Chapter 10

195 27 2
                                    

Cerita ini hanya fiksi, murni dari otak halu Author. Cerita ini mengandung unsur kekerasan dan pembunuhan, tidak diperkenankan untuk yang masih dibawah umur. Harap bijak dalam membaca.

Soo, Enjoy with my new story.

Soo, Enjoy with my new story

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_o0o_

Angin sepoi-sepoi membelai rambut hitam legam Alaska, matanya terpaku pada surat di tangannya, surat yang ditulis dengan tangan gemetar Zofer.

Alaska berdiri di rooftop gedung sekolah, tak sanggup melihat jasad Zofer yang kini sedang di evakuasi. Ia menggigit bibir bawahnya, hidungnya nampak merah, sedang berusaha menahan tangis. Ia sangat tak menyangka posisi Zofer pernah ia rasakan selama bertahun-tahun.

Tak memiliki teman dan dianggap aneh. Tapi bedanya Zofer tetap menjalani hari nya dengan ceria, sedangkan dirinya malah semakin menjerumuskan diri untuk hal yang tidak berguna.

Alaska menunduk, perasaan bersalah nya sangat sulit ia kendalikan hingga rasa sesak menggerogoti dadanya.

Dibelakangnya, Zathura berdiri dengan tatapan iba, ia yang tadinya ingin meminta penjelasan Alaska kini mengurungkan niatnya. Ia kemudian berbalik ingin pergi, namun entah mengapa Alaska membuat nya jadi ikut merasakan kehilangan.

Zathura berubah pikiran dan berbalik cepat mendekati Alaska, kini ia berdiri di hadapan Alaska yang duduk meringkuk menyembunyikan wajahnya diantara kedua lutut.

Zathura langsung memberikan pelukan hangatnya, membiarkan Alaska membagi kesedihannya, "Jangan dipendam, cowok juga berhak nangis!" ujar Zathura yang sangat tau bagaimana sesaknya saat kita harus menahan tangis tanpa bersuara sama sekali.

Tak terasa, Zathura sampai ikut menitihkan air mata mendengar isakan Alaska yang ia terdengar sangat mnyesakkan. Sesakit itu kah rasanya kehilangan? Batinnya.

Dalam surat, Zofer menyatakan maaf atas perbuatannya yang ternyata merugikan banyak orang. Ia mengakui jika dirinya tak pernah memiliki teman, dan ia juga tak pernah tau alasannya.

Hingga kedatangan Alaska membuatnya merasakan rasanya memiliki teman, meski hanya sekejap waktu. Tak ada yang pernah menolongnya saat seseorang memukulnya, tak ada yang pernah sudi menemani nya makan di kantin, bahkan tak ada yang ingin mengobrol dengannya meski hanya beberapa menit saja.

Zofer merasa kesal karena kehadiran para Chaser membuat Alaska jadi tak
pernah menggubris nya lagi. Tragedi kabel di aula ice hoki adalah hal ternekatnya demi memuaskan amarahnya. Dan karena amarahnya lah yang malah manjerumuskannya pada kematian yang mengerikan.

_o0o_

Seluruh siswa kini di perbolehkan untuk pulang karena perlombaan untuk hari ini telah usai, ditambah lagi-lagi terjadi kasus bunuh diri untuk kesekian kalinya di sekolah itu.

Bigel baru saja akan masuk ke dalam mobilnya namun ayahnya tiba² datang menahan pintu mobil nya.

"Keluar, Ayah ingin bicara!" Ujar Zack sembari memasukkan kedua tangannya ke dalam saku.

THE EXTRACURRICULER [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang