Chapter 9

239 21 10
                                    

  assalamu'alaikum hai hai semuaa

apa kabar nih?

ada yang kangen sama aing ga??

happy reading kawan!!!

******

  Pagi ini Ameira sedang membantu Karina di dapur untuk menyiapkan sarapan,  mereka berdua mengotak-atik bahan di dapur sambil bercanda gurau. Mereka berniat memasak makanan kesukaan Daren yaitu rendang.

Yaa... , dari kecil Daren sangat lah suka dengan rendang, apalagi rendang buatan ibu nya. Menurutnya rendang buatan Karina adalah rendang terenak yang pernah ia makan.

"Sayang, kamu bangunin Daren dulu gih. Ini biar mama yang urus"

"Mama gapapa? Ameira tinggal sendiri?"

Karina tersenyum dengan anggukan kecil, "Iya sayang, udah sana bangunin Daren"

"Oke"

Gadis tersebut mulai menaiki tangga menuju ke kamar Daren, yang dimana kamar Daren terletak di lantai dua. Kini gadis itu sudah berdiri di depan pintu berwarna putih.

TOK! TOK! TOK!

"Daren, gue masuk yaa"

Ameira langsung melangkahkan kakinya untuk memasuki kamar Daren dengan perlahan.

Gadis itu duduk di tepi ranjang tempat Daren tidur, ia mengusap usap pipi Daren dengan lembut, "Sayang, ayo bangun kita sarapan"

Daren yang merasa ada yang mengusap pipi nya, langsung membuka matanya secara perlahan, "Bentar, 5 menit lagi bub" ucap nya dengan suara khas bangun tidur

"Gak ada, ayoo bangun. Mamah udah masakin rendang kesukaan kamu loh"

Mendengar itu Daren langsung duduk dari tidurnya, matanya berbinar, "HAH SERIUS?? YAUDAH TUNGGU DISINI YA AKU CUCI MUKA DULU!" ucap nya dengan semangat dan langsung bergegas berlari ke kamar mandi

Ameira terkekeh kecil, "Dasar"

Di bawah sana ternyata sudah ada Karina dan Abraham yang menunggu mereka berdua untuk sarapan pagi.

Abraham mulai jenuh, karena mereka berdua tak kunjung turun. Padahal ia dan Karina sudah menunggu selama 15 menit lamanya.

"Mereka mana sih mah? kok lama banget. Papa udah laper nih" keluh Abraham

"Sabar pah, tuh mereka lagi turun dari tangga"

"Pagi mah, pah" sapa Daren kepada kedua orang tuanya ketika sampai di meja makan

"Pagi juga, sayangg" jawab Karina, "Ayo duduk kita sarapan dulu"

Daren dan Ameira pun langsung duduk, kali ini Daren duduk di samping Ameira padahal biasanya dia duduk di samping papa nya.

Ameira langsung mengambil piring dan nasi serta beberapa lauk untuk Daren, yaa... , Ameira melayani Daren sama hal nya dengan apa yang di lakukan oleh Karina terhadap Abraham.

Daren yang melihat itu tersenyum, ia terus menatap ke arah gadisnya tersebut, "Udah cocok jadi istri gw nih"

Tentu saja setelah mendengar ucapan Daren, pipi Ameira berubah menjadi merah dan ia berusaha menahan agar tidak terlihat salting di depan Daren dan kedua orangtua Daren.

"Nih, di habisin yaa"

"Iya, sayangg"

"Dasar, anak muda" ujar Abraham dengan sedikit terkekeh, melihat tingkah laku anak dan juga pacarnya tersebut.

DAREN (on going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang