4

373 57 6
                                    

Kantin sekolah kembali ramai saat melihat [Name] dan Hyungseok kembali makan bersama, ada Haneul, dan Jiho juga tapi yang menjadi topik pembicaraan selalu berkaitan dengan Hyungseok.

Sedangkan Mijin sedang tidak ingin makan, katanya si lagi diem. Lalu Jay, sebelumnya ia menolak ajakan [Name], tapi sekarang Jay tengah makan di kantin di meja yang berbeda.

Di lain sisi juga, terlihat anak kacamata hitam dari Dapartemen Vokal dan Dance sedang memanas-manasi Zin tetang kekalahannya kemarin.

"Halo!" Sapa Hyungseok pada Vasko yang kebetulan baru datang ke kantin.

Vasko menghampiri Hyungseok, "Apa-apaan kau? Kenal aku?" Katanya dengan tangan yang mencengkram pundak Hyungseok. "Tampan dan kuat, hah... Jangan berlagak." Lanjutnya.

"Maaf kalau aku menyinggungmu, sepertinya aku salah orang." Ujar Hyungseok dan melepaskan cengkraman Vasko di pundaknya.

Seisi kanting melebarkan matanya, terkejut. Berbada dengan Sang Gadis yang terlihat biasa saja, ia sudah banyak menyenal orang yang lebih kuat dari Hyungseok.

Tiba-tiba salah satu temen Vasko menjadi penengah, menggenti perkelahian antara Vasko dan Hyungseok.

"Hei, kau."

[Name] menoleh ketika mendengar suara yang mengarah padanya, saat ini ia memang duduk di pojok karena Haneul yang terus memohon mau duduk di sambing Hyungseok.

Jadi anak kacamata hitam yang tadi sedang mencari ribut dengan Zin kini sudah duduk di sampingnya, Zin yang melihat hal itu sontak kesal ingin sekali ia meninju muka Jin Hobin yang tiba-tiba saja sudah duduk di sebelah Sang Gadis.

Hyungseok, Jay dan seisi Kantin yang awalnya terfokus pada Vasko dan Hyungseok kini menjadi terfokus pada primadona sekolah dan sosok lelaki yang selalu menggunakan kacamata tersebut.

[Name] memghentikan acara makannya sejenak, mengangkat sakah satu alisnya bingung. "Ya?" Beonya.

"Tidak malu dengan matamu yang aneh itu?" Tanya Hobin sontak membuat semua mata tercengang.

Mendengar hal itu, justru [Name] yang merasa aneh dengan orang yang berada di hadapannya ini. Tiba-tiba menghampirinya dan bertanya seperti itu.

Hyungseok berdiri dari duduk, "Hei, tidak soban berbicar—"

"Heterochromia, yaitu dua bola mata dengan warna yang berbeda. Kondisi yang dianggap sebagai ciri umum kelainan genetik keturunan dan hanya terjadi pada kurang dari 1% penduduk dunia." Jelas [Name].

"Hah?" Beo Sang lelaki karena tak menemukan jawaban dari perkataannya tadi.

[Name] tersenyum tipis, "Karena mata ini aku justru merasa istimewa karena memiliki hal langka yang tak dimiliki oleh orang lain. Lagian mataku memang cantik, kan?" Lanjut [Name].

Lelaki kacamata hitam itu diam sejenak saat mendengar perkataan Sang Gadis, hingga tiba-tiba ia menyondorkan ponselnya kepada [Name].

"Aku Jin Hobin, minta nomormu dong." Ujar Hobin dengan kepedean tingkat max.

"Maaf, aku tidak memberikan nomor telfon pada orang asing." Tolak [Name] menatap datar.

Hobin ikut berdiri dan menyentuh pergelangan tangan Sang Gadis, "Hei! Tungg—"

Bruk!

[Name] mencengkram pergrlangan tangan Hobin yang hampir menyentuhnya tadi, lalu ia memutarnya dan ia tahan di punggung lelaki itu hingga tubuhnya Hobin langsung membentuk meja.

"Oh, maaf itu refleks." Ucap [Name] dengan wajahnya yang datar, "Lain kali jangan menyentuhku seenaknya." Lanjutnya berjalan pergi meninggalkan kantin yang mendadak sunyi.

STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang