BGM:
Afgan - Jodoh Pasti Bertemu***
Seungmin tidak pernah sepanik ini dalam hidupnya. Jalanan serasa hanya bayangan saking kencang dia bawa mobil. Dia hanya ingin cepat-cepat sampai tempat kejadian kecelakaan yang menghancurkan motor Minho. Dia ingin segera tahu keadaan pemiliknya, meski sudah mendapat gambaran jelas dari berita yang dia dengar.
Tidak, dia tidak akan percaya sebelum melihat sendiri dengan matanya. Tanpa sadar air mata jatuh di pipi. Teringat dan terngiang-ngiang suara Minho yang dengan manja memanggil namanya.
"Nggak mungkin...," batinnya menolak dengan keras.
Kondisinya saat ini tidak jauh berbeda dengan Brian yang membelah jalanan dengan kecepatan tinggi bersama Dowoon di sebelahnya. Berkali-kali pun ditenangkan perasaannya tidak bisa tenang. Kehilangan adik kesayangannya seperti ini tidak pernah ada dalam bayangannya. Dia merasa bersalah dan belum meminta maaf pada adiknya.
Semua orang yang berhubungan dengan Minho merasa dunia berhenti untuk sejenak; termasuk para sahabat dan orang-orang yang mengenalnya. Rasanya seperti tersambar petir di siang bolong.
"NGGAK MUNGKIN!"
Begitu sampai di tempat kejadian, langkah buru-buru Seungmin terhenti mendengar teriakan mama Minho. Kedua telapak tangannya perlahan menutup dan digenggam erat. Semua yang tersisa hanya kerangka motor yang sangat dia kenali. Hancur sehancur-hancurnya. Lalu bagaimana dengan pemiliknya?
Bahkan untuk menangis pun Seungmin tidak sanggup. Kepalanya sakit membayangkan bagaimana nasib kekasihnya.
Masihkah dia bisa memanggilnya begitu?
Pada akhirnya mereka diarahkan untuk ke rumah sakit terdekat dari lokasi kejadian karena korban sudah dibawa ke sana. Seungmin tidak berani terlalu dekat dengan keluarga Minho, dia hanya melihat dari kejauhan. Mengikuti ke mana pun mereka pergi hanya demi bisa melihat kekasihnya untuk terakhir kali.
Namun ada hal aneh di rumah sakit. Seungmin mendengar dengan jelas saat Brian bilang, "sepertinya ini bukan Minho." Di saat itulah dia berani mendekat demi bisa mengonfirmasi hal yang sama. Dia beranikan diri menyingkap lengan baju mayat di atas brangkar. "Minho nggak punya tato," gumamnya.
Brian menoleh ke arah Seungmin dan langsung melihat apa yang pemuda itu lihat. Benar, ini sudah pasti bukan adiknya. Brian hembuskan napasnya dan langsung mengusap air matanya. Jika korban kecelakaan ini bukan adiknya, lalu ke mana anak itu?
"Bukan adikmu bagaimana?" tanya papa Minho. "Jelas-jelas motornya punya adikmu."
Inna, mama Brian yang sejak tadi tidak bisa berhenti menangis berusaha menahan tangisnya dan meminta izin untuk melihat langsung jenazah di atas brangkar.
"Benar, mas," kagetnya. "Ini bukan Minho."
Tidak mungkin dia lupa tubuh anak yang sudah dari kecil dia rawat dan dia besarkan. Dan dia juga tidak lupa dengan semua pakaian yang dia belikan untuk anaknya itu. Pakaian lusuh ini jelas bukan milik Minho.
KAMU SEDANG MEMBACA
BUBBLE GUM | 2MIN [✓]
FanfictionBanyak yang iri pada Minho. Iri karena seorang Minho yang biasa-biasa saja bisa pacaran dengan Seungmin, yang kata orang mirip pangeran negeri dongeng. Ganteng, baik hati, pintar, kaya, dan ganteng lagi, pokoknya ganteng terus. Dalam hati Minho men...