Chapter 11 😜

37.6K 1.9K 140
                                    

Kemarin ada yang nanya, kok jurusan seperti bahasa Inggris ada mata kuliah wirausaha?

Ini aku jawab ya, mungkin setiap kampus itu punya kebijakan sendiri sendiri, dikampusku dulu punya prinsip, misal gak sukses dijurusan yang diambil, mereka sudah dibekali ilmu wirausaha full 2 semester. Mereka tahu jika yang dibutuhkan mahasiswa bukan hebat dijurusannya tapi pikiran yang luas dengan dasar jurusan yang mereka ambil itu sendiri.

Kampusku benar benar menginginkan mahasiswanya kompeten dan benar benar siap. Bahkan mereka membantu membuatkan kami contoh CV dan pertanyaan/jawaban ketika melamar kerja. Makanya kalau lulusan dari kampusku itu masih nganggur, itu karena personal bukan karena gelar yang diberikan sembarangan.

Itu kampusku loh ya, gak tau kalau kampus kalian.





.





Faas bolak balik kekamar mandi entah ini sudah keberapakalinya pagi itu, Faas mendesah lelah melihat pantulan wajahnya yang pucat dikaca besar itu.

Ia ada kuliah penting hari ini, namun ia melupakan satu hal, tugas yang diberikan Bara belum ia kerjakan.

Faas buru buru mencari lembaran itu yang lupa ia letakkan dimana.

"Ah, dimana se tugas gue" Faas membolak balikkan bukunya diatas meja namun tak ada disana.

"Ini yang kamu cari?" Ucap Bima sambil memeberikan tugas Faas yang telah dikerjakannya. "Ini soal saham, kamu udah ngertikan soal dasar dasar saham. Ini aku udah selesain tugas kamu"

Faas terpaksa mengambil selembaran itu karena ia tak mau mengulang tahun depan. Bara adalah sosok yang bisa menempatkan dirinya dimanapun dia berada, diluar dia bisa menjadi teman namun dikampus, Bara tetaplah dosen killer tak ada ampun dan negosiasi disana.

"oh ya Fa, hari ini aku anter ya? pas kamu mandi Nata dijemput Aldi sama Kris, mereka ingin mengajak Nata berjemur"

"Gak perlu" ketus Faas.

"Fa, sekalian nanti siang kita periksakan Nata karumah sakit, daripada kamu bolak balik"

Faas berpikir sejenak kemudian mengiyakan tawaran Bima.

Diperjalanan, Faas diam sambil membaca tugas yang dikerjakan Bima, Faas dengan mudah memahami hal itu, karena sebelumnya ia sudah memahaminya

"Oh ya Fa, ingin sarapan atau drive thru?" Tanya Bima untuk memecah keheningan.

"Gak perlu"

"Okey..... oh ya Fa, kamu sebentar lagi libur semesterkan? Gimana kalau kita bertiga liburan keluar negri. Kamu pengen mengunjungi negara mana?"

"Pulang" jawab Faas.

"Maksudnya?" Tanya Bima binggung.

"Gue pengen bawa Nata kerumah orang tua gue"

"Ah, kamu pasti rindu mereka ya, ya udah, kita kesana selama yang kamu pengen?"

"Hanya aku dan Nata, om terserah ingin berlibur kemana saja.....
... gue gak akan keluar negri lagi" lirih Faas diujung kalimatnya.

Namun Bima masih bisa mendengarnya dengan sangat baik, ia langsung Flasback kejadian saat Faas seperti takut disentuhnya lagi dan sekarang kalimat itu membuat Bima paham kondisi Faas saat ini.

"Fa" tanya Bima dengan sengaja menyentuh lengan Faas karena ingin memastikannya. Dan yaa.....Faas langsung menapik tangan Bima.

Faas terlihat gelisah dan tak nyaman disana, Bima langsung memberi Faas tisu basah untuk mengelap lengannya.

Faas mengusapnya berulang kali sampai tisu itu habis tak bersisa.

Sebenarnya ini bukan pertama kalinya Faas seperti ini setelah melihat Bima disentuh wanita itu.

Faas merasa dirinya kotor saat Bima menyentuhnya. Faas bisa membersihkan tubuhnya berulang kali sampai dia merasa tenang.

Bima menatap sedih Faas karena ia tau jika mental Faas sedikit terganggu karena rasa sakit yang ditumbulkannya.

"Sejak kapan Fa?" Tanya Bima dengan mata berkaca kaca.

Faas menoleh pada Bima namun aa memilih diam, karena ia juga tidak mengerti mengapa kodisi tubuhnya seperti itu.

"Sejak kejadian itu?" Imbuh Bima dengan hati hati.

Faas mengangguk kecil, sungguh Bima ingin merengkuh tubuh kecil Faas, namun ia tak bisa, Faas bukan hanya trauma namun dia mengalami overwhelming yaitu kehilangan kemampuan mengendalikan otak, diri sendiri dan situasi.

Bima sangat paham akan hal itu. Dan ia dapat menyimpulkan jika Faas begitu mencintainya selama ini. Meski sikapnya acuh dan kasar.

Bima berulang kali mengusap air matanya yang jatuh dengan sendirinya, ia semakin merasa bersalah dengan kondisi Faas saat ini.

"Kenapa tidak bilang Fa" tanya Bima.

Faas memalingkan wajahnya, Faas juga binggung, soal apa yang harus dikatakan dengan Bima.

"Kenapa memaksakan diri tinggal denganku hm"

"Gue hanya ingin yang terbaik untuk Nata"

"Tapi Fa, ini bukan hanya soal Nata tapi juga kamu".

"Lo gak ngerti!" Jawab Faas.

"Fa.....?"

"NATA DAN LO SANGAT PENTING BUAT GUE" Teriak Faas lalu dia keluar karena mereka sudah sampai dihalaman kampus Faas.

Deg.

Hati Bima terasa begitu tertampar mendengar kalimat itu dari mulut Faas.


.

Bima mendatangi ayahnya dengan wajah yang begitu kacau mengingat keluarganya hancur karenanya, Nata hampir cacat seumur hidup dan Faas yang psikisnya terganggu.

Bima sendiri juga tidak baik baik saja saat ini, ia tidak tahu apa yang harus ia lakukan untuk masalah keluarganya.

Bima menangis didepan ayahnya seperti anak berumur 5 tahun yang tak dibelikan ice cream.

.



"Lepaskan mereka, pergilah sejauh mungkin, hanya itu satu satunya cara untuk mengembalikan kesehatan mental Faas" ucap Dharma setelah mendengar penjelasan Bima dan dokter yang dipanggil Dharma.





.

Bima memejamkan matanya dibalkon sejenak sambil membayangkan masa masa indahnya dengan Faas diberbagai sudut hunian itu.

Bima tersenyum mengingat saat pertama kali jatuh cinta dengan Faas dan bagaimana Bima mengejar cinta Faas.

Semua hanya akan menjadi kenangan dimemorinya.





Tbc

Gairah om om season2 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang