4. Cowok Kemayu

656 16 35
                                    

Siapa pun yang sudah pernah KKN pasti tahu rasanya,__ya iyalah_ ya kalian tahu sendirilah bagaimana KKN berlangsung. Pertama kita semua survey lokasi KKN, sowan ke ketua RT/RW, ke ketua karang taruna, ke takmir masjid, ke ketua PKK, dan ketua-ketua yang lain. Lalu kita semua meninjau lokasi, mana yang perlu di perbaiki atau di biutifikasi sesuai budget, mempelajari kebiasaan dan kondisi masyarakatnya dan lainnya untuk membuat program yang relevan tapi simpel untuk kami kerjakan.

Saat itu, aku ingat kita benar-benar kompak awalnya, semua orang merasa semangat karena mempunyai teman baru, apalagi saat itu adalah bulan ramadhan, jadi kami sering tarawih bersama, tadarus bersama__itu loh, yang ngaji baca Alqur'an bareng di masjid, tahu kan?__, begitulah.

"Kami rencananya kalau diperbolehkan, akan menginap di sini selama KKN berlangsung, Pak. Apa kira-kira ada warga yang bersedia menampung kami selama kami KKN pak? Tentu kalau misal nanti kami harus bayar uang sewa dan tambahan biaya listrik dan PDAM tentu kami akan bayar." Ucap ku mewakili taman-teman. Iya, waktu itu aku masih hangat, jadi akulah yang berperan paling aktif.

"Oh, begitu ya? Bagaimana kalau mbak-mbak dan mas-mas ini tinggal di balai atau pendopo desa saja? Tempatnya layak huni kok. Tapi memang, karena tidak pernah dipakai buat tinggal ya lumayan kotor. Nanti bisa di bersihkan dulu. Tapi untuk kamar mandi, lampu, air semua ada. Nanti biar warga bantu untuk ngecek kuncinya, supaya aman." Jawab pak RT diplomatis. Mungkin pikirnya, dari pada ngerepoti warga mending kalian urus diri kalian sendiri lah. Nggak masalah, sih malah bagus. Dari pada tinggal di rumah warga. Nggak enak lah, pekewuh.

Ya, karena sudah di beri aba-aba boleh tinggal di pendopo desa, kami semua kerja bakti buat bersih-bersih calon tempat tinggal sementara kami selama 50 hari. Cukup nyaman lah! Kami memasang kelambu atau tirai untuk membuat semacam ruangan khusus cewek, lalu memasang lampu yang lebih terang, menempel jadwal kegiatan, presensi KKN, struktur organisasi, quote penyemangat, scheedule board, mini speaker, layar proyektor, karpet bulu dan beberapa boneka milik Tika dan Nuna. Kami juga membawa kompor satu tungku, peralatan masak, peralatan makan, rice cooker, dan lainnya. Kami benar-benar menyelami ucapan pak RT yang bilang "anggap saja seperti rumah sendiri ya mas, mbak!"

"Jadi kalian nggak ada yang mau tidur di sini?" Nuna angkat suara. Menanyakan perihal para cowok yang memutuskan buat nggak tinggal di pendopo. Mereka lebih milih PP (pulang-pergi) ke tempat KKN, alasannya karena tempat KKN nggak begitu jauh dari kos.

"Iyo, gak apa-apa tah? Kalo ada apa-apa telpon aja, pasti kami langsung datang." Jawab Doni, ketua kelompok kami waktu itu.

"Yakin langsung datang? Gimana kalo pagi-pagi kalian belum pada bangun, terus ada apa-apa gitu?" Tanya Nuna lagi.

"Emang pagi-pagi mau ngapain?" Tanya Dayat.

"Gini aja deh, ada masalah atau pun nggak, ada jadwal maupun nggak. Kalian harus sudah ada di sini jam 9 pagi. Lalu boleh pulang jam 9 malam. Jadi buka puasa juga di sini kalian ya. Kita ada jadwal dampingin anak-anak TPA loh, sama dampingi tadarus ibu-ibu dan remaja masjid. Nggak boleh telat!" Aku menengahi, biarlah aku yang ambil keputusan. Dari pada eyel-eyelan nggak ada ujungnya. Mereka semua tentu sepakat dengan ini.

"Kamu juga mau balik kos, Day?" Tanyaku pada Dayat. Dia satu-satunya cowok yang nggak bawa motor. Jadi asumsiku, dia bakal stay di pendopo bareng cewek-cewek.

"Aku stay di sini aja lah. Sama kalian!"
Nah, seperti dugaanku.

"Aku juga deh!" Dimas menambahkan.

"Aku juga stay di sini. Nemenin dayat. Kasian dia sendiri. Gimana coba kalau kalian nyerang dia?"

"Nyerang gimana?" Tanyaku.

"Loh emangnya cuma cowok yang bisa perkosa cewek? Cewek juga bisa loh perkosa cowok!" Jawabnya tanpa filter.

"Fuck koe, Dim! Babi lu!" Rutuk Dayat.

"Loh! Kenyataan loh! Iya kan Nuna?" Tanya Dimas ke Nuna.

"Terserah koe wae Dim.. Dim..! Dari pada takut di perkosa cewek, koyok'e Dayat lebih takut di perkosa koe!" Balas nuna.

"Ih, Nuna jahat! Kok ngomongnya gitu sih!" Balas Dimas genit.

Aku sih hanya tersenyum dan geleng-geleng kepala melihat kelakuan mereka. Kalem saja lah, sepertinya nggak perlu di tanggapi. Yang lain tertawa terbahak-bahak, saling melempar candaan, mereka sangat senang menggoda dimas yang tampak kemayu itu. Lucu katanya!

Saat itu kami putuskan para cewek tinggsl di pendopo desa, minus Sahara, karena dia memutuskan untuk stay di kos, dan akan pp bareng Erwin, sepertinya makin hari keduanya makin terlihat akrab. Tanda-tanda cinlok! Semoga nggak mempengaruhi kegiatan KKN, karena biasanya orang cinlok suka bikin trouble dan susah di ajak profesional. Sedangkan cowok yang stay di pendopo adalah Dayat dan Dimas, dengan syarat, dilarang mendekati area cewek, tidur di bagian paling ujung pendopo.

***

Tbc guys

Gimana pengalaman KKN kalian nih? Seru nggak?

Ukhti KhilafTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang