6

389 64 0
                                    

Sang gadis berpamitan pada Jay lalu berjalan ke luar gedung, kakinya berjalan ke arah halte bus dan tepat saat ia sampai di halte bus sudah tiba.

Jadi [Name] langsung masuk ke dalam bus sambil membawa kotak berisi kue 2 tingkat itu, Sang gadis memang tidak minta di jemput karena ia mau langsung memberikan kue ini kepada Hyungseok.

Karena tak mungkin ia pulang sambil membawa kue, hal itu pasti semakin menimbulkan masalah. Sang gadis tau lokasi rumah Hyungseok karena tadi pagi saat mereka jalan bareng ke kelas ia sempat menangani rumahnya.

Yeah, walaupun Hyungseok juga sempat bilang jika ingin main ke rumahnya harus memberi kabar dulu. Tapi kalau memberi kabar tidak akan menjadi kejutan dong?

Bus terlihat penuh tapi masih ada 1 kursi kosong di samping lelaki yang berseragam sama dengannya yang tengah sibuk menulis sesuatu di buku kecil miliknya.

"Permisi, aku duduk di sini ya?" Tanya Sang gadis yang meminta izin terlebih dahulu.

Sosok lelaki menoleh, ia terlihat langsung gugup ketika melihat wajah cantik yang menjadi primadona sekolahnya. "B-boleh." Jawabnya.

[Name] tersenyum dengan senang, "Terima kasih!" Ucapnya langsung duduk.

Lelaki itu mengangguk kaku, "Iya, sama-sama." Ucapnya.

Sang gadis kembali menatap ke arah lelaki di sampingnya, "Kita satu sekolah kan? Kau dari jurusan apa?" Ia bertanya.

Sifat friendly Sang gadis tentu saja salah satu hal yang membuatnya terkenal di sekolah, bahkan di luar sekolah jika ia berpapasan dengan seseorang yang memakai seragam yang sama ia akan tetep tersenyum.

Memang tidak salah, ia menjadi primadona sekolah.

"A-aku dari jurusan Vokal dan dance." Jawab lelaki tersebut dengan gugup.

[Name] mengangguk mengerti, "Aku [Name] dari jurusan fashion, namamu?" Ucapnya memperkenalkan diri.

Lelaki itu terdiam sejenak, "Namaku Pyeon Deokhwa." Ucapnya yang sedikit terharu sekaligus senang bisa berkenalan dengan Sang gadis.

Sang gadis tersenyum, "Salam kenal ya, Deokhwa!" Serunya lalu melihat ke arah buka yang di pegang oleh Deokhwa, "Ngomong-ngomong kau sedang menulis apa?" Katanya lanjut bertanya.

Deokhwa menunduk malu, "Sebuah lirik." Katanya.

Kedua Mata sang gadis langsung berbinar-binar, "Keren! Kau bisa buat lagu?" Ucapnya dengan antusias.

Semburan merah muncul di kedua pipi Deokhwa, ia terlihat malu ketika di puji. "Begituan." Ucapnya sambil tersenyum kecil, Lucu, baru kali ini juga aku dipuji...

Nata sang gadis melihat ke arah jalan, "Ah, sepertinya sudah sampai." Gumamnya lalu berdiri dari duduk, "Aku duluan ya, Deokhwa." Lanjutnya tersenyum manis yang di balas anggukkan oleh Deokhwa.

Sang gadis turun dari bus ketika disara sudah sampai di lokasi, tinggal mencari keberadaan rumahnya. Iris Heterochromianya menatap ke sekeliling, pemandangan yang tak begitu asing di matanya walaupun ada beberapa yang berbeda.

"Jadi deja vu." Gumamnya kalau tak lama teringat akan sesuatu, "Kalau gak salah rumah Crystal arah sini juga, kan? Apa aku kerumahnya saja nanti dari pada harus ribut dengan kakak." Lanjutnya bergumam.

STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang