5. Tempat Curhat

511 13 28
                                    

Karena cerita ini memang fokus tentang aku dan Dimas, maka aku nggak akan basa-basi nyeritain tentang teman KKN ku yang lain, karena jujur aja, ingatan tentang mereka sudah mulai memudar. Aku ingat sekilas, hanya samar wajahnya, tapi namanya aku hampir lupa semua.

Saat itu, aku ingat tentang Dimas yang suka menggelayut manja padaku. Anehkan? harusnya cewek yang manja-manja ke cowok, tapi ini malah sebaliknya. Tapi saat itu aku enggak merasa risih, karena sekali lagi, dia begitu kemayu di depan kami semua, hampir saja kami atau mungkin aku saja, menganggapnya seperti bagian dari para cewek. Apalagi aku yang terbiasa dekat dengan cowok,__well bukan berarti aku tomboi secara fisik ya, tapi memang pemikiranku saja yang lebih nyambung dengan cowok__, jadi aku merasa, "ah! Biasa aja lah kalau si kemayu satu ini yang suka gelendotan, memang kepribadiannya kayak gitu".

Bila kami diskusi kelompok bersama pun, dapat dipastikan Dimas akan duduk di antara para cewek. Bahkan waktu itu, saat para cowok kumpul-kumpul main Dota 2__game yang waktu itu lagi rame-ramenya dan tentunya aku juga ikut nimbrung__dia nggak pernah mau ikut kumpul, malah memilih ngusel dan memperhatikan cewek-cewek mainan make up yang aku sendiri tidak begitu paham bagaimana cara menggunakannya.

***

Tempat curhat! ya benar, orang seperti Dimas enak sekali dijadikan tempat curhat. Dia pendengar yang baik dan tidak pernah menjustifikasi apapun, paling dia hanya akan membalas dengan kelakar manjanya yang lucu, sehingga, saat kita kesal, lalu curhat ke dia, hati akan terasa lega, plus ditambah hilang rasa kesal karena kelakar lucunya.

"Capek banget ngadepin anak-anak cowok itu! Udah disuruh jangan telat-telat, masih aja ngaret. Kemaren aja pas mau rapat sama anak-anak karang taruna yang telat cuma bagian kita aja. Harusnya kita yang datang duluan, malah mereka yang harus nunggu. Nggak enak banget aku loh sama Mas Ganang kemaren." Kataku curhat pada Dimas. Lagi-lagi mengeluhkan kelakuan para anggota cowok KKN kami yang hobi banget ngaret. Mas Ganang ini ketua Karang Taruna tempat kami KKN, orangnya maskulin banget, biasanya Nuna dan Rini suka kasuk-sukuk sambil senyum-senyum kalau lihat Mas Ganang lewat.

"Iya sih, fuck it! Nyebelin memang. Aku liat kamu kemarin berkali-kali  minta maaf sama Mas Ganang. Aku aja yang liat nggak enak, apalagi kamu yang ngerasain." Jawab Dimas bersimpati.

Iya! Benar! Kalau seseorang curhat padamu, hal pertama yang perlu kamu lakukan adalah bersimpati padanya. Seakan-akan kamu juga merasakan apa yang dia rasakan. Validasi perasaannya, begitulah yang aku baca dari buku yang maaf saja, aku lupa judulnya.

"Tapi alhamdulillah kamu bisa handle acara rapat kemarin walau ada kendala di awal-awal. Kamu hebat!" Lanjutnya lagi.

Benar lagi! Setelah memvalidasi perasaannya, kamu bisa memberi dukungan dengan memuji usahanya. Jangan sekali-kali nge-judge dia yang curhat, kasih saran atau lebih buruk lagi: ceramah! Kebanyakan orang curhat karena ingin divalidasi saja. Kalau pun butuh saran, akan lebih baik kalau saran itu berupa opsi yang sama-sama baik, lalu biarkan dia memutuskan sendiri. Karena sejatinya, orang berani curhat itu, biasanya sudah tahu apa yang harus dia lakukan, dia cuma butuh validasi, dan dukungan atas pilihan yang dia buat.

Karena itulah, tidak sulit bagiku untuk jadi lebih dekat dengannya, tanpa drama cinlok tentunya. Makin hari kami main dekat, dan semua anggota KKN juga tahu kami dekat. Namun, karena kepribadian kami yang bertolak belakang, dia yang kemayu dan aku dengan pikiran lugas macam lelaki, tak pernah sekali pun mereka menebak-nebak apa yang terjadi di balakang itu semua. Mereka pikir, kedekatan kami itu natural, hanya karena faktor kecocokan karakter semata. Terlebih, Dimas itu kemayu, jadi sulit membayangkan dia menyukai cewek.

***

Suatu ketika, kami sekelompok setuju memberi kejutan ulang tahun untuk Dimas. Bukan memberikan kue ya, tapi memberi dia bahan mentah untuk membuat kue. Itu telur dan tepung setengah kilogram. Tentu, menceplok telur di atas kepalanya lalu menumpahkan tepung di atasnya menurut kami akan jadi adegan menarik dan patut di abadikan untuk jadi momen tak terlupakan masa KKN. Eh, tapi tolong jangan ditiru, karena ini sangat mubadzir, dan mubadzir temannya syaitan. Untuk kalian yang muslim mungkin kebanyakan sudah tahu bahwa di QS. Al-Isra ayat 27 menyebutkan bahwa orang-orang yang pemboros itu saudara syaitan atau satan. Nggak mau kan jadi temannya syaitan? Belum lagi si dia yang dikerjain belum tentu legowo menerima itu sebagai tanda sayang dan perhatian kita sebagai teman, bagaimana jika ternyata orang tersebut sensitif dan baper? Bisa-bisa malah bikin dia trauma sampai akhir hayatnya.

Ukhti KhilafTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang