Jisung tidak bisa menahan tawanya saat Minho menceritakan ciuman-semi-panas yang terjadi padanya dua hari lalu.
"Itu bahkan tidak bisa disebut semi panas," sahut Felix sambil memakan salad buahnya.
Selesai kelas Basis Data mereka putuskan untuk duduk santai di sebuah pohon dekat Pusat Sistem Informasi. Di sana biasanya banyak mahasiswa yang duduk, karena memang dikhususkan untuk lahan belajar terbuka.
"Kenapa bilang begitu? Menurutku itu lumayan," sahut Minho. Dia sibuk dengan bungkus keripik ubi di tangan. Jarinya mulai merah karena perasa balado.
"Lumayan apa? Lumayan buat ngantuk?" Kekeh Hyunjin. "Eh tapi, ciuman yang seperti itu harusnya bisa buat terangsang."
Jisung setuju, "ciuman vanilla."
Minho tidak paham jenis-jenisnya, tapi dia tahu maksud sahabat-sahabatnya. Mereka menganggap dia masih cupu dengan pengalaman ciuman yang belum memadai. Dia terlalu asing untuk sekadar paham perasaan apa yang harusnya dia rasakan saat itu.
Ya mau bagaimana, dia sukanya yang pakai lidah alih-alih pelan seperti siput melumat rumput.
"Minho," panggil Felix. Anak itu menoleh dengan wajah bertanya. "Kalau kamu dicium, kamu harus balas."
"Aku balas," jawabnya cepat. "Aku sudah tau caranya, aku tidak sepolos itu. Aku mengerti hal-hal dewasa. Aku bahkan tau cara bercinta."
"Serius?!" Jisung terkejut, tapi tangannya tetap sibuk memasukkan potongan bakso goreng dalam mulut.
"Jangan karena pengalaman pacaranku minim kalian jadi sepele begini, aku tau caranya."
Minho tidak akan terima jika disebut polos dan cupu. Mereka tidak bisa mendiskreditkan kemampuannya seperti ini. Dia benci disepelekan.
"Bukan sepele," lerai Felix. "Terakhir kamu pacarankan sudah lama dan itu cuma cinta monyet, jadi kami rasa yaaa... begitu."
"Begitu, begitu, apa?" Gerutu Minho. Nampaknya dia juga harus minta Seungmin mempraktikkan teknik bercinta. Sahabat-sahabat bajingannya ini tidak akan percaya kalau sekadar dia bilang tahu, dia harus praktik kalau mau diakui.
"Berapa banyak hal yang harus aku buktikan agar kalian percaya?" Tanya Minho jengah. "Aku sudah punya pacar, aku sudah pernah jalan dengannya, aku menginap di kosannya, aku ciuman bibir juga, dan tidur dalam pelukannya. Apalagi?"
Hyunjin tidak bisa menahan tawa di bibir. "Kenapa kesannya kami mengajari hal buruk padamu?"
"Kamu nggak harus menyebutkan semua itu," tambah Felix. Dia meletakkan box salad buahnya. "Kalau kamu merasa nggak senang melakukannya, maka jangan lakukan."
"Tidak, aku senang melakukannya. Aku senang punya pacar dan melakukan semua itu dengannya."
Karena sebenarnya dia juga penasaran dan ingin merasakan apa yang sahabatnya rasakan. Dia tidak merasa diintervensi untuk melakukan itu semua. Dia justru berterima kasih karena mereka sudah mengenalkan hal-hal baru padanya, ya walaupun itu sesat.
KAMU SEDANG MEMBACA
BUBBLE GUM | 2MIN [✓]
FanfictionBanyak yang iri pada Minho. Iri karena seorang Minho yang biasa-biasa saja bisa pacaran dengan Seungmin, yang kata orang mirip pangeran negeri dongeng. Ganteng, baik hati, pintar, kaya, dan ganteng lagi, pokoknya ganteng terus. Dalam hati Minho men...