Chapter 14 😜

41.1K 2K 135
                                    

Faas berhasil membawa Bima kembali dan memulai dari awal soal hubungan mereka.

Faas sudah memaafkan Bima dimana pria dewasa itu sekarang tahu artinya kehilangan.

Bima semakin protektif pada Faas, apalagi dengan orang yang namanya Bara.

Bima diam diam mengajak dosen tampan itu bertemu dan menjelaskan kesalahpahaman soal dirinya dan Faas.

Bima menyatakan bahwa Faas adalah miliknya (pasangan hidup) dan Nata adalah buah hati mereka.

Mendengar itu Bara hanya tertawa kecil, ia sudah tahu bahkan sejak pertama kali masuk kerumah mereka.

"Kalau saya boleh memberi saran anda. Bukan saya yang perlu anda khawatirkan, akan tetapi orang lain yang seumuran dengan Faas"

"Maksud anda apa?"

"Mereka lebih muda, fresh dan yang pasti, satu pemikiran dengan Faas"

Bima diam sejenak lalu tak lama kemudian Bara pamit dan pandangannyapun berubah menjadi tak ramah.

.

Kris terus memikirkan Bara yang tiba tiba muncul disekitarnya.

Ia yakin kedatangan Bara pasti bukan tanpa sengaja, mengingat apa yang telah dilakukannya dulu.

.

Faas yang baru saja memeriksakan kehamilannya yang masuk dibulan kedua. Mereka sudah diperbolehkan melakukan hubungan dewasa asal memakai pengaman dan tak terlalu kasar.

Mendengar itu wajah Faas memerah total mengingat mereka sudah lama tidak melakukannya.

Sampai rumah, Bima tak berani meminta atau bahkan mengajak Faas melakukan itu.

Ia hanya selalu didekat Faas sampai membuatnya risih.
"Ngapain sih lu mepet mepet mulu!" Kesal Faas sambil mendorong Bima dengan kakinya.

"Fa....."

"APA!" Bentak Faas yang membuat Bima mengurungkan niatnya.

Keduanya fokus menonton drama anak sekolahan di TV, namun sesekali Bima menoleh pada Faas yang menurutnya semakin manis walapun satu kakinya dinaikkan disofa sambil memeluk setoles rumput laut untuk diberikannya dengan bayi didalam perutnya.

Bima perlahan mendekat dan itu membuat Faas menghembuskan nafasnya lelah.

Ia meletakkan toples besar itu kemudian "PAKE KONDOM" teriaknya kemudian lebih dulu masuk kekamar.

Bima masih mencerna apa yang diucapkan Faas barusan "pakai apa barusan?"

"GUE HITUNG SAMPE SATU, LO PUASA SETAHUN!" teriak Faas dari dalam kamar.

Bima dengan kecepatan cahaya pun langsung berlari dan mengkunci pintu kamarnya, ia juga langsung menerjang Faas diatas kasur.

.

Tak lama kemudian terdengar suara rintihan keduanya....."enghh disana....aahh aahh" dengan posisi menungging Faas mampu menelan milik Bima yang super jumbo itu.

Bima yang merasa miliknya dipijat oleh lubang hangat Faas, ia terus menghujam lubang sempit kemerahan itu.

Rasa nikmatpun menjalar keseluruh tubuhnya. "Fa.....aaaahhhhh"

"Lebih cepet om" pinta Faas.

"Tapi Fa?"

"Enghh....ken....ceng....in bangsat.....enghhh aahh yeah, diasana.....terush.....aahh....terush..... enghh anghh aahh aahhh" desah Faas tak henti hentinya merasakan lubang laparnya dipenuhi milik Bima yang membuatnya sangat puas.

Bima sedikit mempercepat temponya mengingat ada calon anaknya didalam perut kecil Faas.

Namun hal itu malah membuat Faas geram.

Ia merangak kedepan sampai penyatuan mereka terlepas.

Plop

Namun Faas dengan cepat berbalik dan merubahnya diatas tubuh Bima.

Ia membuang kond*m yang dikenakan Bima kemudian menduduki milik Bima perlahan.

Merasa lubangnya penuh, Faas hanya mendongak nikmat, merasakan tusukan demi tusukan ujung milik Bima yang mentok menghatam prostatnya.

Faas naik turun sesuai keinginannya.
"Eungh om.....ini.....enakh.....aahh"

Faas terus bergerak yang hanya menelan setengah miliknya namun pergerakannya luarbiasa cepat.

Pemandangan sexy itu membuat Bima kalap sekaligus gemas.

Tanpa babibu, Bima langsung bangkit dan mendudukkan Faas sampai menelan seluruh miliknya.

"Akhh...." desah Faas.

Bima lalu mengajaknya berdiri dan mengeluar masukkan miliknya dengan begitu kasar.

Faas sampai memejamkan matanya sambil memeluk tubuh telanjang Bima.
"Enghh....aa.....Aaaa....aa....aahh" rasanya sungguh nikmat, Faas rasa ia akan keluar dengan posisi seperti saat ini.

"Fa....."

Bima terus menghujam lubang sempit itu sampai miliknya membesar didalam lubang Faas dan.....

"Angghhhhh Om/Fa....." keduanya keluar bersamaan, cairan Faas yang membasahi perut keduanya dan Bima keluar didalam lubang Faas sampai merembes keluar saking banyaknya.

Keduanya saling bertatapan dan Bima mecium bibir manis itu untuk kesekian kalinya.

Cukup sekali ia membuat kesalahan itu dan ia tak akan melakukannya lagi.

"I love you Fa" ucap Bima yang jelas tidak akan mendapat jawaban dari Faas, namun ia tau Faas juga sangat mencintainya.

"Gue gak butuh ungkapan cinta lo. Yang gue butuhin ronde ke dua. Jangan bilang lo udah gak kuat" jawab Faas dengan keadaan milik Bima yang masih didalamnya.

Mendengar itu Bima seperti mendapat angin segar, namun peringatan dokter juga tiba tiba menghantui pikirannya.

"Tapi Fa, anak kita?"

"Ck, anak kita bakal seneng dikunjungin bapaknya, udah cepet atau gue cari kont*l lain" sarkas Faas yang langsung menidurkan Faas ditepian kasur.

Kaki Faas ia taruh dipundaknya dan ia dapat menghujam lubang lapar itu.

"Enghh" desah Faas, padahal baru satu hetakan yang dilakukan Bima.

"Seenak itu hm"

Faas mengangguk dengan mata sayunya.

Bima hanya membatin, kalau saja Faas tak sedang hamil, ia kan mengikat dan mencambuknya sebagai hukuman.

"Buat saya pipis daddy" tak ada angin tak ada hujan, tiba tiba Faas mengucapkan kalimat itu.

Bima hanya meneguk ludahnya susah payah, sungguh ia ingin membolak balikkan tubuh kecil ini, mengisinya dengan dild* besar ditambah miliknya, namun itu hanya dapat ia bayangkan, karena ia harus menjaga kesehatan Faas juga bayinya.

.

Selesai menikmati waktu berduanya, Faas terkadang menyunggingkan senyumnya mengingat kegiatannya dengan Bima barusan.

Sekarang ia sudah mandi, ia lalu memastikan keberadaan Nata yang masih di apartemen Aldi.

Ia masih dapat bersantai sebelum anaknya diatar pulang oleh sahabatnya itu, Faas ingin melanjutkan dramanya namun bel rumahnya lebih dulu bunyi.

Faas berjalan ingin membukakan pintu namun Bima lebih dulu membukanya.

Cklek

Setelah pintu dibuka, mereka melihat anak laki laki berwajah imut lalu tiba tiba.....

"Papa" ucapnya sambil merangkul kaki Bima.

Dan dari kejauhan terlihat seseorang yang memastikan anak itu masuk ketempat seharusnya.


Tbc

Nah ini baru konflik sebenarnya.....😁
Jangan lupa vote dan komen biar author semangat.

Gairah om om season2 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang