04

4.7K 292 30
                                    


____

"Gyus aku gabut, ke club yuk!" Ajak jihoon tiba-tiba. membuat ketiganya menoleh ke arahnya

Haechan yang mendengar ajakan itu dibuat mengelus dada
"Ya tuhan..

Ayok!"

Jaemin melongo heran, lalu ia menoyor kepala haechan membuat si empu meringis
"sesat Lu goblok!" Umpatnya sinis

Jaemin beralih memegang kedua bahu jihoon dan ia menatap lembut pemuda manis yang ada di hadapannya  "Ji, denger. Untuk sekarang jangan ke club dulu. Lo gak takut di hukum Jun lagi?"

Jihoon yang mendengar nasihat dari teman dekat nya itu menunduk sedih lalu mengerucutkan bibirnya "hngg nana.. tapi aku lagi pengen, boleh yaa?? Sebentar aja, suer deh ya? Yaa?"

Jaemin sedikit mengacak rambut nya frustasi melihat pria di hadapannya itu kini bertingkah manis berusaha merayu nya

"jangan ji. Lo gak kapok? Gue tau ya. semalem Lo habis diapain sama Jun" ujar jaemin serius, membuat pria manis dihadapannya itu mengerjapkan matanya  

"Kamu tau?"

Jaemin mendengus saat pertanyaan polos itu terlontar dari mulut simanis "bukan gue doang Kali. Semua orang yang ada di dunia ini juga bakal tau kalo Lo habis ngapain."

"Masa sih? ih!! kalo kaya gitu aku malu banget Nanaaa huhuu" Rengek jihoon seraya menutup wajahnya menggunakan bantal sofa

"Yeuu bocah! Baru nyadar sekarang lu!" Sinis haechan

"tau darimana aku ngelakuin itu? Kalian ngintip ya waktu malem?!!" Tuduh jihoon membuat ketiganya mendengus lelah

"Ga gitu konsepnya o'on" celetuk Asahi kesal

"Liat aja noh! leher Lo, cara jalan Lo, bibir Lo juga tuh luka begitu. Ga mungkin sih kalo alesannya bibir Lo  kepentok pintu, semua gak bakal percaya" ujar Haechan tak habis pikir oleh pertanyaan jihoon

Saat Rona merah timbul di kedua pipinya, Jihoon kembali menutup wajahnya menggunakan bantal sofa dan ia menggerakkan badannya rusuh "aaaaaa bundaaa malu bangett!!"

Asahi mendelik malas
"No comment ji, itu sih derita elo"

"Dari sekian purnama terlewati, Lo baru malu sekarang???"

"Haechan diem! Kamu nyebelin!" Omel jihoon kesal dibalas delikan malas oleh haechan

"Tapi bodoamat deh! Aku ga peduli. yang penting, ayo kita ke club!! Om-om disana ganteng tau!!!" Pekik jihoon setelah melempar bantal ke sembarang arah

"Heh bocah! Emang kakak Lo belom cukup hah?" Asahi terheran

"Kan Jun bukan Om-Om!!" Kesal jihoon melipat kedua tangannya dengan wajah merajuk

"Kalo kalian Gamau gapapa, aku bisa sendiri." Sambung jihoon

Lalu dirinya berdiri dari tempat duduk, dan ia beranjak begitu saja seraya menghentakkan kakinya kesal meninggalkan kedua temannya yang terdiam panik

"Udahlah, diemin aja. cape gue ngurusin nya" ucap Asahi santai seraya memainkan handphone nya

"Tolol. Lu mau di geprek si Jun?!" Omel Jaemin dengan raut paniknya dibalas decakan oleh Asahi

"ANYING! Ikutin buru!! bocahnya udah keluar!!" Pekik Haechan lalu berlari mengejar jihoon yang sudah keluar rumah dan disusul Jaemin, Asahi dengan rasa malas nya.

___

Mine

|Dimana?

|Ji

|Park jihoon

|Berani sekarang?

|Jawab

|Park jihoon!

Dengan emosi yang memuncak, Jun melempar handphonenya ke arah lantai dengan keras. Hal itu membuat Justin, Jaden, dan travis yang sedang sibuk menghubungi ketiga teman jihoon terlonjak kaget. tapi setelah itu mereka melanjutkan aktivitasnya lagi

"Ada jawaban?" Tanya Jun menatap tajam ketiga temannya

"Jaemin centang satu"

"Asahi juga sama"

"Si gembrot juga sama"

Jun mengacak rambut nya frustasi "Agrhh ngentot, lu dimana sih"

Tiba-tiba Sebuah pertanyaan terlintas di benak Justin "Jihoon bawa hp bos?"

Jun berdehem menanggapi pertanyaan itu. Ia sangat sibuk dengan pikirannya

Justin terpikir sesuatu, tak lama mulutnya terbuka lebar Dan ia reflek memukul pundak Travis yang ada di sampingnya
"Vis! Sia bisa ngalacak hp lain?"
(Vis! Lo bisa ngelacak hp bukan?"

"Lah goblok! Iya juga ya!!" Pekik Travis saat menyadari dirinya punya kemampuan seperti itu. namun sedetik kemudian Jun mencengkram kerah bajunya dan menatap dirinya penuh amarah

"Kenapa gak bilang dari tadi anjing?"

Travis berdecak "Elah, Namanya juga lupa bos."

___

Di tengah perjalanan, Jun semakin memacu kecepatan motornya seperti yang selalu ia lakukan kala sedang bertanding di arena balap.

Namun, ia mengatur kecepatan motornya seakan sedang bertanding dengan lawan yang sulit dikalahkan. Yang artinya ia mengendarai dengan kecepatan tak biasa.

Dada nya turun naik, giginya menggeretak, tangannya mengepal kuat seakan ingin menghancurkan stang motor yang ada di kendalinya. Jun, kini dilanda marah besar saat ia tahu dimana keberadaan adiknya saat ini

Jihoon berada di Sebuah club.

Pikirannya terbayang, bagaimana jika dalam keadaan mabuk, tubuh sang adik di sentuh pria lain? Juga dalam keadaan mabuk, bagaimana jika sang adik manisnya itu menerima dengan senang hati sentuhan itu?

bahkan bagaimana jika sang adik malah semakin binal meminta sentuhan lebih, oleh pria-pria sialan di club sana?

Itulah pikiran buruk Jun selama di perjalanan sebelum akhirnya ia sampai di tempat tujuan.

Tanpa pikir panjang Jun langsung memasuki tempat itu. Suara musik yang keras, aroma alkohol, dan orang-orang berdansa memenuhi tempat tersebut.

Belum sampai terhitung sepuluh detik, netra jun langsung menangkap sosok yang sedari tadi dirinya cari. Emosinya kembali memuncak saat ia melihat Sang adik kini sedang terduduk santai di meja bar sambil menikmati minuman yang mungkin itu adalah alkohol.

Tanpa adanya basa-basi, jun langsung menghampiri meja bar itu. Lalu ia mendudukkan dirinya disamping kursi kosong Yang kebetulan kursi itu berada disamping sang adik

"belajar jadi lonte ya?" Tanya Jun sarkas, menatap sinis pria manis disampingnya.

Namun.. Bukannya panik, sang adik malah menanggapinya dengan delikan malas. dan dengan santainya ia lanjut meminum alkohol nya tanpa memperdulikan tatapan sang kakak yang mungkin mau menghajarnya.

Jun sadar, kini sang adik sudah dalam keadaan mabuk.

Sedangkan, ketiga teman jihoon yang   juga ada dimeja bar saling menatap satu sama lain sebelum dengan kompaknya mereka turun dari kursi yang ditempati

"gue pulang, mau berak"

"tadi ditelpon bokap suruh jual ade- eh maksudnya jemput adek. Duluan ya ji"

"Gue juga duluan ya ji, titit nya kak mark berdiri. Minta di lemesin"






















Aloooo

Tungguin lagi next chap yaa

See u agin Gatau kapan haha

Fucking Twins Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang