2. Modus

2.8K 350 196
                                    

Sesampainya di kos Seungmin mereka tidak langsung keluar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sesampainya di kos Seungmin mereka tidak langsung keluar. Lebih tepatnya Minho yang tidak mau keluar.

Sebenarnya kalau Seungmin mau bisa saja dia angkat lagi anak itu dalam gendongannya, tapi kali ini Seungmin biarkan apa maunya; sebentar saja.

"Aku nggak mau masuk kosmu kalau masih ada cewek itu," kata yang duduk di sebelah kemudi.

"Ya sudah, di sini saja sampai besok," lalu Seungmin turun dari mobil.

Raut kesal jelas tergambar di wajah Minho, kakinya menghentak, tapi setelah itu justru menyesal, sakit sekali, lututnya seperti mau copot. Dia meringis dan memegangi lutut yang kalau tidak salah sudah ditutup kasa.

Kepala Minho menegak saat pintu disebelahnya terbuka. Dia tatap Seungmin sinis, "mau apa?"

"Keluar, inikan mobilku."

Ada rasa tidak percaya yang Minho tunjukkan dengan jelas. Bisa-bisanya laki-laki satu ini menyuruhnya keluar dari mobilnya di saat kondisinya tidak baik begini.

"Sombong," makinya. "Mobil begini ada sepuluh di rumahku."

Seungmin memutar mata malas, "percuma mobil banyak, ke kampus naik motor juga."

Sialan, batin Minho. "Itu namanya merakyat."

"Kamu bukan anak raja, merakyat," gumam Seungmin semakin malas. Tidak lama perhatiannya teralih saat lihat seorang gadis turun dari lantai dua kosnya. "Mau ke mana?"

"Sudah dijemput pacarku, tuh!" Gadis itu menunjuk gerbang kosan dengan dagunya. Seungmin ikuti arah yang dimaksud, lalu berjalan ke sana, meninggalkan Minho yang masih menggerutu.

Samar-samar Minho dengar Seungmin bilang, "jangan mampir-mampir, nanti aku tanya mamamu sudah sampai rumah atau belum."

Dalam hati Minho bertanya-tanya, sebenarnya apa hubungan mereka?

Saat pemuda itu kembali ke arahnya Minho langsung buang muka, pura-pura tidak peduli, dan kembali memijat kakinya.

"Ayo!" Ajak Seungmin. Saat tidak ada jawaban dia bilang, "ayo, sudah nggak ada dia."

Meski gengsinya setinggi tiang listrik sebelah rumah, tapi Minho beranikan diri untuk menarik jaket Seungmin agar pemuda itu sedikit membungkuk, mengalungkan lengannya di leher, lalu berusaha untuk berdiri. Walaupun pada akhirnya berakhir dalam gendongan Seungmin, lagi.

Pemuda bermarga Kim itu menutup pintu mobilnya dengan kaki, lalu tanpa kata membawa Minho dengan susah payah ke kamarnya di lantai dua.

"Berat banget," keluhnya dengan wajah kecut.

Minho tepuk pipi kanan Seungmin, "kalau nggak berat kapas."

"Benar, kalau berat babi."

"Kamu pacarnya babi," maki Minho sambil mencubit gemas leher Seungmin.

BUBBLE GUM | 2MIN [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang