Chapter 15

182 12 2
                                    

"lagunya indah, seperti Lo"
~Daren galaksi araga

happy reading!!

******

Hembusan angin malam, menerpa wajah sepasang kekasih yang sedang duduk di kursi sebuah taman. Tak banyak pengunjung yang berkunjung ke taman tersebut, sehingga membuat suasa sedikit canggung di antara keduanya.

Cowok tersebut melirik ke arah gadis yang duduk di sebelahnya, "Sepi banget, ya.. , malam ini, biasanya juga ni taman ramai dikunjungi"

"Bagus dong. Gak terlalu ramai, gak ada kebisingan. Jadi kita bisa dengan tenang menikmati hembusan angin malam ini" jawab gadis di sampingnya yang tengah asik memandangi langit yang di penuhi dengan bintang.

Tidak ada angin, tidak ada hujan, entah mengapa tiba-tiba Ameira menyadarkan kepalanya pada bahu Daren.

"Nyaman, hm?"

Ameira menganggukkan kepalanya, "Banget, gue pengin kayak gini terus sama Lo. Itupun kalau bisa"

"Hahaha" Daren tertawa, "Kalau nanti gue pergi gimana?"

"Mungkin hidup gue bakal berantakan, gue kehilangan sebagian diri gue" Jawab Ameira yang tetap fokus menatap ke arah langit

Daren langsung mengelus puncak kepala Ameira, "Jangan gitu Cil, kalau nanti memang takdirnya gue harus pergi. Lo harus tetap bertahan jangan sampai hidup lo berantakan apalagi sampai hilang arah, gue gak suka lihat bocil kesayangan gue ini hidupnya berantakan"

"Hm, gue usahain"

"Iya deh"

"Bahas yang lain aja"

"Mau bahas apa?? masa depan kita? atau tanggal pernikahan kita?"

"Dih, apa sih. Gak jelas, aneh"

"Wkwk" jawab Daren cekikikan, "Salting Lo?"

Ameira langsung mengangkat kepalanya dan melihat ke arah lain, "Enggak!"

"Bohong, pipi Lo aja merah banget, kayak tomat rebus"

"Diem deh"

"Lucu banget sih, Lo. Pengin gue karungin"

Ameira membalas nya dengan tatapan sengit, "Aneh"

******

"Pagi, abang-abang ku tersayang. Pagi bund, yah" sapa Ameira kepada keluarganya yang berada di meja makan dan langsung duduk di samping Gasya

"Pagi juga, sayang" balas Dalton

"Hari ini berangkat sama siapa Lo?" tanya Agnes kepada adik perempuannya tersebut.

Ameira nampak berfikir sejenak, "Emm, kaya nya bareng Lo berdua si bang"

Gasya melirik ke arah Ameira, "Tumben gak bareng Daren?"

"Dwaren, bwerwangkat swamwa Gwalwang" jawab Ameira tidak jelas, karena mulutnya di penuhi oleh roti.

"Di Telen dulu"

DAREN (on going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang