Seorang raja ( siliwangi ) yang sedang duduk di singgasana nya datang lah seorang putra dan putri nya
" Hormat kami ayahanda " Ucap walangsungsang
Mereka memberi hormat kepada ayahanda itu
" Ada apa putra, putri ku " Ucap ayahanda
" Ayahanda apakah kita akan turun ke perdesaan " Ucap walangsungsang
" Apakah kalian siapa " Ucap Ayahanda
" Kami siap Ayahanda " Ucap mereka bertiga
" Iya sudah kalian mau berangkat kapan " Ucap Ayahanda
" Boleh kah sekarang Ayahanda " Ucap kian santang
" Boleh putra ku " Ucap Ayahanda
" Baik lah " Ucap mereka bertiga
" Ayahanda apakah kita juga mengganti nama kita Ayahanda " Tanya rara santang
" Apakah kalian ingin mengganti nama kalian " Tanya Ayahanda
Mereka bertiga hanya diam
" Baik lah Ayahanda putuskan kalian tidak perlu mengganti nama " Ucap Ayahanda
" Baik lah Ayahanda " Ucap mereka bertiga
" Ayahanda kami izin pamit " Ucap walangsungsang
" Silakan putra, putri ku " Ucap Ayahanda
Singkat cerita waraki udah turun ke perkampungan dan pake kostum rakyat biasa
Waraki sudah di perkampungan" Serahkan harta kalian " Ucap seorang prajurit
" Kami tidak punya harta tuan " Ucap paman
" Iya sudah serahkan anak mu saja " Ucap prajurit
" Jangan tuan " Ucap paman
" Sudah jangan banyak bicara " Ucap prajurit itu sambil masuk kedalam rumah paman itu dan membawa seorang wanita
" Ini anak mu akan kami bawa " Ucap prajurit
" Ada keributan apa itu raka " Ucap kian santang
Mereka bertiga mencari sumber suara itu
" Hai " Teriak kian santang
" Siapa kalian ingin merampas harta rakyat " Ucap kian
" Siapa kalian " Ucap prajurit
" Kalian tidak berhak untuk merampas harta rakyat " Ucap Walangsungsang
" Apa lagi mengambil anak mereka " Ucap Walangsungsang
" Banyak omong " Ucap prajurit sambil menyerang
𝗕𝘂𝗸!𝗕𝘂𝗴𝗵!
𝗕𝗮𝗴𝗵!
𝗕𝗿𝘂𝗮𝗸!
Prajurit ini terpental
" Menyerah lah paman " Ucap kian santang
" Iya menyerah lah paman " Ucap rara santang
" Tidak, aku tidak akan menyerah " Ucap paman itu
" Kau mencari mati " Ucap Walangsungsang
Prajurit mendengar ucapan itu langsung menyerah Walangsungsang
" Raka " Ucap mereka berdua dengan kompak
𝗕𝘂𝗸!
𝗕𝘂𝗴𝗵!
𝗕𝗮𝗴𝗵!
𝗕𝗿𝘂𝗮𝗸!
Paman itu terpental" Cepat menyerah lah kalian " Ucap Walangsungsang
KAMU SEDANG MEMBACA
TIGA BERSAUDARA YANG SALING MELINDUNGI { waraki }
Historical FictionCerita ini menceritakan tentang Tiga Saudara Yang Saling Melindungi Saudara yang siap melindungi kerajaan dan tanah kelahirannya mereka rela mati di medan perang dari pada mati tidak ada perlawanan Mereka terus difitnah oleh orang-orang yang membe...