11

253 40 0
                                    

Di malam hari Sang gadis membawa buku-bukunya dan menghampiri ruangan DG, lebih tepatnya kamar DG. Ketika lift terbuka ia dapat melihat sosok DG yang duduk di kasurnya sambil bersandar pada sandaran kasur.

[Name] langsung berlari ke arah kasur, "Kak! Ajarin aku dong! Besok aku ada ujian!" Teriak Sang gadis sambil berlari ke arah kasur lalu melompatkan tubuhnya ke arah DG.

Sang lelaki bersurai merah muda itu dengan senang hati menangkap sang gadis ke dalam pelukannya, lalu tangannya langsung mengelus surai panjang dan halus tersebut.

Tangan DG menggenggam pinggang ramping sang gadis untuk membenarkan posisinya, dan sekarang [Name] tengah duduk di atas pangkuannya.

"Untuk apa belajar, kan kau sudah pintar." Ujar DG dengan tangannya yang masih setia mengelus Surai sang gadis dengan lembut.

Sang gadis menatap wajah DG, ia masih berada di atas pangkuan sang lelaki. "Teman kelasku semester ini pada berambisi dan selalu belajar di perpustakaan, jadi aku juga gak mau ketinggalan." Sang gadis bercerita singkat.

DG mengangguk mengerti, ia mengambil buku yang sebelumnya di bawa oleh [Name]. "Baiklah, bab berapa yang mau kau pelajari?" Tanyanya dengan lembut.

"Kakak gak sibuk, kan?" [Name] bertanya memastikan, takut jika lelaki yang sedang memangkunya itu lagi sibuk akan pekerjaannya.

DG menggelengkan kepalanya, "Tidak, tenang saja." Jawabnya meyakinkan.

Kini [Name] mengangguk mengerti, "Aku kesulitan di bab 7." Sang gadis menjawab pertanyaan yang di lontarkan oleh DG sebelumnya.

Mendengar perkataan sang gadis, DG membuka bab 7, lalu setelahnya [Name] mengarahkan ke bagian yang menurutnya sulit dimengerti.

"Nah, aku sedikit bingung di bagian ini." Tutur [Name] menunjukkan ke arah yang menurutnya sulit.

DG memang sangat pintar dalam masalah pembelajaran, saat masih menyandang nama Lee Jihoon Lelaki ini selalu saja memenangkan sebuah lomba olimpiade.

Semua orang mengakui kepintarannya begitu pula sang gadis. [Name] menyimak penjelasan dari DG, Suara lelaki itu terkesan lembut dan penuh perhatian.

Hingga tanpa disadari menit demi menit kini telah berlalu, dan DG masih setia menjelaskan beberapa bab lainnya kepada sang gadis.

[Name] mencoba untuk turun dari panggung sang lelaki, namun dengan cepat tangan DG langsung menahan pinggang ramping Sang gadis agar tetap duduk di atas pangkuannya.

"Tetap seperti ini." Ucap DG membuat [Name] hanya mengangguk dengan patuh, tak berani membantah.

DG kembali menjelaskan, penjelasannya yang singkat dan mudah di mengerti membuat sang gadis merasa amat sangat terbantu.

Sesekali tangan DG mengelus surai panjang sang gadis, ia masih saja menjelaskan beberapa pelajaran lainnya dengan suara yang lembut.

Kadang sang gadis bertanya, dan tentu saja dapat di jawab dengan mudah oleh DG. Pertanyaan sang gadis di otaknya sama sekali tak sulit, ia tak perlu berpikir panjang untuk menjawab pertanyaan itu.

Dan ketika sang gadis meminta untuk di jelaskan ulang, sang lelaki menurut dan menjelaskan kembali kepada sang gadis mengunakan bahasa yang lebih mudah di mengerti.

Sedangkan [Name] yang sedari tadi merasa kepalanya terus di elus tentu saja menjadi mengantuk, ia menyenderkan tubuhnya pada dada bidang sang lelaki.

Tapi matanya masih terbuka mencoba untuk tetep sadar dan kembali mendengar penjelasan singkat dari sang lelaki bersurai merah muda, ia masih mencoba untuk mempertahankan kesadarannya.

STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang