Terima kasih, Altiar dan Arvel

14 2 1
                                    

Malam ini para senior Giga Dragx perwakilan anggota inti semuanya mengikuti Altiar dan Arvel. Mereka akan menuju ke sebuah rumah sakit terbesar dan ternama. Dengan target yang sudah mereka rencanakan sejak kemarin.

"Bu, kenapa Wulan jadi dibawa ke sini? Emangnya Wulan kenapa, Bu? Ini rumah sakitnya besar banget loh, nanti bayarnya gimana? Pasti mahal banget." Gelisah seorang perempuan yang memiliki riwayat penyakit lambung bernama Wulandari.

Ibu Risma yang merupakan ibu dari Wulandari pun turut bingung, perihal dirinya dan anaknya dibawa oleh seorang Youtuber yang sering menjenguk anaknya karena mengidolakan Altiar dan Arvel-anggota Giga Dragx.

"Ibu juga gak tau, Nak. Kita diantar ke sini sama Mas Bima. Yang sering jengukin kamu itu," jawab beliau sembari menjaga anaknya yang sedang beristirahat di ruang rawat.

Sementara Altiar beserta rombongan generasi pertama Giga Dragx pun segera masuk ke rumah sakit.

"Di ruang mana Wulan dirawat, Gib?" tanya Altiar pada Gibran yang memang sudah janjian dengan Bima.

Sembari berjalan memasuki area rumah sakit tersebut, Gibran menggandeng Shiffa yang telah sah menjadi istrinya.

"Ruang Mawar, intinya yang ada Mas Bima di sana." jawab Gibran.

"Kayaknya di lantai dua gak sih? Soalnya kata si Bian di rumah sakit ini ruang Mawar ada di lantai dua." ujar Alura yang dikabari oleh Bian atas pengetahuan laki-laki itu.

Bian dan istrinya tidak bisa ikut bersama mereka, dikarenakan sedang ada acara keluarga yang tidak bisa ditinggal. Jadi hanya Gibran, Ajay, Arvel, dan Altiar yang membawa para istrinya ke rumah sakit.

Arvel dan Nafa pun mengikuti Gibran dan juga Shiffa untuk mencari ruang yang dituju.

Sedangkan Wulan masih duduk di atas brankar, memegang ponsel seperti tengah mencari sesuatu.
"Loh, Ibu ... Kok akun Giga Dragx semuanya ditutup ya? Terus akun Om Tiar sama Mas Arvel juga diprivat. Mereka kenapa ya, Bu? Apa karena video yang Wulan bilang mengidolakan mereka, ya?" Dengan wajah gelisah, Wulan memandang layar ponselnya sedih.

"Ya sudah, Nak. Mungkin mereka lagi ada urusan tertentu, yang gak semua orang harus tahu." tutur Risma menatap putrinya iba.

Disisi lain Gibran dan rombongan berhasil menemukan ruang tempat Wulan dirawat. Dengan keberadaan Bima yang duduk di kursi penunggu depan ruang rawat Mawar.

"Assalamualaikum, Mas? Yang namanya Bima bukan, ya?" tanya Tiar berjabat tangan dengan Bima.

Karena mereka semua memakai masker hitam yang sama, jadi Bima sedikit merasa bingung. "Waalaikumsalam, oh iya, benar, Mas. Dengan Mas Tiar dan Mas Arvel, ya?"

Altiar dan Arvel mengangguk bersamaan. "Wulandari ada di dalam?" tanya Arvel setengah berbisik.

"Ada, Mas. Mau langsung masuk aja apa gimana?" Bima bersiap untuk membukakan pintu, namun Altiar langsung mencegatnya.

"Oh, nanti dulu, Mas. Kayaknya di dalam ada obrolan, akan lebih baik jika kita dengarkan dulu di sini?" usul Tiar kemudian disetujui oleh semuanya.

"Kalo umur Wulan udah gak lama gimana, Bu? Padahal Wulan belum ketemu sama Om Tiar dan Mas Arvel," ucap Wulandari merasa khawatir.

Sang ibu mengusap rambut anaknya, sedangkan Wulan kini memilih tiduran di brankar sambil menghela napas pasrah.

"Astaghfirullah, Nak. Wulan tidak boleh berkata seperti itu, kamu harus kuat ya, Nak?"

Begitu mendengar obrolan Wulan dan Bu Risma, Altiar langsung dibukakan pintu oleh Bima dengan tetap memakai masker dan kacamata untuk menutupi identitasnya mereka.

Dunia Arvel [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang