"maafin gue yaaa"
"Lubangnya Sesakit itu ya ji?"
"Jangan diemin dong"
"Sayanggg"
"Cintaa"
"rewel nya mana rewelnya?"
"Gue beliin eskrim kalo Lo gak ngambek lagi, sumpah deh"
"Berisik" balas jihoon ditengah fokusnya ia menonton televisi tanpa memperdulikan sang kakak yang berusaha membujuknya dengan kata-kata manis agar dirinya tidak lagi merajuk pada sang kakak
Bagaimana tak merajuk? Baru saja kemarin Sang kakak menggempurnya kurang lebih 12 jam tanpa ada kata istirahat dimalam itu, lalu dengan sadisnya tepat di pagi hari sang kakak menggempurnya lagi sekitar dua jam lamanya yang seharusnya ia habiskan jam itu untuk mandi tenang. Bukan memenuhi hasrat sang kakak
Tak bisa dibayangkan lagi bagaimana kabar lubang jihoon sekarang.
kegiatan di kamar mandi Selesai, saat itulah jihoon tak banyak mengeluarkan kata. bahkan ia memberontak jika sang kakak menyentuh tubuhnya.
Tadinya Jun terheran mengapa sang adik bersikap seperti itu. Sudah berulang kali Jun bertanya kepada jihoon mengapa diam saja? Namun simanis tetap enggan menjawab pertanyaan dari sang kakak. ia lebih memilih fokus dengan dunianya sendiri
Emosi Jun Mulai memuncak, ia hampir melakukan kekerasan jika saja sang adik tak mengeluarkan satu kata yang membuatnya sadar akan kesalahannya
Jun menyadari memang benar itu murni kesalahannya sendiri, karena itu Jun berusaha meminta maaf dan membujuk sang adik dengan kata-kata manis yang mungkin bisa membuat sang adik luluh. Namun sayang nya hal itu tak digubris oleh jihoon.
Jun menghela nafas pasrah "marahnya bakal lama ya ji? It's okay gue ngerti. kayanya Lo bete Gue tinggalin nongkrong dulu ya. kalo mau makan, gue udah pesen gofood. suruh temen Lo kesini aja kalo butuh temen. Tapi yang dua itu aja jangan yang lain"
Jun dengan ragu mengusak Surai simanis, aneh nya si empu diam Tak menolak seperti tadi. Jun jadi berpikir.. apakah sang adik sudah memaafkannya? Entahlah, mungkin itu hanya perasaan konyolnya saja.
Saat Jun hendak melangkah, secara tiba-tiba simanis menarik tangan si kakak hingga ia terduduk.
Cup
Jihoon menempelkan bibirnya dengan bibir sang kakak
Hanya sebentar.
lalu jihoon menatap Jun dengan mata yang berkaca-kaca "Jun payah! Masa bujuk aku nya segitu doang hiks Jun main tinggal tinggalin aja! Hiks"
Jun yang melihat simanis terisak langsung membawa badan yang lebih kecil itu masuk kedalam pelukannya "ya maaf gue gatau harus ngapain"
"Nyebelin!"
Jun merespon dengan kekehan tangan nya bergerak mengusak surai lembut simanis "Gue nya di maafin gak nih?"
Jihoon mengangguk "tapi jangan ulangi lagi aku gasuka"
"Iya,iya gue khilaf. maaf"
Jihoon mengerucutkan bibirnya lalu menyandarkan kepalanya di dada sang kakak "Laper"
"Bentar ya. Pesenan lima menit lagi nyampe" jawab Jun lalu ia mengecup bibir simanis singkat. Tangannya bergerak menggendong koala badan mungil sedikit berisi itu menuju meja makan
Baru saja Jun menaruh sang adik di kursi, tak lama bel apartemen berbunyi
"Yeay makan!"pekik jihoon saat Jun datang membawa satu kantong plastik sedikit besar yang pastinya berisi makanan. Jun menaruh kantong plastik itu di meja makan, lalu ia mulai memindahkan makanan itu ke piring
KAMU SEDANG MEMBACA
Fucking Twins
FanfictionKamu adalah orang bodoh, jika mengsangkut pautkan karya ini dalam kehidupan nyata si tokoh. ⚠️ Incenst Jihoon x Jihoon