7

411 59 3
                                    

Jika tadi malam ia sudah menyelesaikan urusannya dengan Dg, maka pagi ini ia akan berurusan dengan Jonggun, karena lelaki itu yang akan mengantarkan dirinya ke sekolah.

Seharusnya yang mengantarnya adalah DG, tapi sayang sekali idol satu itu semakin sibuk akan pekerjaannya ditambah hari ini ia harus melakukan shooting untuk sebuah iklan.

Saat ini Sang gadis sudah berada di mobil bersama Jonggun, tangannya mencengkram erat rok sekolahnya. "Aku minta maaf karena sudah membohongimu." [Name] melontarkan perkataannya.

"Ya, kurasa kau juga menang harus memiliki waktu bersenang-senang bersama temanmu. Jika ingin pergi main bilang saja, dan jangan lupa menelfonku untuk minta jemput." Ungkap Jonggun panjang lebar.

Sang gadis tersentak, cukup kaget ketika melihat Jonggun yang bicara berbicara panjang lebar seperti tadi. "Tentu, akan ku inget." Balasnya.

Tiba-tiba Jonggun menyeringai ketika teringat makian yang Sang gadis katakan di telfon, "Apa sekarang kau masih menganggap kami gila? Coba kau bilang seperti kemarin malam di hadapanku langsung." Ucapnya.

Kini rona merah muncul di wajah sang gadis karena malu, "Tapi kan kalian emang gila!" Serunya, ia merasa jika perkataannya emang benar.

"Benarkah?" Jonggun bertanya sekali lagi dengan maksud mengejek.

Sejujurnya ketika mendengar perkataan sang gadis melalui telfon kemaren membuatnya mulai merasa bersalah, ia jadi yakin jika perilakuannya kepada gadisnya terlalu berlebihan.

Jonggun menghela nafas sejenak, "ごめん..." Jonggun berujar pelan.

Lelaki itu terlalu malu hanya untuk mengucapkan kata 'Maaf', sehingga ia menggantinya dengan bahasa jepang agar sang gadis tidak begitu mengerti, bahkan Jonggun juga sampai memelankan suaranya.

Dan benar saja, Sang gadis tidak begitu mendengar apa yang di ucapkan oleh Jonggun. "Kau bilang apa?" Tanyanya bingung.

"Tidak ada." Sangkal Jonggun lalu ia menoleh ke arah sang gadis.

Jonggun menghentikan mobil karena saat ini ia sudah sampai di sekolah Sang gadis, ia melepaskan kaca matanya dan menatap ke arah bibir Sang gadis yang terluka.

Salah satu alis Jonggun terangkat, "Kau menggigit bibirmu?" Tanyanya.

[Name] mengangguk, "Iya kamarin." Jawabnya dengan jujur

Tangan kanan Jonggon terangkat, ia mengelus bibir sang gadis yang terluka dengan ibu jarinya. Lembut... Satu patah kata yang terlintas di otaknya.

Jonggun sedikit menuruti insting liatnya membuat ibu jadinya terus mengelus bibir pink alami yang terasa kenyal milik sang gadis, bahkan indra penglihatan Jonggun hanya terfokus pada bibir tersebut.

Dengan sengaja Jonggun memasukkan ibu ke dalam mulut sang gadis, Hangat... Batin Jonggun, isi pikirannya mulai meliar.

Ia dapat merasakan air liur sang gadis, bukannya merasa jijik Lelaki tersebut justru ingin merasa lebih.

Hingga akhirnya kedua tangan Sang gadis menggenggam pergelangan Jonggun, mencoba untuk menahan. Jonggun sedikit tersadar, matanya yang sedari tadi hanya fokus pada mulut Sang gadis kini mulai menatap wajah [Name] seutuhnya.

STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang