sendiri dan berperan baik lah pada keluarga."
-Arvel Praja Mahendra-

"Jika bahagiamu tertunda, bukan berarti kau tak pantas mendapatkannya. Namun masih ada hal yang perlu kau perbaiki untuk menggapai bahagia itu."
-Kireyva Rachel Carroline-

"Mendapatkan itu lebih mudah dari diri kita ada di hatinya. Mungkin kita dapat orangnya, tetapi belum tentu juga dengan hatinya."
-Alura Carroline-

"Terkadang ada luka yang terpendam jauh dari orang terdekat, namun luka itu tetap akan ditemukan oleh seseorang yang tepat."
-Revaline Nafa Maharani-

"Jangan menyamakan satu orang dengan orang lain, karena meskipun mereka terlahir sama tapi untuk soal hati pasti berbeda."
-Khifnu Raihan Pratama-

Dunia Arvel [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang