27. Kecewa

1.3K 221 112
                                    

Kalau dipikir-pikir dan diingat-ingat sepertinya mereka sangat jarang pergi kencan yang benar-benar kencan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kalau dipikir-pikir dan diingat-ingat sepertinya mereka sangat jarang pergi kencan yang benar-benar kencan. Maksudnya, pergi di hari khusus untuk pacaran.

Iyakan? Iya bilang.

Sedang asyik-asyiknya memikirkan destinasi mana yang harus jadi tujuan kencannya Minho dikejutkan dengan tepukan di bahu. "Apa-apaan sih?" Katanya tidak senang. Duduknya yang tanpa sadar membungkuk untuk tatap ponselnya berubah tegak.

Felix tertawa kecil diikuti Jisung yang mengambil duduk di depannya. Dua orang ini baru datang entah dari mana. Tadi katanya mau antar tugas ke ruang dosen, tapi lamanya minta ampun. Tidak lama kemudian Hyunjin datang dengan dua porsi makan siang.

"Ih sudah pesan saja. Dasar, nggak setia kawan," celetuk Jisung.

"Nggak setia kawan bagaimana? Kami menunggu kalian sampai hampir kelaparan di sini."

Itu benar, Minho setuju apa kata Hyunjin. Hampir satu jam mereka di sana menunggu dua cecunguk mirip Upin dan Ipin ini datang menyusul, tapi yang ditunggu tidak kunjung muncul.

Pada akhirnya kedua orang itu memesan makannya sendiri. Selagi menunggu keduanya Hyunjin tanya, "bagaimana yang kemarin?"

Minho seruput es tehnya sebentar, lalu beralih pada sahabat sejulid sejatinya. "Apa yang bagaimana? Ya sudah jelas babak belur."

Hyunjin memutar mata malas. "Maksudku Seungmin cerita nggak masalahnya ke kamu?"

Sosok yang ditanya ber-oh ria. Setelah dua tegukan dia jawab, "memang dajjal si Jinyoung itu. Dia sudah ngata-ngatain aku nggak berguna terus ditambah lagi bilang kalau aku jalang di depan pacarku sendiri. Dia pikir dia hebat? Cih!"

"Memang nggak ada akhlaknya," sahut Jisung yang baru datang. "Kita harus balas dendam, bung!"

"Hei, tenang anak muda. Duduklah dulu!" Felix menengahi sambil meletakkan nampannya. Jika nampan yang dibawa jatuh dan bawaannya berhamburan sungguh akan sangat disayangkan. Felix bisa gagal makan ayam bumbu rica-rica siang ini.

Jisung duduk dengan cepat dan menarik kursi serapat mungkin dengan meja, jadi dia bisa lebih dekat pula dengan Minho. "Selain itu dia bilang apa lagi sampai Seungmin semarah itu?"

"Dia bilang Seungmin terima aku cuma karena aku anak pejabat, aku cantik, yang ini benar sih, akukan memang secantik dan seganteng itu,..."

"Halah," sahut ketiga temannya sambil putar mata malas.

"..., memang salah?"

"Nggak. Terus apa lagi?" Tanya Felix.

"Dia tanya Seungmin enak nggak tidur samaku."

"Wah, nggak beradab. Ini sih patut dijadikan tumbal proyek."

Jisung sangat tidak terima jika sahabatnya dipandang sebegitu buruknya oleh orang lain. Sudah jelas Jinyoung mengibarkan bendera parang pada mereka.

BUBBLE GUM | 2MIN [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang