10

254 35 0
                                    

Hari sudah malam, sesampai di kediaman [Name] langsung memasuki kamar mengambil pakaian ganti dan menuju kamar mandi untuk membersikan tubuh.

Setelah mengantarkan sang gadis DG kembali pergi ke agensi untuk melakukan pemotretan, lelaki bersurai merah mudah itu ternyata memang sangat sibuk tapi ia berjanji akan pulang sebelum makan malam meskipun akan sedikit telat.

Setelah kegiatan mandinya selesai, ia langsung mengenakan pakaiannya. Salah satu tangannya mengambil sebuah hair dryer dan mulai mengeringkan rambutnya.

Sang Gadis berjalan ke arah rak untuk memberikan makan Cookie, ia mengerutkan keningnya ketika melihat stok makanan kucing kesayangannya habis.

DG masih belum pulang, ia mengambil Jaket andalannya untuk menutupi baju piyama dan membiarkan ia memakai celana piyama pendek, ia terlalu malas untuk ganti.

[Name] berjalan keluar apartemen, niatnya ingin membeli makanan kucingnya di minimarket terdekat. Sebelumnya juga ia sudah meminta izin pada DG tapi belum ada balasan, itu artinya lelaki tersebut sedang sibuk.

Ia juga tidak enak hati meminta bantuan Jonggun, karena hari ini sudah malam pasti lelaki itu sibuk bekerja sebagai bodyguardnya Crystal.

Sang gadis berjalan tanpa takut, jalan juga terang jadi tak ada yang perlu ia takuti. [Name] juga tau beladiri, wajar saja ia tau karena semua lelaki yang berada di dekatnya itu selalu mengajarkannya.

[Name] memang bukanlah gadis lemah, tapi para lelaki di sekitarnya saja yang terlalu berlebihan dalam menjaga dirinya.

Hingga tak berselang lama saat ia hendak memasuki minimarket, ia justru berpapasan dengan Zin.

Zin mengerutkan kepalanya, jarang sekali melihat sang gadis keluar malam-malam. "Ngapain disini?" Celetuk Zin.

[Name] menaikkan salah satu alisnya, "Fungsi minimarket apa?" Tanyanya balik.

Zin terdiam, ia seakan sedang memikir keras atas jawaban Sang Gadis. "Numpung buang air kecil atau buang air besar?" Ucapnya.

[Name] tercengang, "Otakmu di taru di mana si?!" Serunya emosi.

Perempatan imajiner muncul di wajah Zin, ia merasa jika  jawabannya memang benar. "Aku bener dong!" Seru balik Zin.

[Name] mengerutkan alisnya kesal, "Ih! Bodoh! Kan masih ada wc umum!" Serunya.

Zin ikut mengerutkan kedua alisnya ketika mendengar Sang Gadis yang mengatainya bodoh, "Kalau wc umumnya masih jauh terus dia kebelet gimana?!" Katanya.

"Yaaa... Tapikan fungsi minimarket untuk belanja lah bego!" Ujar [Name] tidak ingin mengalah dalam perdebatan kali ini.

"Kalau itumah semua orang tau!" Seru Zin.

Kini perempatan imajiner yang muncul di wajah sang gadis, "Terus kenapa gak dijawab untuk belanja!" Seru balik [Name].

"Siapa tau ada jawaban tersembunyi karena kalau jawabannya belanja pasti semua orang tau." Ucap Zin dengan jujur.

Lagi-lagi [Name] tercengang, lalu tak lama ia menghela nafas lelah. Tanpa membalas perkataan Zin, Sang Gadis memilih memasuki minimarker yang sudah berada di depan mata.

Baru saja ia membuka pintu minimarket dan sudah di sambut oleh pereman yang mendang memukul sosok kasir lelaki yang ada di sana, indra penglihatannya juga melihat sosok Yui disana.

"Heii!!!" Teriak [Name] membuat semua orang itu menoleh padanya.

"Apa-apaan kau?! Dasar sialan." Ucap pereman itu dan berjalan ke arah Sang Gadis.

STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang