13. Cemburu

2.4K 307 116
                                    

Brian sebenarnya sedang malas mengganggu adiknya, tapi saat lewat kamar anak itu tidak sengaja dia lihat Minho sedang termenung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Brian sebenarnya sedang malas mengganggu adiknya, tapi saat lewat kamar anak itu tidak sengaja dia lihat Minho sedang termenung. Jadi, dia putuskan untuk masuk dan memukul bokong si pemilik kamar pelan. "Awas kesambet," katanya.

Di hari biasa Minho pasti akan mencak-mencak tidak terima diperlakukan begitu. Sungguh aneh rasanya kali ini dia diam saja sambil menggigiti kuku ibu jarinya. Wajahnya masih sama, melamun. Dia tidak peduli dengan kehadiran kakaknya.

"Kenapa sih?"

Brian dudukkan tubuhnya di dekat kepala Minho. Berharap anak itu akan memberi respon. Namun ditunggu-tunggu ternyata tetap diam.

Wah, kalau sudah begini berarti masalahnya berat.

"Siapa yang jahatin, sayangku? Sini, sini, biar aku hajar sekalian," hiburnya.

Itu bukan sekadar omongan. Saat Minho SMA sudah pernah kejadian. Brian menghajar teman sekelasnya karena mengganggu Minho. Alasannya sepele, karena iri Minho terlalu pintar dan kaya. Tidak masuk akal.

Minho menarik napas, lalu diembuskan kasar. Dengan tubuh lemas dia bangun. Wajahnya cemberut dan lemas.

"Putus lagi? Baru balikan loh, astaga."

Ekspresi yang tidak berubah dan justru tambah kusut buat Brian berpikir dugaannya benar. Dia lebarkan matanya, "serius?"

Bahu Minho turun dengan sedih. "Belum, tapi kayaknya terancam bubar."

"Kenapa?"

Sebuah gelengan diberi oleh yang muda. Dia usap wajahnya kasar, "nggak tau, aku yakin nggak yang aneh-aneh kok, Yan. Aku kalau salah juga langsung minta maaf, iyakan?"

Benar, Minho tipe orang yang mudah meminta maaf saat sadar dia salah. Dia tidak akan berkelit jika memang dia yang salah. Dia jujur dan baik hati.

"Aku sudah tanya dia kenapa, tapi nggak dijawab. Ini ada masalah lagi di kampus, dia malah nggak peduli."

Jangan pikir Minho menangis. Tidak, dia tidak menangis. Jangan sampai dia menangis di depan Brian, bisa gawat. Kakaknya itu kalau sudah lihat Minho nangis bawaannya emosi. Sifat penuh candanya pasti hilang. Tanpa bilang pada Minho bisa saja dia cari orang yang buat adiknya menangis dan memberi pelajaran. Jadi, Minho tahan sebisa mungkin air matanya.

"Masalah apa rupanya?" Tanya Brian dengan nada bicara yang jarang terdengar. Dia jelas sedang serius.

Minho mengambil ponselnya, membuka aplikasi X, lalu menunjukkannya pada Brian.

Kakak Minho itu membaca dengan wajah datar semua komentar.

Minho menjelaskan, "bukan salah Seungmin, dia nggak ngirim itu, aku yakin. Cuma memang dia belum bilang salahku apa sampai didiamkan."

Pemuda yang lebih tua tidak menanggapi, dia masih sibuk dengan ponsel adiknya.

"Kayaknya ini aku yang salah. Aku kenal dia, dia nggak akan begitu kalau aku nggak salah, Yan."

BUBBLE GUM | 2MIN [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang