4. NENEK LAMPIR

15 1 0
                                    

4. NENEK LAMPIR

"Anjing kalo jalan tuh pake mata" ucap Laras yang dengan sengaja sebenarnya nabrak diva

"Gue kan gak punya anjing karena gue Islam bukan nonis" ucap diva

"Ihh dasar" ucap Laras

"Iya nek lampir gue tau kok kesabaran Lo itu dikit banget" ucap diva "nenek Lampir dada gue mau kekantin" ucap diva sambil melambaikan tangannya

Diva yang berjalan dengan asiknya itu melihat Alvaro yang duduk termenung gak tahu kenapa, diva menghampiri laki-laki itu dengan langkah kaki dan memegang pundak Alvaro

"Hai lagi apa?" tanya diva yang juga ikutan duduk

"Gak kok cuma lagi liatin mereka main" ucap Alvaro sebenarnya diva gak percaya kalau varo cuma liatin mereka

"Lo jujur sama gue" ucap diva

"Masalah keluarga sih tapi bisa gue atasi kok" ucap alvaro

"Kalau bisa Lo atasi ngapain Lo mikir" ucap diva

"Namanya juga strategi sayang" ucap Alvaro dengan menatap wajah manisnya diva

"Lo bilang apa tadi" ucap diva kaget

"Gak apa-apa kok mungkin pendengaran Lo yang kurang jelas" ucap Alvaro dan berlalu pergi meninggalkan diva

Diva gak tahu apakah itu tadi Alvaro manggil dia sayang atau malah pendengarannya saja tapi gak tahu juga sih tapi kalau varo beneran  suka diva gimana. Diva yang masih memikirkan hal itu langsung menyenderkan dirinya ke tembok

Kali ini sih berbeda dengan Vina yang dari tadi ribut sama Vincent cuma gara-gara hal sepele saja

"Lo fotoin gue kan" ucap Vina yang menunjuk muka Vincent

"Enggak"

"Jangan boong bawa sini kamera Lo" ucap Vina

Vina dan Vincent akhirnya saling meributkan kamera itu bahkan merebutnya tapi tidak bisa karena Vincent terlalu tinggi malah tangannya di angkat supaya Vina tidak sampai

"Curang Lo" ucap Vina yang kesal dengan muka cemberut

"Namanya juga ga mau gausah di paksa" ucap Vincent

"Dasar Vincent jelekk huh" ucap Vina dan pergi meninggalkan Vincent dan membuat tersenyum sedikit

Vina yang saat ini memang lagi berjalan di koridor sekolah itu malah di takdirkan bertemu dengan Mak lampir. Vina yang hendak berbalik itu gak jadi lebih baik lewati Sajalah namun si Laura malah mencegah vina

"Lo gausah deketin Vincent bisa gak sih" ucap Laura 

"Situ siapanya" balas Vina dengan pedenya

"Guee ya em gue pokoknya Lo gak boleh Deket-deket dia Vincent itu milik gue" ucap Laura sambil memajukan kepalanya

"Mata Lo gausah melotot gitu kali takut copot ntar bolanya" ucap Vina yang merasa jijik

"Terserah gue dong"ucap Laura "tapi awas aja kalo gue liat Lo sama Vincent lagi" lanjut Laura

"Atas hak apa yah anda mengatur hidup saya" ucap Vina sambil berjalan dan menatap muka Laura

Vina yang capek menghadapi si Laura itu akhirnya lebih memilih balik kekelas sajalah nemuin diva daripada harus ngadepin orang gila cinta.
Vina yang hendak menuju kelas itu melihat diva yang bersender di tembok sambil memejamkan matanya Vina takut kalau diva kenapa-kenapa akhirnya Vina berlari menghampiri diva.

"Woi Lo sakit?" Tanya Vina sambil menepuk lengan diva untuk membangunkan diva

"Gue?"tunjuk diva kedirinya sendiri dan dibalas anggukan oleh Vina "gue gak sakit cuma numpang nyender aja ke tembok"

VINCENT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang